Indah, seorang gadis dari kampung yang merantau ke kota demi bisa merubah perekonomian keluarganya.
Dikota, Indah bertemu dengan seorang pemuda tampan. Keduanya saling jatuh cinta, dan mereka pun berpacaran.
Hubungan yang semula sehat, berubah petaka, saat bisikan setan datang menggoda. Keduanya melakukan sesuatu yang seharusnya hanya boleh di lakukan oleh pasangan halal.
Naasnya, ketika apa yang mereka lakukan membuahkan benih yang tumbuh subur, sang kekasih hati justru ingkar dari tanggung-jawab.
Apa alasan pemuda tersebut?
Lalu bagaimana kehidupan Indah selanjutnya?
Akankah pelangi datang memberi warna dalam kehidupan indah yang kini gelap?
Ikuti kisahnya dalam
Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. bertemu kembali dengan mantan
Matahari telah mulai masuk ke peraduan, dan tugasnya untuk menerangi bumi akan segera digantikan oleh Dewi Candra, sang rembulan.
Setelah acara ijab kabul, inilah acara yang paling dinantikan, sekaligus paling mendebarkan bagi pasangan pengantin, khususnya Indah. Perasaannya menjadi resah dan gelisah tak menentu. Ada ketakutan dalam hatinya, demi mengingat ucapan Nyonya Felly, ibu majikan yang kini telah menjadi mertuanya, yakni tentang orang dari masa lalunya yang katanya akan menjadi salah satu tamu undangan malam ini.
"Ada apa? Kenapa kau begitu gelisah?" tanya Rama yang melihat gelagat sang istri.
"Ah... ti... tidak ada apa-apa, Tuan..." Indah yang tersentak kaget karena pertanyaan dari laki-laki tampan yang kini telah menjadi suaminya, berusaha menguasai hatinya.
"Lalu kenapa kau tampak begitu gugup? Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Katakan saja. Dan mungkin aku bisa mengatasinya!" Tanya Rama lagi.
"Emmm... sebenarnya, Tuan..."
"Tunggu!" Ucapan Indah terhenti oleh seruan Tuan Rama. "Ubah panggilanmu itu. Mulai sekarang kamu tidak perlu memanggilku Tuan. Kita sudah menjadi suami istri saat ini. Dan panggilan itu akan terasa aneh kalau didengar oleh orang luar!" lanjut Tuan Rama.
"Jadi saya harus memanggil Anda dengan sebutan apa, Tuan?" Indah bertanya, karena dia tak berani menentukan.
"Apa saja, yang penting jangan sebutan seperti biasanya yang layaknya majikan dan pelayan. Kau bukan lagi pelayanku. Kau bisa memanggilku Mas, Abang, atau apa saja, tetapi bukan Tuan!" Tuan Rama memberikan pilihan.
"Bagaimana jika saya panggil Mas saja?" tanya Indah seperti sedikit ragu.
"Begitu juga boleh!"
"Baiklah... Mm-Mas Rama..." Pipi Indah merona merah saat mengucapkannya.
"Hemm..." Tuan Rama ikut tersipu. Wajahnya terasa hangat. Tak dia pungkiri, ada rasa asing yang menggelitik telinga dan hatinya. "Sekarang katakan, apa yang membuatmu gelisah!" Rama mulai pembahasan ke topik awal.
"Emmm,,, itu... sebenarnya... saya..." Indah merasa ragu untuk mengutarakan apa yang ingin ditanyakannya.
"Katakan saja, ada apa!" Rama melihat keraguan Indah.
"Tuan... em... maksud saya... em... Mas, apa benar Tuan Handoko juga akan jadi salah satu tamu yang Anda undang?" Indah menundukkan wajahnya seusai bertanya, ada rasa tak enak hati.
Rama menatap ke arah istrinya, mencoba menyelami apa yang ada dalam pikiran gadis itu. "Apa kau merasa... ah, maksudku, apa kau keberatan? Tuan Handoko adalah salah satu rekan bisnisku. Dan sebelumnya aku juga sudah hadir di pernikahan anaknya. Jadi sekarang aku memang membalas undangannya!" Rama menjelaskan.
"Pernikahan putra Tuan Handoko?!" Indah terkejut mendengar berita itu. Jadi ternyata Jerry sudah menikah?
"Iya, seminggu yang lalu. Apa kau merasa kecewa mendengar berita itu?" Tangan Rama terkepal di sisi badannya. Ada rasa yang tak bisa dijabarkan, entah kenapa dia merasa tidak suka dengan apa yang ada dalam pikiran Indah saat ini.
"Ti-ti-dak, bukan seperti itu, saya tidak peduli lelaki itu menikah atau tidak?!" Indah tergagap, dia khawatir Tuan Rama berpikir yang bukan-bukan.
"Lalu...?"
"Saya... saya merasa belum sanggup bertemu mereka!"
"Apa karena kau masih menyimpan rasa untuk putra Tuan Handoko?!" Rama memicingkan matanya.
"Tidak... bukan seperti itu maksud saya, Tuan... em... Mas!" Indah menjeda ucapannya mencoba mengurai keberanian.
"Saya takut mereka akan menghina saya lagi. Dan, bagaimana jika Tuan Handoko berbicara yang buruk tentang saya di hadapan banyak orang? Saya takut nama baik Anda akan tercoreng!!" Indah menuturkan apa yang ada dalam benaknya.
