Kisah seorang gadis bernama Selina yang terpaksa harus menikah dengan seorang pria tampan nan kaya yang bernama Lazuardi, menikah bukan karena cinta melainkan karena terjadinya sebuah accident yang tak terduga menimpa keduanya.
Akankah mereka bahagia...akankah mereka dapat membina rumah tangga seperti yang di harapkan setiap orang...????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
❤️ Happy Reading ❤️
''Kamu ini kenapa? tiba-tiba marah gak jelas.'' sahut Selin.
''Aku ingatkan sekali lagi akan statusmu saat ini...kamu adalah seorang istri dan aku adalah suamimu.'' kata Ardi. ''Dan kamu sebagai seorang istri harus nurut serta dengerin apa kata suami.'' imbuhnya.
''Suami...suami...suami...'' kata Selin dengan terkekeh. ''Dari tadi kamu menyebut dirimu sebagai seorang suami...sudah pantas belum kamu disebut dengan sebutan itu?'' kata Selin. ''Kalau kamu saja belum memberikan hakku dan menunaikan tanggung jawab serta kewajibanmu...jangan pernah menuntut apapun dariku.'' sambungnya lagi tak mau kalah.
''Kalau itu mau kamu...mari...aku akan berikan hakmu dan melaksanakan kewajibanku.'' kata Ardi sambil berjalan mendekat ke arah Selin.
Semakin dekat hingga kini Ardi pun sudah merangkak naik ke atas tempat tidur.
''Mau apa kamu?'' kata Selin yang beringsut mundur dari duduknya saat ini.
''Tentu saja aku ingin menjalankan kewajibanku serta menuntut hakku.'' jawabnya dan setelah mengatakan itu Ardi menarik salah satu kaki Selin sehingga membuat wanita itu mendekat dengan berbaring.
''Ah...'' pekik Selin yang kaget karena tarikan Ardi.
''Ka...'' kata Selin.
''Shutt...bukannya ini yang kamu mau...'' potong Ardi sambil menatap wajah wanita yang saat ini sudah berada di bawahnya.
Ardi pun langsung membungkam b***r Selin dengan gerakan cepat dan tiba-tiba sehingga sang empunya tak sempat untuk menghindar.
''Bernapas...'' kata Ardi melepas p****tannya. ''Apa kamu ingin kehabisan oksigen...'' katanya lagi namun sebelum Selin menjawab dirinya susah kembali lagi menikmati apa yang sebelumnya telah dia rasakan.
Begitu memastikan bahwa Selin sudah terbuai olehnya...Ardi pun memberikan sedikit gigitan kecil agar dirinya mendapatkan akses untuk menyusupkan indra pencecapnya dengan leluasa.
Selin yang sudah ikut menikmati pun sedikit di sedikit mulai membalas...walaupun masih terlihat sangat kaku dan hal itu membuat Lazuardi menyeringai.
Bagaimana tidak kaku...ini adalah kali pertama untuk Selin melakukan hal seintim ini.
Ardi yang sudah terlalu terbakar gairah pun melanjutkan penelusurannya untuk berjelajah dan melakukan hal yang lebih lagi.
Ini juga adalah hal pertama untuk Ardi tapi dia adalah seorang pria dewasa, jadi dia mengikuti insting serta nalurinya.
Setelah puas menikmati...dia pun melanjutkan penelusurannya...bergerak terus semakin ke bawah.
Tak lupa pula di tinggalkannya beberapa jejak kepemilikannya di sana, indra pencecapnya pun di mainkan di sana sini sesuka hatinya...memberikan rangsangan demi rangsangan yang bisa membuat si empunya semakin terbakar gairah.
Sebelah tangannya pun sudah tak bisa di kondisikan, bergerilya kesana-kemari...menggapai apapun yang bisa dia gapai.
''Aku akan memulainya.'' kata Ardi memberi tahu setelah mulut serta tangannya puas kesan kemari menikmati semuanya yang ada di tubuh Selin. ''Tenang saja aku akan melakukannya secara perlahan.'' ujarnya lagi sebelum Selin mengucapkan sepatah kata pun, karena wanita itu saat ini sedang mengatur napasnya yang sedang memburu.
''Oh ****...kenapa susah sekali.'' umpat Ardi saat dia pertama kali ingin melakukannya.
''Akh...'' pekik Selin ketika apa yang selama ini di jaganya tengah di terobos masuk begitu saja.
''Virgin...'' lirihnya sambil tersenyum saat merasakan sesuatu yang membasahi bagian inti miliknya.
