Alaska Krisan dan Dionna Patrania terlibat dalam sebuah konspirasi bernama perjodohan.
Demi bisa hidup tenang tanpa campur tangan Mamanya, Alaska akhirnya menuruti keinginan mamanya untuk menikahi Dionna . Spesis wanita yang berbanding terbalik dengan kriteria wanita idaman Alaska.
Bagi Dionna, Alaska itu tidak bisa ditebak, sekarang dia malaikat sedetik kemudian berubah lagi jadi iblis.
Kalau kesetanan dia bisa mengeluarkan seribu ekspresi, kecepatan omelannyapun melebihi tiga ratus lima puluh kata permenit dengan muka datar sedatar tembok semen tiga roda.
Ini bukan cerita tentang orang ketiga.
Ini tentang kisah cinta Alaska dan Dionna yang
"manis, asem , asin = Alaska orangnya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBucin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Keluarga
Sekitar jam delapan pagi, Ellen yang sudah siap menyemburkan omelan paginya pada Tuan putri pemalas mendadak panik dengan tak adanya Dionna dikamar. Gadis pemalas yang biasanya bangun kesiangan itu, tidak ditemukan dimanapun sekalipun dikolong tempat tidur yang menjadi tempat favoritnya untuk bersembunyi.
Belum sempat Ellen berteriak tapi presensi Dionna sudah terlebih dulu muncul dengan tampilan luar biasa cantik dan harum.
"Dari mana kau sepagi ini ?" Tanya Ellen terheran-heran , ia sempat berpasangka buruk kalau putrinya ini sudah melarikan diri.
"Dari salon Ma--- bukankah aku harus terlihat cantik untuk bertemu calon suamiku, mertuaku dan juga seluruh keluarga calon suamiku ??"
"Ahh---ya b-benar , anak Mama memang harus cantik "Adaline tergagap bingung.
Dionna bahkan sudah mandi, yang biasanya ia selalu memutuskan untuk mandi sehari sekali saat sore. Bukankah ini suatu pencapaian yang luar biasa ?
Sejak semalam Ellen mendapati putrinya mendadak berkelakuan aneh. Tiba-tiba saja Dionna yang pergi dengan wajah masam pulang dengan wajah yang berseri-seri.
Ellen sampai khawatir dan menduga-duga kalau putrinya itu bisa saja sedang kesurupan . Tidak mungkinkan hanya dengan bertemu calon suaminya Dionna langsung berubah 180 derajat ? Apa sesuka itu Dionna pada calon suaminya sampai perubahannya begitu kontras ? namun siapa yang tahu, bisa saja ini merupakan suatu pertanda baik .
"Ma----kira-kira dress yang mana yang cocok Dionna pakai hari ini ?" Kini gadis itu sedang kebingungan memilih dress mana yang akan ia gunakan untuk pertemuan penting siang ini.
"Ahh---ya-- sebentar biar Mama bantu pilih.."
Begitu melihat dua dress pilihan Dionna, Ellen dibuat tak bisa berkata-kata---spechless.
Ditangan sebelah kiri merupakan dress tanpa lengan dengan potongan pendek tentunya akan mempertotonkan sebagian bokong putrinya jika dikenakan dan yang ditangan sebelah kanan merupakan dress ketat press body, memang panjang dan sopan namun ada yang mengganjal ketika diperhatikan lebih teliti yaitu adanya belahan dari bagian bawah naik kepaha mungkin akan sampai ke pangkal paha jika dipakai putrinya.
"Kau ingin bertemu calon mertuamu atau ingin pergi ke club malam huh ? Pakai pakaian yang lebih sopan Dionna !"
"Tunggu dulu---dari mana Mama tahu pakaian seperti di dipakai keclub malam ?"
"Kamu kira Mamamu ini kolot huh ? Mama tahu semua jenis pakaian yang kau gunakan setiap malam mengendap-ngendap keluar"
Dionna mencebik "Ini yang paling sopan Ma, lihat saja sendiri.."