Rama menghela napas lega. Rupanya cuma masalah seperti itu, tentu saja hal tersebut tak akan menjadi masalah baginya. Rama berjalan mendekat ke arah istrinya. Lalu meletakkan kedua tangannya di pundak istrinya.
"Angkat wajahmu!!" Rama menyentuh dagu Indah agar wajah cantik itu mendongak menatap ke arahnya.
Wajah Indah memerah, jantungnya berdegup dengan kencang. Demi apa dia bisa berada sedekat ini dengan pria yang beberapa saat lalu masih berstatus sebagai majikannya, dan sekarang telah berganti status menjadi suaminya.
"Sekarang kau adalah istriku, jangan pernah lagi tundukkan kepalamu pada orang lain selain padaku. Jangan pernah lagi membiarkan orang lain menghina atau merendahkanmu."
"Dan satu lagi, hilangkan kebiasaan menggunakan kata Saya dan Anda. Itu terlalu kaku. Aku merasa seperti orang asing di matamu!"
***
Dan sekarang di sinilah mereka berada. Di atas pelaminan yang super megah. Pelaminan yang dulu pernah menjadi hayalan Indah. Indah tak menyangka jika apa yang dulu hanya sebatas halu, sekarang benar-benar menjadi nyata.
"Ya Tuhan, ini benar-benar seperti dongeng Cinderella. Aku benar-benar menjadi gadis miskin yang menikah dengan seorang pangeran," gumam Indah tak dalam hati.
"Tamu yang kita nantikan datang. Persiapkan hati dan mentalmu. Ingat! Jangan lupa angkat wajahmu, busungkan dadamu, jangan menunduk pada siapa pun, dan jangan menunjukkan wajah ketakutan, jangan pula menunjukkan wajah teraniaya. Jangan pernah terlihat lemah di hadapan siapa pun juga. Perlihatkan kepada dunia bahwa kau adalah istri dari seorang Rama Wijaya!"
Bisik Rama di telinga istrinya, kemudian melingkarkan tangan kirinya ke pinggang wanita yang beberapa jam yang lalu telah sah menjadi istrinya, terlihat dari jauh keduanya tampak benar-benar seperti pasangan yang sangat mesra dan romantis.
Dada Indah berdegup kencang dengan perlakuan suaminya. Dulu memang dia berpacaran dengan Jerry, tetapi Jerry tak pernah memperlakukannya sedemikian mesra. Entah sudah semerah apa wajah Indah, yang nyata dia benar-benar merasa tersanjung dengan apa yang dilakukan oleh tuannya saat ini.
Indah menolehkan wajahnya ke arah suaminya. "Iya, Tuan!" Rama menggeram dengan panggilan yang disematkan oleh Indah.
"Emh... maksud saya, Iya, Mas!" Indah menghembuskan napasnya pelan. Kemudian mengambil napas dalam-dalam, dan menghembuskannya kembali. Mengatur jantungnya agar tak bergolak dan bisa menguasai keadaan. Dan tak tampak gugup di hadapan Tuan Handoko, yang sudah terlihat di depan dan sedang berjalan menghampiri mereka berdua.
Deg.
Jerry yang datang bersamaan dengan Tuan Handoko menghentikan langkahnya, membuat Mia yang berjalan dengan bergelayut di tangan suaminya ikut menghentikan langkah.
"Kenapa, Jer...?" tanya Mia sambil menolehkan wajahnya ke arah wajah suaminya. Mereka sudah hampir sampai di hadapan kedua mempelai, tetapi Jerry dan Tuan Handoko menghentikan langkahnya.
Jerry dan Tuan Handoko saling bertatapan, di dalam benak mereka tentu memikirkan hal yang sama, tentang apa yang dilihat oleh mata mereka, yakni sosok mempelai wanita yang sekarang berada di hadapan mereka.
"Indah...?" gumam Jerry yang mungkin hanya terdengar oleh dirinya sendiri.
"Apa benar wanita di hadapanku ini Indah? Apa benar dia wanita yang ku cari selama ini? Tapi kenapa dia yang menikah dengan Tuan Rama?!" Detak jantung Jerry bergemuruh dengan apa yang dilihat di hadapannya hingga dia bahkan tak mendengar pertanyaan wanita yang sekarang bergelayut di tangannya, wanita yang dinikahinya seminggu yang lalu, Nona Mia putri dari Tuan Hartawan.
Jerry menengadahkan wajahnya ke atas. Air mata nyaris lolos dari pelupuknya. Tetapi cubitan Tuan Handoko di pinggangnya menyadarkannya.
"Jangan berulah di pesta Tuan Rama, terlebih ada Putri Hartawan di sampingmu!" bisik Tuan Handoko di telinganya.
*.
*
Salam , Pembaca terkasih. Mama Mia minta maaf, karena kesibukan yang benar-benar padat, untuk sementara hanya bisa up 1 bab sehari.
Nanti jika situasi Mama sudah kembali longgar, In Syaa Allah pasti double up lagi.
Semoga kondisi ini tidak membuat Kalian semua kecewa.
Mama Mia Loplopyupullpullpullllll😘😘😘😘😘🙏🙏🙏
keselek biji kedondong gak tuh/Smug//Smug/
In Syaa Allaah segala urusannya di lancarkan Moms.. sehat wal'afiat terus ttp semangat.. Love you bbyk² buat Momsay sekeluarga.. 😘😘😘💪🏻💪🏻💪🏻🥰🥰🥰