di kota pemalang, tepatnya jalan sudirman terdapat sebuah toko boneka yang terlihat sangat biasa. pemiliknya seorang pemuda bernama sugi, semua orang menaruh hormat kepadanya, karena kesaktianya tiada tanding, segala macam ilmu hitam tidak berpengaruh padanya, ucapanya seperti mantra itu sendiri, segala jenis pusaka tidak berani menunjukan kadigdayaanya di depan sugi. para orang orang sakti yang menunjukan kesaktianya hanya di anggap orang gila di matanya. namun sugi sendiri tidak menyadari bahwa dia adalah orang sakti.
"kenapa kalian berlutut padaku...?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kaeros sih pembunuh berdarah dingin
"Ya sudah terimakasih anak muda, kau sudah mau menjadi pendengar yang baik ternyata tadi aku salah menilaimu.." ucap tugimen sambil berdiri.
"Sama sama pak tugimen.. bapak mau kemana ini masih hujan loh pak... apa ga nginep semalam dulu di sini.." tanya sugi.
Tugimen Akan pergi karena berfikir untuk tidak mengorbankan manusia biasa ini, dari teluh tawon mengerikan itu.
"Lain kali saja mas sugi... saya mau pasrah saja jika harus di laporkan ke polisi oleh pihak pinjol... saya mau pulang setidaknya sebelum saya di tangkap polisi saya mau lihat wajah cantik putri saya dulu.."
Hati sugi makin teriris mendengar ucapan tugimen.
"Semoga saat bapak keluar dari penjara, putri bapak yang cantik itu bisa sembuh dan bapak hidup bahagia.." ucap sugi.
"Aminn..!!! Semoga saja yah mas sugi.."
Tugimen dan sugi berjalan ke arah pintu toko.
"Kalau begitu saya permisi dulu.." ucap tugimen. Sambil berjalan pergi.
Sesampainya di depan toko sugi, tugimen berbalik dan melambaikan tanganya sambil tersenyum.
Sugi membalasnya dengan tersenyum manis.
Tugimen melakukan hal tersebut bukan tanpa alasan. Ia juga merasa iba atas cerita sugi yang hidup sebatang kara. Tugimen juga kasihan terhadap sugi yang kehilangan ibunya, dan harus berjuang demi sesuap nasi dan segenggam Berlian.
Sugi memandangi punggung tugimen dengan tatapan mata memerah menahan air mata. jujur saja ia saat ini tidak mennyangka akan ada orang yang memiliki penderitaan seperti tugimen di kejar kejar pinjol, dan yang lebih parahnya putri kesayanganya sakit karena di guna guna oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Semoga setelah kau keluar dari penjara kau bisa hidup bahagia pak tugimen.." ucap sugi.
Sugi kemudian berbalik mengunci pintu toko dan memasang tanda tutup. Seharian ini toko boneka sugi sama sekali tidak ada pembeli.
Sugi kemudian berjalan masuk ke kamarnya dan tidur, sugi menarik selimut karena hawanya sangat dingin akibat hujan di luar.
Jika ini film adegan berpindah ke arah gudang sugi. Satu boneka pria muda berjubah hitam dengan rambut panjang bangkit dan perlahan lahan berjalan.
Ceklek..!!! Pintu gudang terbuka dengan sendirinya.
Boneka tersebut kemudian keluar.
Ceklek..!! Pintu gudang langsung terkunci dengan sendirinya.
Boneka pria berambut panjang itu berjalan ke depan tepatnya pintu utama. Satu boneka kakek tua dengan pakaian seperti bangsawan jawa yang tadi terjatuh akibat angin juga bergerak dan berjalan di samping boneka pria muda berambut panjang itu.
Jika ada yang melihat dua boneka yang berjalan tersebut sudah pasti orang yang melihat akan merinding ketakutan.
Ceklek...!! Dengan sendirinya pintu depan terbuka.
Dua boneka tersebut langsung melesat keluar, dengan kecepatan yang benar benar sangat cepat, bahkan tidak bisa di lihat oleh mata telanjang.
Ceklek..!! Pintu utama kembali terkunci Suasan kembali hening.
"Ngokkk...!! ngokk..!! ngokk..!!" Hanya terdengar ngorokan Sugi yang sedang tertidur.
***
Sementara itu di sebuah rumah mewah yang sangat besar, berdiri seorang kakek tua berambut gondrong, dan di sampingnya seorang pria paruh baya seumuran tugimen, berdiri memandangi tawon hitam yang terkapar di lantai di depan mereka. Pria paruh baya tersebut bernama heri, dan kakek tua tersebut bernama mbah sigit.
