ZUA CLAIRE, seorang gadis biasa yang terlahir dari keluarga sederhana.
Suatu hari mamanya meninggal dan dia harus menerima bahwa hidupnya sebatang kara. Siapa yang menyangka kalau gadis itu tiba-tiba menjadi istri seorang pewaris dari keluarga Barasta.
Zua tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam semalam. Tapi menjadi istri Ganra Barasta? Bukannya senang, Zua malah ketakutan. Apalagi pria itu jelas-jelas tidak menyukainya dan menganggapnya sebagai musuh. Belum lagi harus menghadapi anak kedua dari keluarga Barasta yang terkenal kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 11 Kantor Ganra
Akhirnya Zua ikut masuk dengan Ganra ke dalam kantor besar itu.
Ia merasa semua orang sedang menatapnya. Gadis itu mengikuti langkah Ganra dari belakang memasuki kantor besar tersebut. Tapi ia tidak menyangka sama sekali orang-orang dalam kantor akan meliriknya. Gadis itu hanya bisa menunduk. Salahkan Ganra yang ingin dia ikut masuk. Sudah paling benar kalau dia tunggu saja di mobil tadi.
"Pak Ganra," Ganra berhenti melangkah. Otomatis langkah Zua ikut terhenti. Tapi karena dirinya berjalan sambil menunduk, ia tidak lihat Ganra berhenti dan malah menubruk pria itu dari belakang. Kepalanya yang terbentur terasa sakit, dan langsung ia usap-usap.
Ganra sendiri hanya meliriknya sekilas tanpa bicara apapun, kemudian fokus ke arah wanita berpenampilan rapi yang memanggil namanya tadi. Di tangan wanita itu ada tumpukan map. Oh, mungkin itu sekretarisnya Ganra. Zua tersenyum miring. Memang terbukti pria itu mesum. Sekretarisnya saja harus yang secantik itu.
"Para pemegang saham sudah menunggu di ruang rapat." kata Wanita itu. Zua mendengar percakapan mereka dengan malas.
"Aku akan ke sana lima menit lagi. Di mana Rayyan?" nada bicara Ganra yang datar membuat Zua menahan tawanya. Setelah berinteraksi full dengan pria itu hari ini, Zua tahu pria itu memang kaku dan dingin. Tapi Zua juga tahu, mood pria itu suka berubah. Paling suka menggoda dengan pikiran-pikiran mesumnya.
"Rayyan sekarang ada di ruang meeting pak."
"Suruh dia keruanganku sekarang juga." kata Ganra lagi. Wanita itu mengangguk, melirik Zua sebentar lalu pergi dari hadapan mereka. Sesekali Zua juga melirik ke wanita yang tampak jauh lebih dewasa darinya tersebut. Cantik dan menawan, menurutnya. Ia tidak sadar Ganra sedang memperhatikan gerak-geriknya sejak tadi.
"Kau kagum dengan kecantikannya? Ingin cantik seperti dia? Jangan mimpi." kata Ganra hanya bermaksud membuat Zua kesal. Ia tidak tahu kenapa, tapi ia jadi suka melihat ekspresi jengkel gadis itu. Seperti sekarang ini. Raut wajah jengkel Zua ketika menatapnya membuat pria itu merasa lucu. Ada kebahagiaan tersendiri yang ia rasakan. Asyik saja menggoda gadis itu menurutnya.
"Katamu akan meeting kan? Kalau begitu aku tidak usah menunggu. Aku akan pulang sendiri saja." kata Zua lalu berbalik hendak pergi. Tapi Ganra cepat-cepat meraih pergelangan tangannya, menghentikan gadis itu.
"Kenapa?" tanya Zua menatap Ganra. Orang lain yang melewati tempat itu menatap mereka dengan wajah penasaran. Ketika Ganra menatap balik ke arah mereka, karyawan-karyawan tersebut langsung menunduk pura-pura sibuk. Tatapan cucu pemilik perusahaan itu menyiratkan dengan tegas pada mereka kalau jangan mencampuri urusan orang.
"Jangan coba-coba kabur Claire," kata Ganra dengan suara pelan. Ia menatap Zua tajam dan penuh peringatan.
"Siapa yang mau kabur? Aku bilang aku mau pulang sendiri, bukan mau kabur. Kau lulus SD kan?" ucap Zua jengkel. Ganra mendengus pelan. Gadis ini berani sekali melawannya.
"Aku tahu apa yang ada dalam otakmu itu. Dan jangan harap aku akan mengijinkanmu pulang sendiri. Ikut aku," lelaki itu lalu menarik Zua masuk ke dalam ruangannya.
Heran, laki-laki ini kenapa sih? Lagian Zua juga tahu ia tidak bisa kabur sembarangan sekarang ini. Kan masih ada mata-matanya kakek Barasta yang terus mengikuti mereka sejak tadi. Apa Ganra takut kalau seandainya dia kabur, tawaran menggiurkan kakek Barasta yang entah apa itu akan hangus?
Pasti itu. Zua kesal. Laki-laki ini benar-benar memanfaatkan kesempatan untuk keuntungan dirinya sendiri.
