seorang gadis bertemu dengan iblis dan di bawa ke dunia bawah,apakah ini takdir gadis tersebut?
hanya untuk umur 17 ke atas 👐🏻
(jangan lupa like and komen ya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 永島良太, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
liona menggunakan bath robes putihnya, keluar dan membanting pintu.
Damon terkekeh. Dia tidak perlu memuaskan dirinya sendiri. Karena nanti, dia akan mendapatkan kenikmatan surgawi.
Tinggal tunggu ritual itu selesai. Dan liona akan menjadi miliknya, selamanya.
***
"Dasar iblis mesum! Brengsek! Bajingan! Bangsat!"
liona mengomel di bathub ruangan lain, untung dia tidak tersasar dan ruangan itu tidak jauh.
"Aku harus keluar dari sini, secepatnya!"
"Aku tidak bisa membayangkan hidup bersama iblis ini selamanya, bisa mati darah tinggi."
"Aduh! Putingku sakit. Pasti semakin merah."
"LIONA! SAYANG! SAYANG! SAYANG! KAMU DI MANA~"
liona menutup telinganya. Sungguh suara itu menusuk gendang telinganya.
Berdecak, keluar dari ruangan tempatnya mandi tadi.
Menatap datar Damon didepannya.
"Ternyata kamu disini!"
Bohong, tentu. Damon tau dengan jelas liona menapak, melangkah dan bernafas dimana.
"Ayo kembali ke kamar, sayang."
"Tidak, aku mau berkeliling."
"Ehh... Apa kamu tidak lelah seharian berjalan?"
"Tidak. Asal tidak berduaan dengan mu di kamar."
Damon nyengir, ia tahu yang akan terjadi. Pasti perbuatan mesum Damon.
"Hehe! Kamu tau, ya?"
"Terlihat jelas di wajah mesummu itu."
Damon terkekeh. liona berjalan di depannya.
Niat liona berkeliling Kastil sekarang. Mencari tempat aman dan nyaman agar Iblis itu tidak bisa mencabulinya.
Di sini, taman belakang kastil.
Kali ini berbeda, taman yang di penuhi rerumputan hijau ada ayunan besi bercat putih dan pohon apel yang segar. Ada kolam ikan juga.
Liona heran, setaunya di dunia bawah tidak ada tanaman segar, deh.
"Kenapa? Kamu tidak menyukainya?"
"Tidak... Aku hanya heran."
"Tidak perlu di pikirkan, kamu akan cepat tua jika banyak pikiran."
"Apa?!"
"Hehe. Aku bercanda, sayang."
"Tidak lucu!"
liona duduk di ayunan. dikuti Damon, duduk di sebrang liona.
"Aku... Ingin pulang malam ini."
"Why?! Cepat sekali! Kamu tidak nyaman bersamaku?"
“Jika aku menjawab ya?”
"Aa~ buruk sekali."
"Biarkan aku pulang. Perjanjiannya 24 jam, kan?"
"lion-!"
"Jam berapa sekarang?"
"Jam 9 lewat jam 5 sore."
"Aku akan kembali besok pukul 9 malam."
"Baiklah."
liona dan Damon turun dari ayunan. liona mendongak, Damon menunduk.
Perbedaan tinggi mereka sangat mencolok! Mereka adu tatap beberapa detik.
"Apa?"
"Ada syaratnya."
"Curang! Tadi tidak ada saratnya."
"Yang ini mudah."
"Baiklah, apa?"
"Cium." Damon membungkukkan badannya dan memajukan wajahnya.
"Di mana!"
liona perlahan maju, dan...
Cup!
Mencuri ciuman di pipi Damon secepat kilat. Lalu memalingkan wajahnya.
"Tidak, tidak. Disini, sayang!"
Damon menunjuk bibirnya.
"Sudahlah! Itu sudah cukup."
"Tidak mauuu! Yasudah, kita tidak usah pergi "
Damon mencengkeram dadanya dan membuang wajahnya. Pura-pura merajuk.
"Ck"
liona mengacak-acak rambutnya sebal.
"Mendekat!"
Damon masih membuang muka, tapi dia tetap membungkukkan tubuhnya dan mendekat.
liona menarik nafas lalu menghembuskannya.
'Kau hanya harus bergerak cepat seperti tadi, liona.' Batin liona
Cangkir!