"Siapa yang sudah membunuh tawon jelmaan teluh ini mbah.." tanya heri.
"Hmmm, Entahlah kurasa tugimen meminta bantuan seorang tuan sakti untuk membunuh teluh ini.." jawab mbah sigit.
"Tuan sakti..? Siapa tuan itu, brengsek..!! Beruntung sekali hidup tugimen bisa bertemu dengan tuan sakti dan selamat dari tawon teluh ini.."
"Tenang saja heri, sebagai orang yang sudah berpengalaman di dunia bawah. Aku yakin sekali tidak ada yang gratis di dunia ini, pasti tugimen membayar sangat mahal pada tuan sakti itu agar mau membunuh tawon teluh yang ku kirim bisa saja tuan sakti itu meminta semua harta tugimen. Dan yang paling penting gita putri tugimen masih belum sadarkan diri."
"Hahahahahah..! Aku lupa tentang sih gita itu... mbah apa kau tidak cari tahu siapa yang sudah membunuh tawon teluh ini."
"Mencari tahu..?" Bukan ide yang buruk."
Mbah sigit kemudian menyentuh tawon teluh itu, mulutnya komat kamit seperti membaca mantra dan matanya terpejam.
Pandangan mbah sigit hanya gelap. Tiba tiba saja banyak pasang bola mata yang menatap mbah sigit.
"Akhhh...!" Rintih mbah sigit sambil melempar tawon dan tangan mengecek ngucek matanya.
"Kenapa mbah..?"
"Siall, tuan yang membunuh tawon teluh ini sangat kuat, bahkan aku hanya menerawang saja hampir buta, tuan itu memiliki banyak sekali khodam khodam yang sangat kuat, kurasa tuan itu adalah tuan sakti yang tidak terkalahkan."
"Benarkah..? Kenapa tugimen bisa tuan sehebat itu.."
Dalam obrolan mereka berdua tiba tiba seorang penjaga dengan tubuh bersimbah darah, datang dengan jalan mengesot.
"Ga... Gawat... ce.. cepat kabur dari sini tuan heri mbah sigit.." ucap penjaga tersebut secara terbata bata kemudian langsung tewas begitu saja.
"Berani sekali ada yang menyerang kediaman tuan heri..!!" Teriak mbah sigit
Bang...!!! Pintu utama terbuka lebar, seorang pria muda berambut panjang mencekik dua penjaga dan langsung di lempar ke arah heri dan mbah sigit.
Nampak seorang pria muda berambut panjang, pupil matanya berwarna biru yang berbentuk seperti celah yang sempit, alisnya tebal dan hitam dengan ujung yang melengkung ke atas seperti tanduk.
Hidungnya mancung dan tajam dengan lubang hidung yang kecil dan tersembunyi di balik rambut panjang hitamnya. Pria tersebut mengenakan pakaian hitam longgar dengan lengan panjang dan bersembunyi di balik sarung tangan hitam.
Mbah sigit mengucek ucek matanya melihat siapa pemuda tersebut.
"Ti.. tidak mungkin ka... kau seharusnya sudah lama mati.." ucap mbah sigit dengan badan gemetar ketakutan.
"Siapa dia mbah kenapa mbah takut.. "
"Di.. dia adalah kaeros pembunuh bayaran berdarah dingin seharusnya dia sudah lama mati karena dia hidup saat aku masih kecil. tetapi dia saat ini masih terlihat sangat muda ada apa dengan dia... dan siapa yang mengirimnya.."
Heri menelan ludahnya secara kasar dari ucapan mbah sigit saja heri sudah merasa gemetar, apa lagi sosok kaeros pembunuh berdarah dingin itu menatapnya membuat heri ketakutan setengah mati.
"Siapapun yang mengacungkan senjatanya pada tuan damar aby sugito, hukuman paling ringanya adalah kematian..!!" ucap kaeros sambil tersenyum tipis.
"Tu.. tuan damar aby sugito siapa..? kami tidak pernah berirurusan dengan beliau.."
Kaeros tidak menjawab sebuah belati hitam legam yang terlumuri darah terlihat di tangan kanan kaeros.
Whusss...!! Kaeros melesat bagaikan semilir angin.
Tanpa rasa kasihan. tanpa ragu ragu, dan dengan wajah dinginya kaeros menebas tenggorokan heri dan mbah sigit.
"akhhh..!!" "akhhh...!!
Bugh..!! Bughh..!! Tubuh heri dan mbah sigit terjatuh.
Klo di hutan ada boneka harimau ama siluman kapal yg td dilepas ama Sugi. Maaf klo aku sok tau😁.