Figo derlangga tidak pernah tertarik dengan wanita manapun, laki laki itu hanya tertarik dengan James, asisten laki laki pribadinya.
Keadaan seketika berubah drastis ketika Figo bertemu dengan maid baru dirumah miliknya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Terjebak
21.00
"Kau mau pergi kemana malam malam?" John menatap penampilan wanita itu dari bawah sampai atas.
Shearen meneguk salivanya ketakutan. "A-aku hanya ingin mengantarkan minuman ini ke ruangan tuan figo. Tapi, aku tidak tau dimana tempatnya,"
"Siapa namamu?"
"N-namaku shearen, aku pelayan baru dirumah ini, aku masih bingung dimana letak kamar tuan figo, apa kamu bisa membantuku?" Tanya shearen dengan sedikit ragu.
"Kamarnya ada diujung sana. Kamar dengan pintu bewarna hitam itu adalah kamarnya, "
"Figo, tidak akan merespon orang yang ada diluar kamarnya jika sedang mengadakan meeting di tengah malam seperti ini,"
"Aku akan mengantarmu," ucap John.
John berjalan lebih dulu di depan, sedangkan shearen berjalan dibelakang dengan membawa nampan yang berisikan minuman.
John memencet satu persatu nomor kode untuk masuk kedalam kamar. "Masuklah,"
"Aku akan pergi," ucap John yang diangguki oleh shearen.
Perempuan itu melangkah masuk kedalam kamar. Sorot mata shearen tiba tiba membulat ketika dikejutkan dengan dua orang laki laki yang tengah bermain diatas ranjang sana.
Shearen, reflek membalikkan badannya. Apa yang baru saja ia lihat, ia sudah gila. Apakah ini yang disebut meeting.
laki laki itu reflek mengalihkan pandangannya menatap wanita yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya. "Shit,"
Figo segera turun dari ranjang dan menghampiri wanita itu.
Figo menarik tangan shearen cukup kasar, hingga tubuh wanita itu memutar dan membentur dada bidang figo yang sangat jelas dihadapannya.
"APA KAU SUDAH GILA !!" celetuk shearen kesal.
"Lepaskan !! "
"Ini pertama kalinya aku melihat seorang pelayan seberani dirimu," Figo menatap penampilan wanita itu dari bawah sampai atas.
"Lepaskan aku tuan, aku mohon, " ucap shearen gemetar.
Figo mencengkram pergelangan tangan wanita itu cukup kencang, kedua mata mereka kini saling memandangi satu sama lain.
"Aku akan pergi lewat pintu samping, " ucap James lalu segera pergi keluar dari kamar figo.
Shearen menelan ludahnya susah payah, laki laki di depannya berhasil membuat dirinya takut. "A-aku hanya ingin mengantarkan minuman ini untukmu. John, sudah mengizinkanku untuk masuk , jadi aku masuk begitu saja," ucap shearen gugup.
"Aku benar benar tidak tau, j-jika anda sedang mm......."shearen menghentikan ucapannya.
"Apa aku memintamu untuk mengantarkan minuman?" Figo menaikkan alisnya.
"T-tidak, tapi ibu yang menyuruhku tadi,"
Figo meraih segelas es coklat coffe dari tangan shearen, laki laki itu menumpahkan segelas es coklat coffe itu tepat di dada shearen.
"Apa yang kau lakukan tuan?!!" Shearen berdecak sebal.
Sorot mata Figo turun menatap buah dada wanita itu, figo menelan salivanya. Padahal wanita itu hanya mengenakan kaos biasa, bagaimana bisa itu membuat figo tergoda."Shit!!"
"A-aku akan keluar, " shearen membalikkan badannya hendak membuka pintu kamar, tapi langkahnya mendadak terhenti.
Shearen membalikkan badannya untuk melihat pria yang berdiri di belakangnya.
Figo mengangkat alisnya.
"Apa kode kamar ini, aku mau keluar,"
"Kau bisa masuk, artinya kau bisa keluar " Ucap figo.
