NovelToon NovelToon
Hak Milik Yang Ternoda

Hak Milik Yang Ternoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

SIPNOSIS:
Kenneth Bernardo adalah pria sederhana yang terjebak dalam ambisi istrinya, Agnes Cleopatra. demi memenuhi gaya hidupnya yang boros, Agnes menjual Kenneth kepada sahabatnya bernama, Alexa Shannove. wanita kaya raya yang rela membeli 'stastus' suami orang demi keuntungan.

Bagi Agnes, Kenneth adalah suami yang gagal memenuhi tuntutan hidupnya yang serba mewah, ia tidak mau hidup miskin ditengah marak nya kota Brasil, São Paulo. sementara Alexa memanfaatkan kesempatan itu untuk mendapatkan suami demi memenuhi syarat warisan sang kakek.

Namun, kenyataan tak berjalan seperti yang Agnes bayangkan, setelah kehilangan suaminya. ia juga harus menghadapi kehancuran hidupnya sendiri-dihina orang sekitarnya, ditinggalkan kekasih gelapnya uang nya habis di garap selingkuhan nya yang pergi entah kemana, ia kembali jatuh miskin. sementara Alexa yang memiliki segalanya, justru semakin dipuja sebagai wanita yang anggun dan sukses dalam mencari pasangan hidup.

Kehidupan Baru Kenneth bersama Alexa perlahan memulihkan luka hati nya, sementara Agnes diliputi rasa marah dan iri merancang balas dendam, Agnes bertekad merebut kembali Kenneth bukan karena haus cinta tetapi ingin menghancurkan kebahagiaan Alexa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HMYT-21

Vienna kembali meletakkan sebuah map tebal di meja di depannya. Tidak ada ekspresi emosi yang jelas di wajahnya, hanya senyum tipis yang terasa dingin. Map itu tampak penuh dengan dokumen, foto, dan catatan lainnya.

"Selanjutnya," ujar Vienna dengan nada datar, sambil melirik Rerry. "Targetmu adalah Alexa Graham."

Rerry mengerutkan kening, memandang map tersebut dengan ragu. Nama itu tidak pernah terdengar sebelumnya di telinganya. "Alexa Graham? Siapa itu? Aku bahkan tidak mengenalnya. Apa hubungannya dia dengan semua ini?"

Vienna tidak langsung menjawab. Dia duduk di kursi di seberang Rerry, menyilangkan kaki dengan santai. Tangannya bergerak ke arah sebuah pena yang ada di meja, memutarnya perlahan. Dia tampak memikirkan sesuatu, seolah sedang memilih kata-kata yang tepat.

"Dia penting untuk rencana kita," jawabnya akhirnya, masih tanpa menunjukkan banyak emosi. "Itu saja yang perlu kau tahu."

Rerry mengangkat alis, tidak puas dengan jawaban tersebut. Dia membuka map di depannya dan melihat foto seorang wanita muda—Alexa. Di bawahnya ada biodata lengkap yang mencantumkan alamat, pekerjaan, hingga rutinitas sehari-harinya.

"Mata-matai dia," perintah Vienna, memotong pikiran Rerry. "Aku ingin kau memantau setiap gerakannya. Kemanapun dia pergi, siapapun yang dia temui, aku ingin tahu semuanya."

Rerry menatap Vienna dengan mata yang penuh pertanyaan. "Kenapa? Apa hubungannya Alexa dengan Agnes? Atau dengan suaminya?"

Vienna menghentikan gerakannya, menatap Rerry dengan sorot mata tajam. "Kau tidak perlu tahu semuanya sekarang, Rerry. Yang perlu kau lakukan adalah mengikutinya. Tahu rutinitasnya. Lakukan apa yang kuminta."

Rerry bersandar di sofa, melipat tangannya dengan gelisah. "aku mengikuti permainanmu, tanpa tahu pasti apa yang sebenarnya kau inginkan. Dan sekarang kau ingin aku mengejar seseorang yang bahkan tidak pernah aku dengar namanya?"

Vienna mendekat, mencondongkan tubuhnya sehingga wajah mereka hampir sejajar. Ada intensitas di matanya yang membuat Rerry merasa seperti dia sedang berada di bawah mikroskop.

"Dengarkan aku, Rerry," katanya dengan suara pelan namun tajam. "Apa yang aku lakukan ini lebih besar dari yang bisa kau bayangkan. Agnes, Alexa, bahkan suaminya... mereka semua adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Jika kau ingin bebas seperti yang aku janjikan, kau hanya perlu melakukan bagianmu. Jangan bertanya terlalu banyak."

Rerry menggelengkan kepalanya, mencoba memahami situasi ini. "Apa hubungan mereka bertiga? Kenapa aku harus memata-matai Alexa?

Vienna tersenyum tipis, tapi senyumnya tidak menunjukkan belas kasihan. "Dua tahun itu adalah waktu yang cukup lama, Rerry. Kau harusnya tahu sekarang bahwa tidak ada yang kebetulan. Agnes, Alexa, suaminya... mereka semua terhubung. Percayalah, kau akan tahu pada waktunya."

