NovelToon NovelToon
BUKAN DI TANGAN-ku

BUKAN DI TANGAN-ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:238
Nilai: 5
Nama Author: Ansu Arisanti

"saat aku bertemu denganmu aku mengerti. cinta itu memang sangat indah dan kesepian itu terasa sangat menyiksa dan kedua hal itu disebabkan oleh orang yang sama, ya kau."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ansu Arisanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

04 - Belleza

...Mama ♥️...

...melakukan panggilan video🎥...

...TETIMA 📞 TOLAK ❌...

Arsa yang mengetahui Mamanya menelepon nya segera menetralkan perasaannya dengan menarik nafas dari hidung buang perlahan dari mulut, 3x dia mengulang dan melakukan gerakan yang sama. setelah dirasa cukup dia akhirnya mengangkat sambungan video dari ibunya.

Kata pertama yang Arsa ucapan hanya menayangkan kabar ibunya tak lupa menanyakan keberadaan ayahnya dimana, bagaimana keadaan ayahnya sehat atau bagaimana. Setelah basa-basi dan mengobrol tentang kegiatan masing-masing dan sebelum telepon berakhir ibunya meminta adiknya untuk mengucapkan pada Arsa secara langsung bahwa dirinya memerlukan sepatu untuk sekolah. Arsa hanya tersenyum. Karena dia tahu adiknya tergolong orang yang pemalu walupun sebenernya , karena berkali-kali ibunya menyorot wajah adiknya untuk mengatakan sesuatu pada Arsa . Adiknya hanya tersenyum cekekeh dan lebih memilih lari ke dalam rumah, Arsa dan ibunya yang melihat itu hanya tertawa. Tak lupa ibu Arsa membalikan kamera lagi untuk memperlihatkan sepatu adiknya yang menjadi kendala.

Setelah di rasa cukup Arsa pamit untuk mematikan telepon dari ibunya karena dia ingin istirahat dulu, Dia bukan mencari alasan ataupun berbohong pada ibunya. Dia memang benar ingin istirahat karena dirasa cape setelah seharian dia bekerja.

Arsa benar-benar dalam kebingungan keputusan mana yang dia ambil, jika dia punya uang lebih mungkin dia tak akan kebingungan memilih karena dia pasti akan memenuhi keinginan dan keperluan adiknya tanpa perlu melihat dan berpikir jauh kebutuhan siapa yang lebih penting.

Namun dirinya teringat saat masih sekolah dan mengingat juga adiknya dirumah, dia tak ingin adiknya merasakan hal yang sama dengan dirinya semasa sekolah, Arsa tak ingin ada rasa minder atau tak enak karena adiknya tak memiliki barang yang di miliki oleh temen-temen sekelas seperti dulu yang ia rasakan.

Arsa yang berniat untuk mengistirahatkan badannya ternyata tidak langsung terlelap karena dirinya lebih memilih membuka m-banking miliknya dan mengirimkan uang ke no rekening ibunya di rumah yang sudah tersimpan di ponsel nya.

Sebenarnya bisa aja Arsa minta ibunya untuk menambahi kekurangan untuk membeli sepatu adiknya, namun niat itu ia urungkan. Dia lebih memilih mengirimkan uang sekitar harga sepatu yang ditaksirkan ibunya.

Harga sepatu tersebut sebenarnya tidak begitu mahal mungkin sekitar ±150.000,- - untuk orang-orang yang memiliki perekonomian cukup namun bagi Arsa harga sepatu tersebut cukup menguras isi dompet jika pembeli tersebut tergolong masyarakat kelas bawah / menengah ke bawah

Bahkan dulu sepatu yang ia gunakan selama sekolah di bandrol dengan harga kurang dari Rp.100.000,- , seharga Rp 70.000,- sudah cukup memiliki sepatu yang bagus namun ya kebanyakan sepatu yang dia beli tidak tahan lama. Bahkan dia lebih sering merima sepatu bekas tetangganya yang sudah tidak terpakai lagi.

