Kisah cinta antara Kharisma dan Soni putus karena orang ketiga yang tak lain adalah kakak Kharisma sendiri yang membuat hubungan Kharis dan Soni putus.
Setelah putus dari Soni.
Raihan mendekati Kharis hanya untuk mendapatkan Karina yang tak lain kakak keponakan Kharis sendiri.
Kharis yang kecewa dan patah hati memilih pergi dari kehidupan semua orang, kesedihan Kharis tak hanya tentang percintaan tapi dia juga di diagnosa kanker otak. Tak ada yang tau tentang penyakit hanya dia dan dokter nya saja.
Kharis memilih pergi menjauh dari semua orang. Hingga dia di pertemuan bertemu kembali dengan sang mantan yang memang masih belum bisa melupakan cinta pertama nya.
Soni pergi karena kecewa saat tau orang yang dia cintai sudah mengkhianati nya dan lebih percaya dengan semua ucapan kakak Kharis dari pada ucapan Kharis.
Akan kah benih cinta itu tumbuh kembali. Atau mereka berdua bagaikan orang asing yang tak saling mengenal.
yuk baca kisah nya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Sintia hanya bisa menangis melihat semua nya jadi arang sampai pagi dia berada di butik itu dan melihat semua nya sudah habis terbakar.
"Maafin saya Kha! saya gak bisa menjaga butik kamu, saya lalai." batin Sintia.
Dia ingat apa yang di katakan oleh satpam, awal kebakaran terjadi di bagian belakang. itu artinya di bagian gudang penyimpanan barang yang mudah terbakar dengan sedikit api. Sintia yang penasaran mulai mencari tau apa yang terjadi di bagian belakang dia bisa melihat pintu sedikit terbuka dan ada sebungkus rokok yang tertinggal di tempat kebakaran.
"Rokok itu artinya ada orang yang sengaja membakar bagian belakang dan dia membuka paksa pintu, tapi siapa?" batin Sintia bertanya - tanya.
Dia melihat keatas CCTV di bagian belakang sayang CCTV itu terhubung di ponsel Kharis sedangkan ponsel Kharis tak pernah aktif.
"Gimana cara saya bisa tau pelakunya jika CCTV ini terhubung di ponsel Kharis. Saya coba cari di laptop Kharis siapa tau dia menyambung kan nya juga di laptop sebelum dia pergi."
Sintia berbicara sendiri untuk mencari jawaban atas apa yang terjadi. Beberapa karyawan Kharis yang datang terkejut saat melihat tempat mereka mencari rezeki habis terbakar. Mereka mendekat kearah Sintia saat melihat Sintia ada di dalam butik.
"Mbak Sintia apa yang terjadi mbak?" tanya salah satu dari mereka.
Sintia yang tadi nya fokus mencari tempat rekaman CCTV di laptop langsung menatap kearah beberapa karyawan yang datang.
"Seperti yang kalian lihat semua habis. Seperti nya ada yang sengaja membakar gudang penyimpanan barang kita, hingga semuanya habis terbakar." ucap Sintia.
"Terus gimana dengan nasib kami mba! apa kami akan dibayar jika butik ini tutup?" tanya nya.
Sintia menarik nafas saat mendengar ucapan yang mewakili pertanyaan dari semua karyawan.
"Saya akan usaha kan membayar gaji kalian satu bulan, untuk seterusnya kalian bisa mencari pekerjaan yang lain. Karena saya sendiri tidak tau sampai kapan butik ini tutup, saya hanya berharap Kharis kembali terlebih dahulu." jawab Sintia.
"Terus kita gak di kasih pesangon gitu di keluarin?" tanya nya lagi.
"Soal pesangon saya akan pikirkan dan berbicara dulu ke bang Damar bagaimana baik nya. Karena saya tak bisa mengambil keputusan sendiri." ucap Sinta.
Mendengar ucapan Sintia membuat mereka saling pandang, bukan nya prihatin mereka malah mencemaskan gaji mereka yang takut tak di bayar.
Sintia melanjutkan mengecek laptop milik Kharis, tapi sia - sia dia tak menemukan apa pun di sana hanya data pengeluaran dan desain milik Kharis yang belum dia selesaikan.
Sintia yang melihat semua karyawan berkumpul tau jika mereka menunggu keputusan dari Sintia tentang gaji dan nasib mereka.
"Saya tau kalian menunggu apa! Besok datang lah pukul satu siang saya akan membagi gaji kalian, soal pesangon besok saya infokan." ucap Sintia dengan lesu.
Setelah mendengar apa yang di katakan oleh Sintia mereka pulang kerumah, ada yang pulang kerumah ada yang langsung mencari pekerjaan. Sintia bisa melihat ternyata tak semua orang bisa mengerti kondisi butik yang di alami bos nya, yang mereka tau gaji. mereka di bayar.