"A-aku tidak mengetahui kode kamar ini,"
"Artinya kau tidak akan pernah bisa keluar dari kamar ini tanpa izin dariku," ucap figo.
Tanpa basa basi, laki laki itu langsung menggendong tubuh wanita itu, melempar tubuh shearen diatas ranjang king size miliknya
Shearen melangkah turun dari ranjang, namun langkahnya terhenti, figo jauh lebih cepat meraih pergelangan tangan wanita itu.
Figo menarik tangan shearen, melempar tubuh wanita itu diatas ranjang.
"LEPASKAN!!"
"Apaa yang kau lakukan tuan,"
Figo meraih borgol dari dalam laci kamar miliknya, laki laki itu memegang pergelangan tangan shearen, lalu memakaikan borgol ke tangan wanita itu.
"Lepaskan........lepaskan !!! "
"Tanganku sakitt !!!! " rintih Valerie.
"Jangan terlalu banyak gerak jika tidak ingin tanganmu sakit,"
Figo berbaring di samping wanita itu, mata pria itu tertuju pada wajah shearen. Figo mengusap bibir wanita itu dengan jarinya.
"Apa yang kau lakukan!!! " Shearen memberontak, menendang segala sesuatu di sekitarnya.
"Aku masih memborgol tanganmu, jangan sampai aku memborgol kakimu juga" ucap figo mengancam.
Shearen menggelengkan kepalanya ketakutan.
"Wanita di luar sana menyerahkan tubuhnya kepadaku tanpa meminta biaya sepeser pun. Sedangkan kau yang berpenampilan biasa seperti ini berani sekali menolakku?"
"Jangan bandingkan aku dengan wanita murahan di luar sana,"
Tangan figo memegang tengkuk leher Shearen, laki laki itu mencium leher Shearen, tangannya turun menelusuri setiap jengkal tubuh Shearen.
Shearen memberontak, tapi figo tidak memperdulikan itu. Pria itu justru semakin tertantang untuk melakukan hal yang tidak dapat diterima oleh Shearen.
Tangan Figo memasuki kaos oversized yang dikenakan Shearen, memijat payudara wanita itu, mengulum dan memberi tanda kepemilikan di sana.
Shearen menggigit bibir bawahnya, tiba-tiba tubuhnya menggeliat seperti cacing saat merasakan bibir figo menyentuh dadanya dan memberikan ciuman panas disana.
"Jangan lakukan itu, bajingan!!"
"Biarkan aku pergi, aku mohon !! "
"Tidak akan,"
"Malam ini kau akan menjadi milikku " ucap figo sembari mengulur senyum manis di bibirnya.
••••••
08.30
"Dimana shearen? aku tidak melihatnya dari kemarin malam," sorot mata valerie menatap satu persatu pelayan yang tengah bekerja.
"Aku tidak tau nyonya,"
"Shearen tidak ada di dalam kamar, aku sudah mencarinya," ujar elena.
"Kemana perginya anakmu?awas jika dia pergi dari rumah ini dan membawa barang barang berharga dari rumah ini. Aku tidak segan segan memecatmu dan kedua anakmu kapanpun aku mau, " ucap valerie mengancam.
"Akan kupastikan shearen kembali, dia tidak mungkin berani kabur dari rumah ini dan mengambil barang barangmu nyonya," ucap Adeline ketakutan.
"Jika ada barangku yang hilang, orang pertama yang akan ku salahkan nanti adalah kau dan kedua anakmu itu,"
"JOHN," panggil Valerie.
"Kita duduk bersebelahan, tidak perlu berteriak seperti itu," ucap John malas.
"Beritau aku kode pintu kamar figo, aku mohon, aku ingin memeriksa keadaan adikku, sudah semalaman dia di dalam kamar,"
"Aku tidak akan memberikan kode kamar itu kepadamu," ucap John menegaskan ucapannya.
"Kenapa? Pelayan saja bisa masuk kedalam kamar itu. Kenapa aku yang kakaknya tidak bisa masuk kedalam sana,"
"Pelayan yang boleh masuk kedalam kamar itu hanya julian," ujar john.
