Arabela, terpaksa harus berlapang hati menerima kenyataan pahit. Perempuan cantik itu harus rela meninggalkan sang kekasih demi menuruti perintah keluarga untuk menikah dengan kakak ipar nya sendiri.
Adila, kakak kandung Arabela meninggal karena melahirkan seorang putri, hingga keluarga memutuskan untuk menikahkan arabela dengan Vano Herlambang,
bagaimana kisah Arabela dengan Vano? apakah mereka menemukan kebahagiaan atau sebaliknya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retmiduski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 perubahan
Satu bulan telah berlalu, tidak banyak yang berubah dari rumah tangga Vano dan Ara. Semua nya hampir sama seperti dari awal Ara menginjakan kaki di rumah besar seperti Istana ini.
Bahkan, Ara semakin sering melihat Vano berbicara dan memandang photo yang terpampang nyata di dalam kamar utama yang di tempati oleh Vano. Waktu Vano sekarang full time dengan pekerjaan kantor, bahkan jika di rumah dan hari libur Vano lebih betah di dalam ruangan kerjanya . Beberapa hari yang lalu bahkan photo Dila yang di cetak dengan ukuran besar juga terpampang di dinding ruangan tersebut.
" Mbak Ara, kok ngelamun aja? Nanti cantiknya nangis Lo hehehe" ujar bik Sumi, kini dari ibuk telah berganti menjadi mbak, Ara yang meminta pastinya, ara bilang panggilan ibuk untuk nya terlalu tua dan tidak cocok jadi karena bik Sumi tidak mau memanggil dengan sebutan nama saja , bik Sumi menambah kak kata mbak di awal
" Bik Sumi bisa aja" ujar Ara yang sedang bersantai di ruangan keluarga sedangkan Alana tidur di atas sofa di depan Ara.
" Serius Lo mbak Ara, nanti kalau mbak Sering melamun, cantik nya ngambek gimana?" Bik Sumi yang mengerti atas kegalauan hati Ara, selalu berusaha untuk menghibur majikannya itu.
" Aku ngak secantik mbak Dila bik, toh buktinya hingga sekarang mas Vano tidak pernah sedikitpun melirik kalau aku ada di sini " ada seperti sembilu tajam yang menusuk hati nya Ara
" Hmmm almarhumah nyonya Dila dan mbak Ara itu memiliki cantik yang berbeda beda. Mbak Ara itu cantik Versi dia, dan mbak Ara cantik versi mbak Ara ' ujar bik Sumi dengan suara wedok nya
" Tetap saja bik, tidak ada artinya bagi mas Vano? Aku jadi bingung mau di bawa kemana pernikahan ini ' Ara melirik bik Sumi dengan penuh pertanyaan yang ingin di jawab oleh bik Sumi
" Itu karena mbak Ara juga tidak berusaha" jawab bik Sumi sambil mendudukkan bokong nya
" Usaha apa lagi bik? Apa tidak cukup aku disini selalu menjaga dan menyayangi Alana dan selalu menemani nya Sarapan sebelum ke kantor" ujar Ara kepada bik sumi
" Itu belum cukup mbak Ara , sekarang dalam segi hal kecil dulu ya mbak Ara, coba mbak ara berdiri " ujar bik Sumi kepada istri Vano itu, dengan kening bertaut dan bingung Ara tetap saja mengikuti apa yang di inginkan oleh bik Sumi
" Sekarang lihat lah penampilan mbak Ara dari atas hingga ke bawah, apa yang mbak Ara lihat?" Ucap buk Sumi setelah Arabela berdiri
" Ya aku Melihat diriku bik, Ara yang memakai kaus oblong dengan bawahan celana pendek, santai dan nyaman " ujar Ara yang tidak terlalu suka berdandan over
" Benar mbak, santai dan nyaman untuk mbak Ara. Tetapi menurut bibik pakai an seperti ini tidak cocok untuk seorang mbak Ara yang telah bersuami, apa lagi suami mbak Ara adalah mas Vano , salah seorang pengusaha termuda di negara ini, yang banyak di segani oleh orang lain " ara malah diam sejenak setelah mendengar kan ucapan yang di lontarkan oleh bik suami
Dengan cepat Ara mengangkat wajah nya lalu mengedarkan pandangan nya ke dinding yang hampir di penuhi oleh photo Dila. Di dalam semua photo tersebut Dila sangat cantik dan anggun memakai outfit pilihan yang harganya pasti sangat fantastis
" Apa aku harus berpakaian seperti mbak Dila bik?" Tanya Ara polos ke pada bik Sumi
" Tidak mbak Ara, mbak Ara hanya perlu memakai pakaian yang cocok dengan status mbak Ara yang sekarang tapi tidak mengubah jati diri mbak Ara sendiri, jangan menyamakan diri mbak Ara dengan nyonya Dila, apa lagi membandingkan nya " bik Sumi sudah seperti orang tua bagi Ara.