"Duduk di sini," Ganra melepaskan Zua di sofa. Ruangan kerjanya sangat besar. Ada perpustakaan kecil juga di dalamnya. Banyak buku. Tapi kebanyakan pasti buku tentang bisnis. Apalagi coba, masa komik atau novel. Kan tidak lucu. Tapi mungkin juga sih. Siapa yang tahu kalau Ganra ternyata penggila komik juga? Bisa saja kan?
Sesaat kemudian seseorang mengetuk ruangan tersebut dan masuk. Bukan wanita yang tadi, tapi seorang pria jangkung berkacamata dengan penampilan rapi ala-ala pekerja kantoran. Zua tertawa. Kan pria itu memang pekerja kantoran.
"Bos, kata Silla kau memanggilku." cara bicara pria itu lebih santai dari wanita tadi. Pria itu melirik Zua dengan raut wajah heran. Ia penasaran siapa wanita itu, tapi tidak mungkin dia bertanya langsung di depan Ganra. Wanita itu tampak sangat muda. Siapa?
Rayyan terus melirik ke arah Zua dan bertanya-tanya sendiri dalam hatinya. Apa gadis itu bagian dari keluarganya Ganra, salah satu cucu termuda keluarga Barasta? Tapi yang Rayyan tahu cucu kakek Barasta, orang yang paling berkuasa di perusahaan ini hanya empat orang. Perempuan satu, dan yang pasti bukan gadis yang sedang duduk di ujung sana.
"Jangan menatapnya begitu, kau membuatnya tidak nyaman Rayyan." tegur Ganra. Rayyan kembali meliriknya. Pria itu tertawa pelan.
"Maaf bos, siapa dia? Adik perempuanmu yang lain?" Rayyan setengah berbisik agar suaranya tidak kedengaran oleh gadis yang sekarang sibuk dengan ponselnya.
Giliran Ganra yang tertawa. Adik perempuan apaan
"Dia tunanganku, calon istri." sahutnya tidak menutupi fakta apapun. Toh semua karyawan di kantor ini akan tahu ketika mereka menikah nanti. Kakek Barasta tidak mungkin mengadakan pernikahan diam-diam untuk cucunya.
Rayyan kaget. Seolah tidak percaya pada ucapan Ganra.
"Bos tidak sedang bercanda kan?"
"Apa di matamu aku tipe pria yang suka bercanda?"
"Tapi gadis itu terlihat sangat muda. Setahuku tipemu wanita dewasa,"
"Umurnya sudah cukup untuk menikah." Ganra mengucapkan kalimat itu agak keras sambil melirik Zua. Iya yakin gadis itu pasti mendengar kata-katanya.
Rayyan terus menatap atasannya. Bahkan ia lihat Ganra tersenyum tipis ketika melirik ke arah gadis itu.
"Lupakan tentang masalah pribadiku. Mari bicarakan pekerjaan. Kau sudah menghubungi tim pemasaran? Bagaimana dengan para model?"
"Aku sudah mengumpulkan beberapa model dari tiga manajemen terkenal. Data mereka sudah ada pada Silla. Kita akan membahasnya bersama dan menentukan model mana yang cocok bekerja sama dengan perusahaan ini." jelas Rayyan. Ganra mengangguk.
"Semua orang sudah berkumpul di ruangan meeting. Tinggal menunggu bos." ia melanjutkan.
Ganra berdiri dari kursi dan melangkah mendekati Zua sebentar. Rupanya gadis itu sedang bermain game.
"Claire,"
Zua menghentikan kegiatannya sebentar, lalu mendongak ke pria kaku yang berdiri di depannya. Ganra adalah satu-satunya orang yang memanggilnya dengan nama belakangnya.
"Aku meeting dulu. Kau tunggu di sini. Kalau lapar, pergilah ke kantin di lantai satu. Ingat, jangan berani keluar dari gedung ini sebelum aku kembali. Paham?" Zua memutar bola matanya malas.
"Jawab aku, Claire." suara itu penuh penekanan.
Zua menarik napas lelah.
"Iya aku paham, puas?" balasnya menatap Ganra dongkol. Pria itu menyeringai.
"Anak pintar." katanya sambil mengacak-acak rambut Zua sebelum berbalik meninggalkan ruangan itu. Rayyan ikut keluar dengan ekspresi keheranan. Ini pertama kalinya ia melihat si bos memperlakukan yang namanya perempuan seperti itu. Terkesan sangat memperhatikan dan perhatian. Meski tidak bisa disamakan dengan kebanyakan pria romantis, bagi Rayyan perlakuan Ganra tadi adalah sebuah keajaiban.
kok jadi bingung sendiri...... bener² gak bsa d biarin ini
Ganra dah mulai nyaman berada disisi zua dan ganra merasa gemes sm tingkah laku zua yg apa adanya....
Aku sll menunggu ganra bucin akut sm zua dan ganra bersikap romantis kezua...
zua ganra ganra baru pertama kl jatuh cinta biasanya sikapnya sll dingin dan datar....
Bagi ganra zua itu gadis unik dan perempuan diluar sana sll mengejar2 Ganra,,, justru ganra tidak peduli/tertarik....
berbeda dgn zua sangat polos dan lugu dan tidak tertarik sm ganra sll jutek....
Ganra dan zua persis tom and Jerry sll berdebat terus tidak pernah akur....
lanjut thor......