"Julian sudah pergi dari rumah ini. Pelayan mana lagi yang mengantikan posisi julian, beritahu aku,"
"Aku tidak akan memberitahumu, jadi jangan berharap,"
"Sialan sekali laki laki ini,"
"Aku hanya ingin membangunkan adikku. Apa hari ini dia tidak pergi ke kantor ? " tanya valerie.
"Kalau dia ingin pergi ke kantor, sejak jam 5 pagi tadi dia sudah siap dan mengajakku keluar dari rumah ini," ucap John.
"Apa dia sakit?tidak seperti biasanya Figo seperti ini,"
"Aku tidak tau, jangan menanyakan keadaan laki laki itu kepadaku terus,"
••••••
Figo, mengusap ujung rambut Shearen, memberikan ciuman singkat di kening wanita yang sedang tidur di lengannya. Sudut bibir figo tertarik, menunjukkan senyum bahagia di sana. Ini pertama kalinya figo bisa merasakan bercinta dengan seorang wanita yang menyenangkan. Biasanya ia hanya menikmati bercinta dengan seorang pria.
Shearen semakin mempererat pelukannya di perut Figo, membuat laki laki itu terkekeh pelan.
"Apa kau tidak ingin bangun?sekarang sudah jam sembilan, "ucap figo sembari mengusap rambut wanita itu perlahan.
"Ibu, jangan mengganggu pagiku, hari ini bukanya hari Minggu, aku ingin tidur," ucapnya dengan mata yang masih terpejam
"Tidurlah, aku akan turun kebawah sebentar," Figo melepaskan tangan shearen yang tengah memeluk perutnya erat.
Laki laki itu berjalan turun dari ranjang, meraih celana miliknya, memakai nya, dan segera pergi ke dapur.
"Selamat pagi tuan, " sapa para pelayan yang tengah membersihkan ruangan di lantai bawah.
"Selamat pagi tuan, "
"Apa tuan butuh bantuanku? " sapa elena sangat antusias.
Valerie reflek menoleh ke belakang, menatap adiknya yang baru saja turun dari tangga.
"Tumben sekali kau turun mengunakan celana pendek?apa kau tidak ada jadwal pergi ke kantor?" Valerie menatap penampilan figo yang berbeda dari biasanya. biasanya laki laki itu selalu tampil rapi untuk pergi ke kantor.
"Siapkan dua makanan dan minuman untukku,"ucap Figo kepada adeline .
"Kenapa dua makanan?kau di dalam kamar dengan siapa?" Valerie menatap curiga ke arah adiknya itu.
"John, setelah makanannya selesai, bawa makanan itu ke dalam kamarku," ucap figo menatap John yang tengah makan di samping valerie.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, kenapa kau menyuruh Adeline membawakan dua makanan, ada siapa di dalam kamarmu, apa ada orang lain di dalam sana ? "
"Jangan pernah ikut campur dengan urusan pribadiku," Figo menegaskan ucapannya.
"Aku kakakmu,"
"Seorang kakak tidak akan jatuh cinta dengan adiknya," ucap Figo dan segera kembali ke kamar miliknya.
"John, beritahu aku siapa yang ada di dalam kamar Figo, kau pasti mengetahui hal ini kan?"
"Tidak mungkin jika kau tidak mengetahui apa apa tentang Figo," Valerie menatap John serius.
"Untuk apa aku mengetahui urusan pribadi adikmu,"
"Kalau kau tidak ingin memberitahuku, setidaknya berikan kode pintu untuk masuk ke dalam kamar itu, aku hanya ingin memastikan apakah Figo sendirian di dalam sana atau ada orang lain."ucap valerie kesal.
"Sudah berapa kali kubilang, kode kamar itu benar-benar pribadi. Hanya aku, tuan Figo dan juga satu orang di bagian kebersihan kamar yang mengetahui kode kamar itu."
"John, makanannya sudah siap. Kau ingin aku yang mengantarkannya atau....." ucap elena terpotong.