Ada kelegaan bercampur kebahagiaan plus kebanggaan karena dirinya adalah orang pertama yang menikmati sajian indah ini...sajian yang di hidangkan oleh istri dadakannya.
Dengan gerakan perlahan namun pasti hingga keduanya mend***h di sertai dengan erangan panjang yang menandakan bahwa mereka berdua telah mendapatkan puncak kenikmatan yang baru saja mereka berdua rasakan.
''Terimakasih...cup.'' ucap Ardi lalu mencium kening Selin seusai kegiatan mereka berdua.
Baru setelah keringatnya kering, Ardi masuk ke kamar mandi untuk membersihkannya tubuhnya.
Tak lupa pula Ardi membawa air hangat plus waslap untuk membersihkan seluruh tubuh Selin tanpa terkecuali.
Ardi sungguh tak tega melihat Selin yang terkapar lemas harus tidur dalam keadaan kotor, karena itu akan mengakibatkan tidurnya tidak nyenyak nanti.
Ardi sekali lagi tersenyum dan saat melihat noda darah yang berada di seprai saat membersihkan bagian bawah sang istri.
Sedangkan Selin sendiri jangan di tanya...gadis yang kini sudah bukan perawan itu langsung tertidur lelap, mungkin karena sangking lelahnya akibat telah di gempur habis-habisan untuk yang pertama kali oleh pria yang berstatus sebagai suaminya.
Baru setelah selesai semuanya...Ardi menyusul sang istri untuk tidur, bahkan tubuh Ardi yang tegap berotot dengan keadaan masih bertelanjang dada itu membawa tubuh Selin ke dalam dekapannya.
❤️❤️❤️❤️❤️
''Eugh...'' lenguh Selin.
''Sudah bangun hem?'' tanya Ardi dengan posisi yang masih memeluk Selin dengan mata pun yang masih terpejam.
''Hah...'' mendengar suara serak khas bangun tidur milik Ardi, dengan spontan Selin langsung membuka matanya yang sedari tadi masih terpejam.
''Mau kemana?'' tanya Ardi yang merasakan gerakan Selin tanpa mau melepaskan pelukannya.
''A...aku mau turun ke bawah.'' cicit Selin...melihat dada bidang berotot di depan matanya membuat Selin jadi teringat dengan kejadian tadi malam sehingga membuat pipinya menjadi bersemu merah.
''Biarkan begini dulu.'' sahut Ardi sambil mengeratkan pelukannya. ''Sebentar saja.'' ujarnya lagi.
Selin hanya bisa pasrah, karena mau tetap berusaha melepaskan diri sekali pun akan terasa sangat sia-sia karena tenaganya tentu saja kalah telak dari pria yang saat ini mendekap tubuhnya.
''Bolehkan aku turun sekarang?'' tanya Selin. ''Aku harus ke kamar Langit untuk mengurusnya.'' cicitnya lagi.
''Langit sudah ada pengasuhnya, jadi kamu tak perlu terlalu mengkhawatirkannya.'' sahut Ardi.
Karena yang Ardi rasakan saat ini adalah sebuah kenyamanan. Rasa nyaman yang belum pernah dia rasakan selama ini...jadi membuatnya seakan enggan untuk mengakhiri ini semua.
''Kalau Langit mencariku bagaimana? semalam dia kan tak tau kalau aku pindah ke sini.'' kata Selin mencari alasan agar bisa lepas dari pelukan suaminya.
Jujur Selin juga merasakan hal yang sama seperti Ardi...nyaman...namun jika begini terus akan berakibat tak baik untuk kesehatan jantung Selin.
Saat ini jantung Selin seakan bekerja lebih cepat saat ini dari semestinya.
''Hais baiklah.'' kata Ardi yang kemudian mulai melepaskan pelukannya.
Selin pun langsung beringsut sambil menarik selimut yang mereka pakai untuk menutupi tubuhnya, untung saja Ardi saat ini sudah memakai celananya sejak selesai membersihkan tubuhnya tadi malam.
''Akh...'' lirih Selin dengan spontan saat berdiri dan berusaha berjalan untuk pergi ke kamar mandi.
Mendengar hal itupun Ardi yang masih terbaring secara spontan langsung beranjak dan mengangkat Selin ala bridal style.
''Ahh...'' kaget Selin yang refleks langsung melingkarkan tangannya di leher Ardi.
Tanpa banyak kata...Ardi langsung membawa tubuh itu ke kamar mandi dan beberapa menit kemudian di tinggalkannya di sana.