Hamil Anak Guruku

       "jadi gitu mah ceritanya, mutia dan abangnya dulu pernah menyelamatkan papa dari para pemuda berandal"

     ucap pak yoga setelah menceritakan pertemuan pertamanya dengan gadis kecil yang telah menolongnya dulu.

    Dan sekarang gadis kecil itu sudah tumbuh dewasa bahkan sangat manis dan cantik.

          "dunia sempit sekali ya, makasih ya mutia mungkin kalau tidak ada kamu pak yoga pasti sudah,,,ah sudahlah" ucap bu maya kemudian memeluk mutia dengan erat.

        "kok kamu bisa ada disini nak?" tanya pak yoga pada mutia.

          "saya sudah lama tinggal dikota ini pak, saya dan keluarga pindah kesini karena ingin mencari abang saya, dia tidak pernah pulang setelah pamit ke kota ini untuk bekerja, sampai sekarang saya dan keluarga belum menemukan dimana abang berada, sampai orang tua saya tiadapun abang saya belum juga kembali" ucap mutia sedih

     bu maya dan pak yoga prihatin dengan hidup mutia, tapi gadis didepannya itu tampak begitu tegar.

            "lalu sekarang kamu tinggal dengan siapa mut?" tanya pak yoga lagi.

         "saya tinggal sendiri di rumah peninggalan orang tua saya" jawab mutia menundukkan kepalanya sedih.

          "maafkan kami nak, telah membuka kesedihan kamu" ucap pak yoga dan diangguki kepala oleh bu maya. Mereka merasa bersalah telah membuka luka lama mutia.

         "tidak papa pak, saya sudah ikhlas" jawab mutia yakin.

          "lalu sekarang kamu kuliah dimana nak?" tanyanya lagi.

          "saya belum berpikir untuk kuliah pak, saat ini saya sedang mengumpulkan biaya untuk kuliah nanti" jawab mutia.

   pak yoga merasa sedih dan bangga terhadap mutia, dimana gadis seusianya masih meminta kepada orang tuanya tanpa berpikir tentang susahnya cari uang, tapi mutia bahkan harus hidup sebatang kara di kota yang besar ini, bahkan dia rela bekerja apa saja demi bisa menyambung hidupnya dan biaya pendidikannya.

          "bagaimana kalau kamu saya kuliah kan?" tawar pak yoga kepada mutia.

     Mutia tampak tercengang mendengar tawaran dari pak yoga, bagaimana bisa pak yoga semudah itu berpikir untuk membiayai dia kuliah.

         "maaf pak bukan maksud saya menolak tawaran bapak, tapi insyaallah saya bisa mengumpulkan uang untuk biaya kuliah saya" tolak mutia dengan sopan kepada pak yoga.

        "simpan saja uang mu nak, kali ini kamu tidak boleh menolaknya lagi!" ucap tegas pak yoga kepada mutia.

     Pak yoga merasa bangga dengan jerih payah dari mutia, tapi beliau merasa mempunyai utang budi dan ini saat yang tepat untuk membalas kebaikan mutia dan abangnya sewaktu dirinya akan dibegal dulu.

        "tap,,

       "saya akan tetap membiayai kamu samapi lulus mutia!" ucap pak yoga lagi tidak bisa diganggu gugat.

        "terimalah mutia, mungkin ini rejeki dari allah untuk kamu" ucap bu maya menambahi.

     Mutia merasa terharu dengan kebaikan pak yoga dan bu maya dia merasa sungkan untuk menerimanya selain sungkan karena baru mengenal keluarga itu selama dua bulan, juga karena beliau beliau ini adalah orang tua dari pria yang telah merusaknya.

         "terima kasih banyak pak bu , tapi saya tidak bisa menerimanya" jawab mutia lagi

    pak yoga merasa keputusan mutia sudah bulat jadi dia mencoba berpikir untuk mutia bisa kuliah tanpa biaya sepeserpun.

         "baiklah nak, jika itu keputusanmu" ucap pak yoga pasrah dengan keputusan mutlak mutia.

    anin yang merasa bosan karena oma dan opanya terus bercerita dengan mutia, memutuskan untuk menghampiri mutia.

           "oma sama opa gimana sih, kan aku sama kak mutia mau belajar malah diajak bercerita" ucap anin kesal dengan kedua paruh baya itu.

mereka semua tertawa dengan keluhan anin, begitu semangat nya belajar sampai sampai tak sabar menunggu mutia datang dan saat sudah datang malah diajak mengobrol dengan oma opanya.

         "kalau gitu saya permisi pak,bu saya mau mengajar anin dulu" ucap mutia sopan dan mengajak anin untuk kemeja yang biasa digunakan anin belajar dengan mutia.

      Adnan yang melihat keakraban mutia dan keluarganya di balik pintu merasa heran, bukankah selama ini orang tuanya tidak seakrab itu dengan orang, terus kenapa dengan mutia orang tuanya malah mau membiayai kuliah mutia.

   adnan sedari tadi menguping pembicaraan mereka dibalik pintu tapi dia hanya mendengar saat orang tuanya menawari mutia saja.

BERSAMBUNG

*

*

hi readers

      terus dukung karya aku ya

     kalau suka dengan cerita aku jangan lupa like/vote supaya aku rajin nulisnya. 🤗

happy reading all