Ellenpun beranjak ke ruangan khusus yang terhubung dengan kamar putrinya, wanita setengah baya itu mulai berkeliling membongkar satu persatu pakaian yang ada disana hingga berakhir tak ada satupun pakaian yang layak digunakan, semuanya kekurangan bahan.
"Ya ampun Dionna, sejak kapan seluruh pakaianmu jadi potongan kekurangan bahan begini ?" Kepala Ellen mendadak pening.
"Mama, kau benar-benar tidak tahu apa itu fashion. " keluh Dionna ingin protes.
"Fashion apa yang modelannya sepertiga dari pakaian normal huh ? Fashion orang gila atau fashion pengemis ? Sepertinya setelah ini Momm harus merapikan seluruh isi ruangan ini ! ."
"Mama---jangan macam-macam dengan barang-barang milikku ! Aku sudah bersedia menikah dengan calon pilihan Mama tolong biarkan saja sekali ini----Dionna mohon.." Mohon Dionna dengan sangat, mau tak mau Ellenpun sedikit luluh menaruh rasa kasihan lalu pada akhirnya ia menuruti permintaan sang putri.
"Tapi dengan satu syarat !" nada suaranya tegas penuh ancaman "Hari ini gunakan pakaian yang Mama pilih."
"Terserah Mama saja " Tak ada yang bisa Dionna lakukan selain menghembuskan napas berat dan terpaksa menuruti keinginan Mommynya dari pada berbuntut panjang hingga berimbas dibakarnya dress-dress kesayangannya .
"Maa---" Dionna hampir frustasi melihat tampilan dirinya didepan cermin mengenakan dress pilihan Mamanya. Dress berwarna biru muda memiliki motif bunga-bunga kecil yang dibagian dadanya ada renda-rendanya berwarna putih, sedang panjangnya pas dibawah lutut. Dress itu akan mekar seperti taplak meja jika tubuh Dionna berputar-putar.
"Cantik, imut , lucu, cocok sekali denganmu Dionna. Dave pasti suka" Komentar Ellen memuji.
"Cocok apanya Ma ?? Dionna seperti anak dibawah umur pakai pakaian kuno ini." Keluhnya ingin segera merobek dress itu belum lagi Alaska-- pria itu tidak akan pernah suka melihatnya.
"Kata siapa ? Anak Papa sangat cantik mengenakan pakaian seperti ini . Dionna cantik." Tambah Harrie yang kepalanya menyembul dibalik pintu.
"Maa---"
"Tidak ada yang namanya protes Dionna." Kata wanita itu sambil bersiul riang meninggalkan Dionna yang dongkol dengan kelakuan sang Ibu.
Ohhh---Ellen puas sekali.
"Mama !!! sekalian saja rambut Dionna dikepang dua, lalu pakai bunga ditelinga, biar dibilang sekalian kembang desa." Cerocosnya dengan rasa kesal yang menggunung.
Sialan.
Sekarang Dionna persis seperti gadis yang berasal dari desa puncak gunung
••••
Menyingkirkan segala perasaan kesal , Dionna cukup takjub ketika mobil mereka tiba disebuah halaman luas yang diujung sana terdapat sebuah rumah --- tidak-- itu bukan rumah--- ukurannya bahkan sangat besar lebih mirip seperti istana pribadi.
Rumah ini lebih besar dari rumah sebelumnya yang dulunya bertetanggaan dengan rumah Dionna sebelum mereka pindah.
Dionna bahkan tercengang melihat seberapa luas dan megahnya rumah itu dari bagian luar, mulai dari penjaga yang membukakan pintu gerbang hingga banyaknya penjaga yang berjaga disepanjang jalan.
Mobilpun dihentikkan tepat didepan pintu masuk utama, masing-masing pintu mobil dibuka oleh penjaga yang ada didepan pintu.
"Ma-- apa ini rumahnya Tante Elma ? Sejak kapan mereka pindah kedaerah sini ?" tanya Dionna berbisik hampir tak terdengar, hanya ingin memastikan padahal sudah tahu jawabannya.
"Ya, tentu saja memangnya rumah siapa lagi ? Mereka pindah sebulan yang lalu ."