Belum sempat liona menarik kembali kepalanya, tangan besar Damon menahan belakang kepala liona
"Ump!"
Melumat, menjilat dan menghisap.
Lidahnya menerobos masuk memenuhi mulut liona
liona memberontak, tapi pinggangnya di peluk hingga menempel pada tubuh Damon. Tengkuknya di tahan.
liona terbuai, sensasi mulutnya yang penuh dan lidah Damon menjelajahi isi mulutnya membuat liona linglung.
Beberapa menit ciuman itu lepas karena liona hampir kehabisan nafas. Padahal Damon terlihat masih bersemangat.
"B... brengsek! Kamu ingin aku mati?!"
"Hehe! Maaf, sayang. Lagian bibirmu manis."
"Iblis sialannn!!"
liona memukul-mukul dada Damon, Damon pasrah dan tersenyum senang. 'Lagian tidak sakit, kok.' Kata Damon.
"cih!"
liona bersidekap dada, memalingkan wajahnya dengan raut kesal.
"Haish... Jangan bersidekap dada sayang. Kamu tahu? Dadamu terlihat sangat besar."
"IBLIS MESUM!! BERHENTI MELIHAT DADAKU!"
liona berbalik badan. Enggan menatap Damon.
"Hahahahaha! Aku bercanda, babe!"
liona diam, kesal.
"Baiklah, ayo pergi."
Damon memeluk pinggangnya liona, mengeluarkan sayapnya dan terbang.
liona reflek menyentuh dada bidang Damon, ia kaget dan takut terjatuh.
"Hoi~ kamu suka menyentuhnya? Sentuh semaumu. Tapi nanti gantian, ya?"
"Gantian kepalamu dua!"
"Kepalaku tiga, sayang."
"Pftt!" liona menutup mulutnya.
"Tertawalah... Aku rela." Damon tersenyum paksa.
"HAHAHAHAHAHHA!! MAAF!"
Damon hanya tersenyum menyedihkan.
***
Di satu tebing, sangat tinggi. liona dan Damon mendarat di atasnya.
Ada banyak pepohonan. Juga pemandangan kota berlampu indah.
liona mengagumi pemandangan ini.
"Mundur."
liona mundur.
Damon membuka telapak tangannya, Sebuah kursi panjang keluar dan di layangkan turun ke tanah.
"Duduk disini."
liona ternganga "keren.."
"Haha! Kamu lucu."
liona mendengus, lalu duduk. Memandang pemandangan didepannya. Tenang.
Damon membalikkan badannya membelakangi liona.
Matanya menutup sekilas, lalu terbuka lagi. mata merahnya menyala terang.
"veni, voco"
wush
Angin berhembus, sesosok makhluk setengah manusia setengah kuda itu muncul ntah dari mana. Dengan tombak di satu tangannya.
"quid mali, mi princeps?" (Ada apa, pangeranku?)
liona menoleh, kaget.
"Apa itu, Damon?!"
"Kamu tidak tau, Sungguh?"
liona berdiri, menghampiri Damon.
"Kalau tidak salah... Kentaur?"
"Ya, benar! Ini Kéntauros."
"Benar-benar ada?!"
"Seperti yang kamu lihat, sayang."
liona mendekati kentaur itu, sediking berjinjit untuk mencapai ujung kepala di kentaur.
Damon menggeram, kentaur menunduk sedikit.
liona kaget lalu tersenyum tipis, ia mengelus kepala kentaur.
Damon juga tersenyum, senang jika liona perlahan akrab dengan salah satu bawahannya.
"Kenapa dia kesini, Damon?"
"Aku memanggilnya."
"Untuk?"
"Menculikmu."
"Apa?!" liona menjauh, mendekat ke Damon.
"Tentu tidak. Aku akan memerintahkannya saja."
Bug! liona meninju lengan Damon.
"Ha ha ha!"
" sudahlah! kasihan dia menunggu."
"Superos ire vult sponsa mea." (Pengantinku ingin ke dunia atas.)
"hic, princeps." (Ini, pangeran)
Kentaur mengeluarkan wadah kaca berisi satu cairan.
"Gratias tibi ago, quaeso." (Terima kasih, silahkan pergi)
Kentaur menunduk sekilas. Hendak pergi.
"Tunggu!"
"Ya, Nyonya Pengantin?"
"Aku bukan pengantin, Panggil liona saja."