Suci,seorang gadis yang hidup didesa,dia tipe anak yang ceria dan pintar. parasnya cantik dan matanya indah. dia bercita -cita ingin menjadi seorang dokter,namun dia terlahir dikeluarga yang kurang mampu,namun itu semua tidak mengikiskan semangatnya untuk meraih cita-citanya.
kehidupan nyata ternyata tidak semulus harapan dan fikirannya,semua terasa berat,berbagai rintangan dan cobaan silih berganti datang,
hingga suatu ketikan ia dipertemukan oleh seorang pemuda yang baik dan kaya. akan kan awal pertemuan itu bisa membuat impiannya nyata??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci devi Miftakhul janah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4.Berjuang
suci sudah puas bersenang-senang dengan teman-teman. Ia berniat ingin pulang karna hari sudah sore, saat ia berjalan menuju parkiran sekolah, seseorang menepuk pundaknya. Ia sontak kaget lalu berbalik arah , ternyata naila yang menepuk pundaknya tadi.
"kamu itu lho nail buat kaget aku aja" ucapnya dengan sedikit kesal
"yo habisnya kamu dipanggil -panggil nggak denger"
jawab naila sambil senyum.
"ya maaf,aku lagi mikirin sesuatu nail" ucap suci
"mikirin apa? tanya naila
Lalu suci menceritakan semuanya isi hatinya,tentang ia ingin kuliah kedokteran namun orang tua yang tidak menyetujui karna faktor biaya dan niatnya bekerja ke kota agar bisa mengumpulkan uang untuk biaya kuliahnya nanti. Naila mendengarkan dengan seksama juga ikut sedih tapi itu tidak berlangsung lama. Ia lalu menyemangati sahabatnya agar tidak putus asa, ia yakin suatu saat impian sahabatnya itu akan terwujud.
Mendengar kata-kata naila, suci seketika langsung bersemangat kembali dan membulatkan tekadnya untuk bisa meraih cita-citanya itu. Setelah lama berbincang naila pamit untuk pulang lalu mereka berpelukan buat yang terakhir kalinya, karna setelah itu mereka mungkin tidak akan bertemu lagi.
"suci, aku yakin suatu saat apa yang kamu impikan akan terwujud,kamu harus semangat dan tidak putus asa" ucap naila kepada suci. setelah itu naila pergi dengan motornya.
Suci lalu mengambil sepedanya dan pulang kerumah. Sesampainya dirumah ia membuka ponsel handphone nya,mencari lowongan kerja yang ada dijakarta. Setelah mencari-cari akhirnya ada 1 yg menurut hatinya cocok. Ia kemudian mencari ibu dan ayahnya untuk mengutarakan niatnya bekerja dikota.
"ibuk ayah, suci mau izin untuk bekerja dikota" ucap suci kepada kedua orang tuanya
"memangnya kamu yakin dengan niatmu itu nak?" tanya sang ibu
"sudah buk, tadi suci juga sudah lihat-lihat diinternet ada lowongan pekerjaan dijakarta" ucap suci menjelaskan kepada ibu dan ayah
Ayah dan ibu suci pun setuju jika anaknya itu bekerja dikota, mereka juga berpesan untuk hati-hati dan jaga diri baik-baik disana, dan satu lagi ibunya berpesan jangan pernah meninggalkan shalat 5 waktu. Suci pun mengangguk lalu memeluk ibunya sambil meneteskan air mata.
Setelah selesai berbincang dengan kedua orang tuanya, suci lalu masuk ke kamar berniat menulis lamaran kerja. 3 jam berlalu suci sudah mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa kejakarta besok. Ia lalu membuka lemari pakaiannya kemudian ia mengambil 2 celengan dan memecahkannya. Setelah dihitung ternyata jumlah uangnya ada 1.500.000. Ia mengucap syukur karna selama ini ia bisa menabung dari uang saku yang diberikan ibunya setiap hari.
"aku rasa ini cukup untuk ongkos dan mencari kos dijakarta, juga masih ada sisa buat hidup sehari-hari disana" gumamnya dalam hati.
Besoknya ia berpamitan kepada ayah dan ibunya. Ia memeluk ibunya erat-erat Dan meneteskan air mata. Baru kali ini ia jauh dari ayah dan ibunya. Setelah berpamitan ia naik truk yang mengangkut sayur ke pasar, karna jalannya searah dengan terminal jadi ia nebeng samapai ke terminal.
Sesampainya diterminal ia lalu memesan tiker tujuan jakarta. Setelah menunggu bus sekitar 1 jam akhirnya busnya datang, ia lalu naik kedalam bus. Setalah 20 menit menunggu penumpang akhirnya bus melaju dengan perlahan.