" lagi lupa menyenangkan hati suami dengan berdandan cantik itu, pahala Lo" sambung buk Sumi
" Bibik benar, setelah ini aku akan melakukan apa yang bibik saran kan, terimakasih untuk saran nya bik , bibik terbaik " ujar Ara terharu
" Sama sama mbak Ara, satu lagi loh mbak , selain merubah tampilan, mbak juga harus mengubah perhatian ke pak Vano. Salah satu contoh nya , mengantarkan makan siang ke kantor nya bapak. mbak Ara belum pernah bukan ke kantor nya pak bos?" Ujar bik Sumi , memberi pendapat kepada Ara
" Tapi aku belum pernah menginjakkan kaki di kantor nya mas Vano bik" keluh Ara ke pada bibik Sumi
" Makanya dari itu mbak, mulai saja dari siang ini. Begini saja mbak Ara pergi naik ke atas dan cari pakaian terbaik yang ada di dalam lemari. Dan bibik akan menyiapkan bekal yang akan mbak Ara Bawak ke kantor bapak dan masalah Alana tidak usah kwatir, bibik akan panggil yang lain untuk menemaninya non Alana di sini
" Tapi tapi bik , aku ...."
" Tidak ada tapi tapi mbak, jika mbak Ara ingin mempertahankan dan memperbaiki rumah tangga mbak Ara dan bapak, lakukan lah mbak " ujar bik Sumi memotong bicara nya Ara
" Baiklah bik , kali ini akan saya turuti semua masukan dan ide dari bibik" Ara bangkit dari kursi nya
" Sayang mama tinggal sebentar ya, alana sama bibik dulu " Ara berlalu pergi menuju masuk kamar Alana karena Ara telah memindahkan semua pakaian nya ke dalam kamar Alana
Sudah hampir setengah jam lamanya Ara mencoba semua pakaian yang dia bawa dari Bandung. Tapi tidak ada yang cocok satu pun, karena kebanyakan baju yang di bawa Ara adalah baju santai kaos dan celana jeans pendek maupun panjang
"Kenapa tidak ada satu pun pakaian ku yang terbawa ke sini, ini karena hati dan pikiran ku tidak ingin ke sini jadi waktu packing aku hanya asal mengambil pakaian" Ara berbicara sendiri
Tidak ada cara lain , Ara memasuki kamar utama dan tujuan awal nya adalah walk in closet milik almarhumah Adila kakak nya.
" Maaf ya mbak, aku izin untuk masuk dan minjam baju mbak ya " ujar Ara sesaat sebelum masuk ke sana
Tidak sampai sepuluh menit, mata Ara berhenti di dress motif bunga sepanjang lutut dengan kembang di bawah nya.
" Cantik, mbak aku minjam yang ini ya " Ara mengambil pakaian tersebut lalu matanya berhenti di heels milik nya Ara.
" Mbak aku minjam yang ini ya , Syukur nomor high heels kita sama ya mbak " ujar Ara tersenyum mengambil heels tersebut
Ara bercermin di kaca yang besar di kamar utama " aku baru tahu , jika memakai baju cantik dan mahal ini membuat seseorang bertambah cantik" Ara bergumam sendiri sambil berkaca
Ara Sangat anggun dan cantik plus elegan dengan memakai dress motif bunga berwarna pink sepanjang lutut dan memakai high heels yang senada . Sedangkan di kepala nya Ara memakai bandana cantik yang di hiasi dengan sedikit mutiara cantik
" Perfect" ujar Ara tersenyum manis