Dokter Amelia, seorang mata-mata cantik dan cerdas, menyusup ke dalam kehidupan Gubernur Tantra. Misinya adalah mencari kelemahan Tantra untuk kepentingan musuh politiknya. Namun, keadaan berubah ketika Tantra jatuh cinta padanya dan menikahinya. Amelia terjebak antara tugas dan cinta.
Bagaimana kelanjutannya, selamat membaca.....
Ada Giveaway untuk pembaca setia yang mau ikut komen di setiap episodenya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 4 Janji Palsu
"Cepat bicara Alvin sebelum Tantra datang" kata Amelia yang terlihat sedang berbicara di telepon.
"Apa menurutmu dana kampanye Tantra berasal dari bisnis tambang itu?" terdengar suara Alvin di seberang sana.
"Mana aku tahu itu tugas mu untuk mencari tahu lebih lanjut aku sudah memberimu clue penting" kata Amelia.
"Baiklah usahakan kau masuk ke ruang kerja Tantra dan cari file di laptopnya tentang apapun yang mencurigakan yang bisa aku pakai untuk senjata melawannya di pemilihan nanti!"
"Vin sampai kapan?! aku lelah dan takut Vin"
"Hanya satu bulan Amelia, ayolah setelah itu kita akan berbahagia bersama"
Amelia mematikan telepon dengan wajah kecewa. tidak berapa lama pintu kamar terbuka, Tantra sudah pulang. Amelia langsung gugup menatap Tantra yang sedang melepas jam tangannya.
Sejak kapan mas Tantra pulang? apa dia mendengar aku dan Alvin bicara di telepon?
Tantra menatap ke arah Amelia, datar saja tidak ada senyum tersungging di bibirnya. Amelia salah tingkah sambil meletakkan ponselnya di laci meja.
"Mas sudah makan?" tanya Amelia hati-hati.
"Belum"
"Aku siapkan makan malam ya" Amelia hampir melangkah keluar kamar tapi sebelah tangannya di tarik perlahan oleh Tantra.
"Jangan kemanapun aku ingin melihat wajah mu"
Pandangan keduanya beradu, tapi sayangnya Amelia tidak bisa mengartikan tatapan itu. ia tidak benar-benar tahu seperti apa pria yang menikahinya. Tantra memang terlihat baik dan lembut padanya tapi Amelia tahu itu sepertinya bukan sifat asli Tantra.
Tantra itu pejabat besar, ia sudah terbiasa melakukan pencitraan dengan bersikap baik atau apapun untuk menarik perhatian rakyat. dan bukan tidak mungkin jika ia juga melakukannya di hadapan Amelia.
"Tangan mu dingin sekali?" Tantra masih memandang Amelia sembari menggenggam kedua telapak tangan Amelia.
"Iya mas, entahlah tanganku memang selalu dingin rasanya".
Tantra tersenyum ia menuntun Amelia duduk di sofa lalu dirinya berbaring di pangkuan Amelia.
"Hmm nyaman sekali" gumam Tantra sembari memejamkan matanya.
Tapi Amelia sebaliknya ia merasa tidak nyaman ketika Tantra berbaring di pangkuannya.
"Mas..boleh aku tanya sesuatu?" tanya Amelia ragu.
"Tentang apa?"
"Tentang keluarga mas. kenapa mereka tidak datang di pernikahan kita?"
Hening Tantra hanya terdiam.
"Mereka tidak tinggal di negara ini"
"Oh begitu ya"
Kalau mereka tidak tinggal di negara ini lalu dimana? bahkan di rumah ini tidak ada satupun foto keluarga.
"Apa mas punya saudara kandung?"
"Tidak"
"Saudara tiri?"
Senyum terlihat di bibir Tantra ia membuka matanya lalu menengadah menatap wajah lugu Amelia. jemarinya mencubit hidung istrinya itu Karen gemas.
"Aku lapar, ayo kita makan" Tantra bangkit dari sofa. ia melepas kemeja hitamnya di hadapan Amelia yang tertegun tidak sengaja menatap lekukan otot di area perut Tantra.
"Mas..mau..apa?"
"Memakan mu" jawab Tantra santai. ia bahkan mulai membuka ikat pinggangnya.
Amelia memalingkan wajahnya menghindari pandangan itu.
"hahaha lihat wajah mu Amelia merah padam dan gugup begitu, aku mau mandi dulu sebelum makan"
Amelia menyeka keningnya karena salah tingkah. ia tidak tahu lagi bagaimana cara berkelit jika Tantra mengajaknya berhubungan suami istri.
Alvin....tolong aku cepatlah selesaikan misi ini! aku sudah tidak sanggup lagi berhadapan dengannya...
"Hei kenapa melamun? tolong siapkan bajuku"
"I-iya mas"
Amelia segera bangkit membuka lemari dan menyiapkan baju ganti untuk Tantra. ia sedikit bernapas lega karena Tantra sepertinya belum berniat menyentuhnya.
Sementara di tempat lain Alvin terlihat berbicara dengan wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibunya.
"Apa Amelia bisa di percaya Vin? bagaimana kalau ia malah jatuh cinta pada Tantra dan merusak semua misi kita?"
"Ibu tenang saja itu tidak akan terjadi, Amelia itu lugu dan polos ia begitu mencintai ku, bukankah ibu juga melihatnya sendiri? ia rela berkorban untuk ku jadikan tumbal hanya dengan iming-iming sebuah rasa cinta"
Alvin tertawa puas begitu juga ibunya menertawakan kebodohan Amelia yang mereka jadikan umpan. jika misi ini telah berakhir dan Alvin memenangkan pemilihan sebagai gubernur tentu ia tidak akan memilih Amelia sebagai istrinya.
terimakasih thor sdh up .. Next,🙏