Sintia melajukan motornya menuju jalan kerumah keluarga Haris. dia ingin bertanya tentang butik dan memberitahu apa yang terjadi.
"Kamu di mana sih Kha! Jujur saya takut menghadapi keluarga kamu, apalagi dalam situasi seperti ini." batin Sintia.
Setengah jam perjalanan akhirnya Sintia sampai di halaman rumah Haris yang begitu megah. Dia langsung turun dan bertanya ke pelayanan yang ada di halaman rumah.
"Bik apa bang Damar ada?" tanya Sintia.
"Oh den Damar ada mbak! apa mbak mau bertemu dengan den Damar?" tanya pelayan.
"Iya bik penting." ucap Sintia.
Sintia menunggu sebentar di luar karena tak ada yang bisa masuk kerumah tanpa izin dari pemilik rumah. saat dia sedang menunggu Karin dengan gaya nya yang sombong mendekat kearah Sintia.
"Wah ada orang miskin ni! mau apa kamu datang kesini? Jika mau mencari Kharis sono cari di kuburan siapa tau dia ada di sana hahaha." Karin tertawa setelah dia menghina Sintia.
Sintia hanya bisa menggeleng kepala saja melihat betapa sombong nya Karin setelah Kharis tak ada.
Tak lama pelayan datang mempersilahkan Sintia untuk masuk.
"Silahkan mbak, den Damar ada di ruang tamu." ucap sang pelayan.
Karin yang melihat Sintia mendapat izin untuk masuk langsung langsung mencegah Sintia untuk masuk.
"Mau apa kamu ingin bertemu dengan kakak saya, mau pinjam uang ya." ejek Karin.
"Saya memang miskin nona Karin tapi saya masih punya harga diri, jangan sama kan saya dengan kamu yang menggunakan segala cara agar mendapatkan kasih sayang dari semua orang, kamu pikir saja sendiri saya yang miskin apa hati kamu yang miskin." ucap Sintia dengan menunjuk dada karin.
Karin yang merasa terhina ingin sekali menampar Sintia, tapi dia tahan karena dia tak ingin ada yang tau tentang dirinya yang selalu bersikap kasar sama orang.
Sintia masuk kedalam dan melihat Damar sudah duduk menunggunya.
Damar yang melihat kedatangan Sintia langsung menyuruh Sintia untuk duduk dia penasaran apa yang membuat Sintia ingin bertemu dengan nya.
"Ada apa kamu ingin bertemu dengan saya Sintia?" tanya Damar.
"Ini bang soal butik Kharis bang! Semalam butik kebakaran bang." ucap Sintia.
"APA!" kaget Damar
Damar kaget saat mendengar apa yang di katakan oleh Sintia, dia tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Bagaimana bisa, apa yang membuat butik Kharis terbakar?" tanya Damar.
Sintia tak bisa berkata dia sendiri tak tahu apa penyebab nya dan satu bukti CCTV tak dia temukan.
"Saya gak tau bang, kedatangan saya kesini ingin bertanya bagaimana dengan gaji karyawan butik Kharis. Apa di bayar full atau gimana, mereka juga minta uang pesangon." ucap Sintia.
"Denger Sintia soal gaji mereka bayar penuh, dan soal pesangon kasih saja separuh dari gaji mereka, karena butik akan tutup sampai Kharis kembali. Kamu pasti bisa mengatasinya." ucap Damar.
Danu yang mendengar jika butik Kharis terbakar habis merasa heran dan langsung mendekat.
"Apa di butik tidak mempunyai cctv! dan apa saja kerjaan kamu harus nya kamu pantau semua nya sudah aman apa belum." ucap Danu.
"Saya juga sudah cek semua nya bang sebelum pulang dan semua baik - baik saja. Soal CCTV ada bang cuma semua nya di ponsel Kharis, jadi saya gak bisa melihat apa yang terjadi." ucap Sintia.
"Kamu dengar kan bang, itu lah kecerobohan Kharis. dia pergi begitu saja dengan meninggalkan tanggung jawab nya, kayak gitu masih di harap bikin kesel saja anak itu, masih hidup saja menyusahkan orang apa lagi mati nanti, wajar jika kedua orang tua nya meninggal duluan karena dia bikin kesel." ucap Danu.
Damar yang mendengar ucapan Danu adik nya ingin marah, tapi dia mencoba menahan nya agar tak mudah terpancing emosi saat menghadapi Danu.
Tapi tetep salah kalo ngajakin Kharis nikah lari, mending berjuang dapetin restu orang tua dulu Son