Alvaro dan Liona telah menikah selama 4 tahun,Alvaro mempunyai kekurangan yaitu mengalami sperma encer.Liona selalu mencoba bertahan hidup bersama Alvaro karena suaminya itu memperlakukannya bagaikan ratu,Liona juga mempunyai toko butik yang telah dia buka selama 2 tahun,dan Liona adalah seorang perancang busana,Liona juga mempunyai sahabat bernama Sara,dan Alvaro suami Liona mempunyai seorang adik perempuan yang sangat cantik namanya Elvira dan telah menikah dengan seorang pria bernama candra.hubungan Elvira dan Liona sangat baik,bagaikan saudara kandung. suatu ketika Liona bertemu dengan teman masa lalunya yang bernama Cakra,dan Cakra ini adalah teman dekat Liona semasa kuliah dulu yang menyukai Liona,namun Cakra tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Liona sampai mereka lulus kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Akhirnya Sara Tahu tentang Alvaro
Kedatangan Cakra ditoko butiknya,membuat Liona merasa bahagia karena bisa bertemu lagi dengan Cakra setelah sekian tahun mereka berpisah saat kelulusan kuliah. Liona,terkenang kembali kenangannya 6 tahun yang lalu. Cakra,Sara,dan dirinya adalah teman dekat saat kuliah. Liona ingat saat Cakra mengajaknya bertemu di sebuah taman belakang kampusnya.
" Liona,ini untukmu". Cakra, memberikan sebuah gelang kayu yang di anyam dan mengukirnya sendiri dengan bertuliskan nama Liona.
"Wah,cantiknya,kamu beli di mana"? Liona,sangat menyukai gelang pemberian Cakra itu.
"Aku yang buat sendiri" Cakra memakaikan gelang itu kepergelangan tangan kanan Liona,yang membuat Liona tersenyum bahagia.
"Terima kasih" ujar Liona,yang terus saja memandangi gelang ukiran kayu itu dari pergelangan tangannya.
"ting,ting,ting" suara ketukan benda terdengar di telinga Liona. Membuatnya kaget dan tersadar dari lamunannya 6 tahun yang lalu semasa kuliah dulu. Rupanya suara ketukan benda yang berupa beberapa kunci itu sengaja di goyangkan oleh Sara,dekat telinganya,agar Liona tersadar.
"heiii" Sara memanggil Liona cukup keras.
"Iya...aku dengar kok,ada apa sih?" Liona menjawab Sara dengan sedikit kesal,karena Sara mengagetkannya dari lamunannya tadi.
"Kamu yang ada apa?kok melamun?" Sara menatap wajah Liona dengan heran,karena tidak biasanya sahabatnya itu melamun sampai tidak menyadari kedatangannya ditoko butik.
"Aku sudah 15 menit berdiri di hadapanmu,memanggilmu,tapi kamu tidak mendengarku" ujar Sara dengan kesal.
"Iya...maaf,kok sewot sih?" Liona menatap wajah Sara yang kesal padanya,lalu Sara bertanya penyebab Liona melamun,namun Liona enggan untuk mengatakan pada Sara,jika sebenarnya Liona sedang memikirkan Cakra.
"Kamu sedang memikirkan apa?" Sara masih penasaran.
"Aku sedang memikirkan merancang model terbaru" Liona berbohong kepada Sara.
"Tapi,tadi aku lihat, kamu senyum senyum sendiri?" tanya Sara yang meragukan perkataan Liona.
"Aku hanya membayangkan saja,akan menambahkan warna rainbow kerancanganku,pasti lucu dan keren kan?" Liona terus menjawab dengan alasan yang masuk akal,hingga pada akhirnya Sara percaya pada perkataannya.
"Iya sih,cukup menarik" ujar Sara.
Kedua sahabat itu terus membahas tentang rancangan terbaru yang akan di buat oleh Liona. Hingga,akhirnya Liona mulai serius menanyakan tentang Cakra yang datang ke toko butiknya,karena Sara yang memberikan alamatnya. Sara hanya tersenyum melihat wajah kesal sahabatnya,karena Cakra datang ke toko butik Liona.
"Hehe,maafkan aku" canda Sara.
"Sara...aku hanya takut,jika tiba tiba Alvaro mampir ke sini,lalu melihatku berbicara dengan Cakra,aku hanya tidak mau Alvaro salah paham". Liona menjelaskan pada Sara,jika Alvaro secara tiba tiba sering datang ke tokonya.
"Kamu katakan saja sejujurnya,bahwa Cakra adalah teman kuliah kita dulu" ujar Sara dengan enteng.
