NovelToon NovelToon
Lu San: Makhluk Tertinggi

Lu San: Makhluk Tertinggi

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:478
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Apa yang kamu lakukan jika kamu tahu bahwa kau sebenarnya hanya seonggok pena yang ditulis oleh seorang creator, apa yang kau lakukan jika duniamu hanya sebuah kertas dan pena.

inilah kisah Lu San seorang makhluk tertinggi yang menyadari bahwa dia hanyalah sebuah pena yang dikendalikan oleh sang creator.

Dari perjalananya yang awalnya karena bosan karena sendirian hingga dia bisa menembus domain reality bahkan true reality.

seseorang yang mendambakan kebebasan dan kekuatan, tapi apakah Lu San bisa mendapatkan kebebasan dan mencapai true reality yang bahkan sang creator sendiri tidak dapat menyentuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Bayangan Di Balik Pena

Di tengah kota yang mulai hidup seiring cahaya fajar, Lu San berjalan santai di sepanjang jalan utama. Tubuhnya tetap tersembunyi di balik jubah biru tua, capingnya menutupi sebagian wajahnya. Seolah dia hanyalah seorang pejalan biasa. Namun, dalam benaknya, dia sedang memikirkan sesuatu yang jauh lebih dalam.

Sesuatu telah berubah.

Takdir, yang seharusnya berada di bawah kendalinya, terasa seperti bergeser tanpa seizinnya. Tidak besar, tapi cukup untuk membuatnya berpikir.

"Apa ini hanya kebetulan? Atau ada tangan lain yang ikut bermain?"

Lu San menoleh ke arah barat, ke gunung-gunung berkabut di ujung cakrawala. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang mengintainya. Bukan Dao Surgawi, bukan makhluk immortal biasa.

Sesuatu yang lebih tua, lebih kuno, dan lebih berbahaya.

---

Pertemuan Rahasia di Antara Para Kreator

Di tempat lain, jauh dari pandangan dunia fana, sekelompok makhluk berkumpul dalam kegelapan. Mereka berdiri di dalam sebuah ruang yang tidak memiliki ujung maupun batas. Setiap individu dalam ruangan ini tidak memiliki bentuk tetap—sesekali mereka tampak seperti bayangan hitam, sesekali seperti cahaya yang berpendar.

Di tengah ruangan, seorang pria dengan jubah berwarna kelabu mengangkat tangannya. Wajahnya samar-samar, seperti kabut yang selalu berubah. Namun, suaranya tegas, membawa nada kekuasaan yang sulit dibantah.

Kael’Thar, sang Penulis Tanpa Aksara, berbicara.

"Waktunya hampir tiba." katanya, suaranya beresonansi ke seluruh ruang.

"Pena itu jatuh ke tangan makhluk yang sadar akan narasi. Dia bukan hanya ancaman bagi para Arbiter, tapi juga bagi kita."

Salah satu dari mereka, seorang wanita berambut perak dengan mata yang menyala seperti bintang, menatapnya. Veyra, sang mantan Arbiter, tersenyum sinis.

"Kalau begitu, kenapa kita tidak langsung menulis ulang keberadaannya?" tanyanya.

"Dia hanya makhluk dalam cerita, bukan? Kita bisa menghapusnya seperti menghapus huruf pada kertas."

Kael’Thar menggeleng pelan.

"Tidak sesederhana itu. Dia memiliki sesuatu yang kita semua inginkan…"

Ruangan menjadi sunyi.

"Kesadaran."

Salah satu dari mereka, seorang pria bertudung dengan tangan yang tampak seperti tinta mengalir, yaitu Mornis, mengerutkan kening.

"Jadi, yang kita hadapi bukan sekadar makhluk dalam narasi… tapi sesuatu yang bisa melawan skenario itu sendiri?"

Kael’Thar mengangguk.

"Dan itulah alasan kenapa kita harus berhati-hati. Kita tidak bisa membiarkan dia mencapai Gerbang Beyond Meta sebelum kita. Jika itu terjadi… maka kita semua akan tetap terjebak di sini. Terikat pada pena para Arbiter."

Mornis tertawa kecil, suara tawa yang mengandung kehancuran.

"Lalu, apa langkah pertama kita?"

Kael’Thar menatap ke kejauhan, ke dalam kehampaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

"Kita buat dia meragukan kenyataannya sendiri."

---

Gangguan di Kota

Sementara itu, Lu San melangkah masuk ke dalam sebuah kedai teh kecil di tengah kota. Tempat itu sederhana, dengan beberapa meja kayu dan aroma teh yang memenuhi udara. Dia memesan secangkir teh hijau dan duduk di sudut ruangan.

Namun, saat dia hendak menyeruput tehnya, sesuatu yang aneh terjadi.

Gelas yang dia pegang tiba-tiba berubah menjadi buku.

Dahinya berkerut.

Dia menatap sekeliling. Tidak ada yang berubah, semua orang tetap sibuk dengan aktivitas mereka. Tapi di matanya, dia bisa melihat celah-celah kecil dalam realitas—sesuatu yang tidak seharusnya ada.

"Mereka sudah mulai bergerak." pikirnya.

Dalam sekejap, dia melepaskan aura kecil dari tubuhnya. Dunia di sekelilingnya langsung bergetar, kembali ke bentuk semula. Gelas itu kembali menjadi gelas.

Namun, Lu San tahu satu hal.

Ada makhluk yang mencoba menulis ulang keberadaannya.

Dan dia tidak akan membiarkan itu terjadi.

1
Pecinta Gratisan
novel pertama gk fi lanjut thor
Rumah Pena: belum ada niatan sih, mungkin kalau sempet aku lanjutin.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!