"Aku akan mengantarkannya," john segera meraih nampan berisi makanan itu dari tangan elena.
"Aku akan pergi mengantarkan makanan ini," ucap John lalu beranjak pergi.
"Apa di antara kalian tidak ada yang diberi tugas untuk membersihkan kamar pribadi milik Figo?" Valerie menatap satu persatu pelayan didepannya.
"Kau sudah bekerja lama disini, harusnya kau mengetahuinya,"
"Tidak nyonya, setahu saya Julian lah yang setiap hari membersihkan kamar milik tuan, namun sampai saat ini saya masih belum mengetahui siapa maid pengganti yang membersihkan kamar tuan," ujar Adeline.
"Apakah kau yang diberi tanggung jawab untuk membersihkan kamar adikku?" Valerie menatap elena curiga.
"Aku baru satu hari bekerja di rumah ini, aku tidak mungkin diberi tanggung jawab pekerjaan sebesar itu dalam waktu singkat," ujar elena.
"Sialan. Terus siapa yang membersihkan kamar itu?"
Figo melangkahkan kakinya memasuki kamar. Laki laki itu mendudukkan badannya di tepian ranjang, menyenderkan punggungnya di kepala ranjang.
Tangan Figo meraih laptop yang berada di nakas samping kamarnya, menatap jadwal pekerjaan miliknya.
ting.
John melangkah masuk kedalam kamar dengan membawa nampan yang berisikan dua piring makanan.
"Taruh makanan itu diatas meja, dan segera pergi dari kamarku,"
John, meletakkan nampan itu di atas meja, mata pria itu sedari tadi benar-benar fokus menatap wanita yang tengah tidur di samping Figo, "Apa kau tidur dengan seorang wanita malam ini?" John masih terheran heran, bukannya figo adalah pecinta sesama jenis dan tidak tertarik dengan perempuan manapun.
"Bisakah kau pergi? dia akan bangun jika kau banyak bicara, "ucap Figo kesal.
"Wanita mana yang berhasil membuat mu tertarik seperti ini? "John berjalan mendekati ranjang Figo. Laki laki itu menatap wajah wanita yang tengah bersembunyi dibalik selimut tebal.
"Apa aku harus memberitahumu?" Figo menaikkan alisnya.
"Of course, aku harus tau, aku harus berterimakasih kepada wanita itu , wanita yang bisa menyadarkan anda " ucap John tanpa berfikir panjang.
"Menyadarkan apa maksutmu?"
"Selama ini kau belum pernah tertarik pada wanita mana pun kan? Bahkan kakakmu yang cantik seperti itu kau abaikan. Cepat beritahu aku siapa wanita yang bisa membuatmu tertarik,"
Figo menyibakkan rambut wanita itu di belakang telinga dan menampilkan jelas wajah wanita yang tengah tertidur di samping Figo.
John, yang melihat hal itu seketika membulatkan kedua matanya shock .
"What the fuck..."
"Really ?!! "
"Really? " John benar benar belum percaya.
"Bukankah dia wanita kemarin malam yang membawakanmu minuman ke ruangan ini ? "
"Kau meniduri seorang pelayan? bagaimana reaksi valerie jika dia mengetahui hal ini?" ucap John dengan nada yang lumayan cukup kencang.
"Valerie sedari tadi mencari shearen, ternyata wanita itu sedang kau kurung disini,"
"Shearen?" Figo menaikkan alisnya sembari mengulur smirk di bibirnya.
"Kau sudah menidurinya, tapi kau tidak tau nama nya ? "
"Dia adalah pelayan baru di rumah ini. Kemarin adalah hari pertama shearen bekerja, dia adalah anak tiri dari Adeline," ujar John.
Shearen menggerakkan badannya , merasakan ada suara suara di sekitarnya yang menganggu tidurnya.
Figo yang merasakan pergerakan dari wanita itu pun sontak langsung menatap tajam ke arah John.
"Pergila dari sini,"
John, menghela nafasnya kasar lalu segera keluar dari kamar milik Figo