"Sudahlah...otakku agak lelah memikirkan model yang akan aku rancang". Liona,merapikan beberapa lembar kertas yang berisikan gambar pakaian yang telah digambarnya,lalu menyimpannya di laci kerjanya. Sara yang melihat sahabatnya itu agak lelah,mengajak Liona ke pantai untuk menyegarkan pikirannya. Liona setuju,dan hari itu juga kedua sahabat itu pergi kepantai,tapi sebelumnya Liona berpesan kepada Titi,karyawannya untuk menunggunya pulang dari pantai.
"Titi,tunggu aku pulang untuk tutup toko ya?karena aku pergi tidak lama kok" pinta Liona.
"Baik mbak,kami akan tunggu mbak" sahut Titi.
Liona dan Sara meninggalkan toko butik dan pergi ke pantai dengan memakai mobil Liona. Sesampainya di pantai,Sara dan Liona turun dari mobil dengan tertawa bersama,melepaskan segala lelahnya dalam pikiran mereka masing masing. Liona,yang memakai stelan baju warna hitam,membuatnya tampak cantik dan elegan. Sara,sahabat Liona selalu kagum pada penampilan Liona.
"Liona..teriaklah di laut lepas ini
"haa?aku?" tanya Liona heran.
"Iya,jika pikiranmu sedang kusut,teriaklah sepuasmu...maka kamu akan lega" Sara tahu,jika Liona sedang lelah dalam bekerja
"aaaaaaaaaa...aku lelah denganmu Alvaro" teriak Liona, Sara berpaling ke arah Liona dan sangat kaget mendengar Liona menyebut nama Alvaro. Selama ini,Sara berpikir jika rumah tangga Liona dan suaminya akur dan bahagia? Sara sangat penasaran,lalu mulai bertanya dengan sangat hati hati kepada sahabatnya liona.
"Liona,kamu dan Alvaro baik baik saja kan?" Sara menatap mata Liona yang mulai berkaca kaca. Sesaat,Liona terdiam dan tertunduk. Liona ragu untuk mengatakannya pada Sara,karena tidak ingin membuka aib suaminya sendiri yang menurutnya Alvaro adalah pria lemah yang tidak mampu memberikan nafkah batin padanya selama 4 tahun menikah. Liona lalu mengeluarkan r***k elektrik dari dalam tasnya lalu mengisapnya di depan Sara.
"Hei...?sejak kapan kamu mengisapnya?" Sara heran dengan kebiasaan Liona yang baru di lihatnya,dalam pikiran Sara mungkinkah Liona begitu terbebani menikah dengan Alvaro?sehingga Liona melampiaskannya pada benda kecil itu? Sara iba melihat Liona.
"Ceritakanlah padaku segala bebanmu Liona,kita sudah seperti saudara kan?persahabatan kita sudah berjalan hampir 10 tahun sejak sama sama disekolah menengah" Sara memegang tangan Liona yang halus,lalu memeluknya. Hanya isak tangis yang terdengar dari Liona.
"Aku tidak tahu sampai kapan akan bertahan bersama Alvaro". Liona menumpahkan airmatanya dalam pelukan Sara.
"Tolong limpahkan bebanmu padaku,jangan pendam sendiri" bujuk Sara.
"Aku tidak ingin membuka aibnya,tapi aku tidak kuat menahannya" ujar Liona dengan isak tangis yang tak tertahankan.
Sara terus membujuk dan menenangkan Liona,sampai akhirnya Liona mengatakan semuanya tentang Alvaro. Hasrat yang tersimpan dalam hatinya selama 4 tahun menikah dengan suaminya tidak pernah Liona berniat melampiaskan pada pria lain,Liona selalu menjaga kesetiaannya pada suaminya itu walaupun dia tidak bahagia. Liona,selalu tersenyum di depan Alvaro,walaupun hatinya tertekan.
"Oh my God?apa separah itu?aku tidak menyangka,jika kamu tidak bahagia" ujar Sara dengan mata yang terbelalak karena kaget.
"Sara...aku telah membuka aib suamiku sendiri,tapi aku juga manusia biasa,aku tidak tahan menyimpannya sendiri" ujar Liona dengan mata yang kembali berkaca kaca. Liona juga mengatakan pada Sara tentang dokter pribadinya yang bernama dokter Nico,namun dokter itu memanfaatkan situasi Liona,dengan mencoba melecehkannya. Sara,kembali kaget dengan cerita Liona.
"Mengapa sejak dulu kamu tidak pernah mengatakannya padaku?kamu tidak percaya padaku?" bentak Sara yang iba melihat sahabatnya menanggung beban sendiri. Sara ikut menangis mendengar cerita sahabatnya. Sara tidak menyangka,jika selama ini Liona menanggung beban itu sendiri.
"Liona...ini tidak mudah bagimu,kamu harus bicara pada suamimu" Sara memberikan saran,agar Liona harus jujur pada Alvaro,juga jujur pada dirinya sendiri tentang hasratnya.