Arsa maupun ibunya tidak merasa di rendahan malahan Arsa merasa senang memiliki sepatu tersebut karena sepatu tersebut masih layak untuk di gunakan. Jika Arsa bisa menyamainya mungkin sepatu yang dibeli ibunya dulu untuk dirinya sama dengan 1 lipsbam, lipcream yang temannya beli di toko yang sedang ia jelajahi

"Saa... gue udah beres. Lo udah Nemu barang yang Lo mau ? " tanya Belza pada Arsa

"Nggak ada karena gue butuhnya baju." cekekeh Arsa

"seriusan Lo ga ngiler liat ginian mana diskon gede-gedean." tawar Belza

Arsa hanya menggelengkan kepalanya sambil merapatkan bibirnya lalu tersenyum setelahnya. Belza hanya merespon dengan anggukan juga

"Ah Lo giliran buku yang bikin gue mual Lo malah kalap beli ini itu." tuduh Belza , Alsa yang dituduh hanya bisa cengengesan.

"Abis ini kemana, udah malem nih." ucap Arsa

"Nyari baju. Lo ga jadi beli? Oh my God iya udah gelap coy." respon Belza

"Jadi ayo." ajak Arsa

Arsa sebentarnya enggan untuk beli baju di tempat yang seperti ini , seperti yang kalian tahu dia pasti sayang akan uang yang harus di keluarkan nya. Namun dia benar-benar butuh baju itu untuk dia gunakan segera. Sebenarnya bisa saja dia membeli online namun dia takut barang tersebut tidak datang tepat waktu .

Seperti nya nasib sedang berpihak pada Arsa, baju formal putih yang ingin dia beli memiliki diskon dan hari ni adalah hari terakhir nya . Harganya juga Rp.105.000,- setara dengan harga novel yang sering ia beli di toko buku , baju itu terbilang murah karena baju tersebut merupakan baju dengan merk yang cukup terkenal mungkin jika di hari hari biasanya bisa nyampe 2x lipat dari harga sekarang. Kualitas bajunya juga sangat bagus tidak terlihat nerawang seperti kebanyakan baju yang sering dia beli di toko online.

"Menurut Lo mending yang mana Zaa?" tanya Arsa

Zaa keheranan karena baginya baju yang Arsa tunjukkan memiliki baju yang sama bahkan warna yang sama. Saat Arsa menggeserkam sedikit jemarinya barulah Zaa paham mengapa temannya memintanya untuk memilih , karena Zaa tahu betul kebiasaan Arsa yaitu dia tidak tahu tentang ukuran bajunya sendiri untungnya dirinya selalu miliki temen yang tahu fashion dan pakaian yang cocok untuk dirinya.

Awal nya Zaa ingin sekali menunjuk baju yang di pegang di lengan kanan Arsa namun ia urungkan, pasalnya Zaa lebih ingin sekali melihat perubahan pada fashion temannya, agar memakai pakaian pas di badan tidak seperti pakaian yang sering ia kenakan nya sekarang yang bahkan ukurannya selalu oversize lebih besar dari bisanya.

"Ayo..." Arsa mengajak Zaa mendekati kasur untuk melakukan pembayaran.

Arsa di sibukan mencari kartu debitnya yang biasa ia taro di dompet. Namun saat membuka dompet ia tak menemukan benda yang dia cari. Pencarian Arsa tidak hanya di sana dia meronggah selah kecil yang ada di totebag miliknya ternyata memang terletak disana mungkin Arsa sembarang menaruhnya sehingga dirinya lupa letaknya.

Saat ia menyodorkan kartu debit nya dia dikagetkan karena temannya telah lebih dulu membayar belanjaannya tanpa dia sadari. Bahkan bajunya sudah dalam paperbag berwarna yang menjadi ciri khas toko tersebut, pun sudah ada dalam genggaman tangan temannya sekian dekit kemudian Zaa menyerahkan paperbag tersebut kepada Arsa.

"Nanti Gue TF yaa," ucap Arsa

"No, itu buat Lo hadiah ulangtahun dari gue." balas Belza

"Ultah gue masih lama Zaa, gue ga mau terima ini, " tolak Arsa

"Ehhh apa iya ? Gue lupa hhaaaa. Yaudah itu hadiah buat Lo aja, karena lo mau resign juga akhirnya." tawa Belza

Arsa ikut tertawa menimpali perkataan Belza, bersamaan dengan tawa mereka terdengar suara di microphone yang Arsa bahkan Belza tidak tahu menahu pasalnya suara yang ia dengan tidak begitu jelas. Entah itu anak yang mencari ibunya, entah itu informasi diskon atau apapun Arsa tidak begitu berniat mencari info lebih mengenai suara yang dia dengar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!