Dionna menatap kagum sekeliling , dari pintu masuk mereka harus berjalan melewati lorong megah yang terdapat banyak pajangan foto-foto berukuran besar yang merupakan silsila keturunan keluarga Krisan , salah satunya terpajang foto Alaska yang begitu gagah dengan balutan setelan berwarna biru. Luar biasa tampannya. Ketampanan pria itu memang tidaklah manusiawi. Di mata Dionna dari ketiga putra Tante Elma yang semuanya adalah pria yang paling tampan adalah Alaska , memang cuma Alaska !
"Selamat datang.." sapaan hangat diberikan oleh Elma yang menyambut lebih dulu sahabat tercintanya---Ellen , lalu diikuti oleh keluarga yang lain.
Dionna ikut tersenyum lebar saat kedua orangtuanya disambut keluarga Krisan
Ruang tamu keluarga Krisan seketika ramai dengan sapaan ramah sekalipun sekedar basa-basi setelah sekian lama tak berjumpa . Semua keluarga Alaska ada disana , termasuk Oscar dan Belinda yakni Kakek dan Nenek dari Alaska . Merekalah yang paling antusias dengan perjodohan itu.
Pertemuan keluarga ini sengaja tidak digelar direstoran-restoran mewah untuk menghindar dari para wartawan yang seperti vampir selalu haus berita akan keluarga Krisan.
"Menantuku akhirnya datang juga---wahh Dionna semakin cantik, Tante hampir tidak mengenalimu .." Elma langsung menghamburkan pelukan rindunya pada Dionna.
"Halo Dionna lama tidak berjumpa" Pria dengan kemeja abu-abu terlihat sangat mempesona , itu Arkasa yang sedang membawa bayi perempuan bertubuh gendut, disampingnya ada sang istri yang terlihat sedang mengandung juga membawa serta anak-anaknya yang lain sekitar dua orang.
Anak Arkasa sangat banyak. "Wahhh , anak-anak kak Arka sudah besar-besar. " Dionnapun menebak "Yang paling besar pasti Jackson dan yang disebelahnya pasti Jeremi ."
Lilly, Istri Arkasa tertawa "Bukan Dionna, yang ini namanya Kenny , Jeremi sedang ketoilet dan yang perempuan ini namanya Bella ." Jelas Lilly, Dionna mangut-mangut.
"Wahh---hebat-- anak Kak Arka berarti sudah empat orang." Kata Dionna takjub, karena terakhir kali Dionna bertemu anak David baru dua.
"Kalau Arkasa anaknya empat berarti kau dan Alaska anaknya minimal harus enam." Celetuk Elma
Dionna meringis, apakah setelah menikah nanti dirinya akan dijadikan pabrik penghasil anak ?
Kemudian tatapan Dionna beralih kepria yang berdiri disebelah kanan Arkasa, itu Areksa yang menggunakan hoddie hitam, tersenyum ramah dan hanya melambaikan tangan untuk menyapa Dionna.
Ohhh---pria itu semakin tinggi. Semua keturunan Krisan gennya sangat bagus .
Cukup lama waktu yang berjarak sampai mereka dipertemukan lagi hari ini tak bisa menyembunyikan rasa rindu dihati Dionna ketika bertemu lagi dengan orang-orang baik seperti keluarga Krisan , semuanya ramah kecuali--- Alaska . Dia tak pernah memberikan senyumnya pada Dionna sejak kedatangannya dirumah itu.
Sok--- jual mahal !
"Kalian benar-benar tidak sopan membiarkan tamu terus berdiri " Giliran Belinda yang angkat bicara, dia menghampiri Dionna lalu menggandengnya dan membawanya duduk dikursi menghadap meja makan.
Makan siang yang dirangkaikan dengan pertemuan keluarga ini bertujuan untuk membahas kelanjutan perjodohan Dionna dan Alaska .
"Diona ini tante yang masak sendiri, kau harus makan yang banyak, jika tidak kau tidak bisa pulang dari sini." Elma antusias memenuhi piring Dionna dengan makanan.
Dionna meringis kecil --- aku sedang diet !!! ingin rasanya Dionna menyuarakan isi hati kecilnya
•
•
•