Rerry masih menatap Vienna dengan penuh kebingungan. Dia ingin menolak, ingin memaksa Vienna untuk memberitahunya segalanya. Tapi dia tahu itu tidak akan berhasil. Vienna selalu seperti ini—memberikan cukup informasi untuk membuatnya tetap di dalam permainan, tetapi tidak pernah cukup untuk memuaskan rasa penasarannya.

"Kenapa kau tidak bisa memberitahuku sekarang?" tanya Rerry, suaranya terdengar frustrasi.

Vienna berdiri, mengangkat map lain dari meja yang tampaknya berisi dokumen tambahan. Dia berjalan ke jendela, menatap keluar seolah sedang melihat sesuatu yang jauh di kejauhan.

"Karena rahasia itu adalah milikku," jawabnya pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri. "Dan jika aku memberitahumu sekarang, kau tidak akan mengerti. Semua ini... akan selesai pada waktunya, Rerry. Kau hanya perlu mempercayaiku."

Vienna berbalik, menatap Rerry dengan tatapan yang tidak bisa ditolak. "Mulai besok, kau akan mengikuti Alexa. Aku ingin tahu semuanya tentang dia. Dan jangan buat kesalahan."

Rerry tidak punya pilihan selain mengangguk, meskipun pikirannya penuh dengan pertanyaan. Dia tidak tahu siapa Alexa sebenarnya, atau kenapa Vienna begitu tertarik padanya. Yang dia tahu hanyalah bahwa dia terjebak dalam permainan yang lebih besar dari dirinya sendiri—dan bahwa Vienna memegang semua kartu.

Vienna, di sisi lain, tersenyum tipis sambil memperhatikan Rerry. Dalam hatinya, dia tahu bahwa ini baru permulaan. Alexa, Agnes, dan suaminya... semuanya adalah bagian dari teka-teki yang lebih besar, teka-teki yang hanya dia yang tahu jawabannya.

Malam semakin larut, dan Vienna berjalan ke arah tangga, meninggalkan Rerry sendirian di ruang tamu. Sebelum naik, dia menoleh sebentar, memberikan tatapan terakhir yang membuat Rerry tidak bisa tidur malam itu.

Rerry hanya diam, melihat Vienna menghilang di balik tangga. Pertanyaan terus menghantui pikirannya: siapa sebenarnya Vienna? Apa yang dia sembunyikan? Dan apa yang sebenarnya ingin dia capai?

FLASHBACK ON

Sebuah rumah kecil dan sederhana yang terletak di ujung gang sempit menjadi saksi bisu pertemuan yang tak pernah terduga antara Vienna dan Rerry. Pagi itu, matahari terik menyinari gang sempit yang hampir selalu sepi, hanya ada suara percakapan tegang antara Rerry dan pria tua yang sedang terpojok di depan pintu rumah tersebut.

Rerry berdiri dengan kaki terentang lebar, wajahnya penuh tekanan saat melihat pria yang tampak ketakutan itu berusaha menyerahkan amplop tebal, dengan tangan yang gemetar. "Ini baru separuh, Pak. Tolong beri saya waktu, saya janji minggu depan saya lunasi," pria itu hampir menangis, wajahnya penuh kecemasan.

Rerry memandang pria itu dengan tatapan tajam. "Waktu? Kau pikir aku main-main, ya?!" suara Rerry menggelegar, penuh ancaman. "Kalau kau nggak lunasi sekarang, kita akan lihat akibatnya!"

Pria itu terdiam, tubuhnya tampak lemas. "Tolong, Pak... Saya benar-benar butuh waktu. Saya nggak punya uang sekarang."

Tentu, berikut adalah revisi dengan perdebatan yang lebih mengalir, dengan memasukkan dialog yang diminta di tengah-tengah percakapan mereka:

Vienna baru saja keluar dari rumah sampingnya, sebuah rumah kecil yang tampak biasa saja, tetapi baginya, rumah itu adalah tempat yang penuh rahasia. Ia sengaja datang untuk menemui asisten pribadinya yang belum memberikan laporan yang memuaskan. Langkah Vienna ringan, matanya tajam, selalu siap dengan apa pun yang akan ia temui.

Sesampainya di depan pintu, Vienna memeriksa ponselnya dan kemudian masuk tanpa berbasa-basi. "Kau ada apa? Kenapa aku belum menerima laporan minggu ini?" tanya Vienna tegas, suaranya tetap dingin namun penuh wibawa.

Asistennya, seorang wanita muda dengan penampilan rapi, tampak terkejut dengan kedatangan mendadak Vienna. "Maaf, Mbak Vienna, saya baru saja—"

Namun, Vienna sudah tidak mendengarkan lagi. Ia menyela, melangkah lebih jauh ke dalam rumah, dan langsung menuju ruang tengah. Tak sengaja, di tengah perjalanannya, terdengar suara percakapan yang cukup keras dari arah ruang belakang. Vienna berhenti sejenak, lalu mendekat perlahan.

Di sana, ia melihat Rerry sedang berdiri di hadapan pria tua yang tampaknya sedang terpojok. Rerry, dengan sikap yang sangat tegas, sedang menuntut agar pria tua itu segera melunasi hutangnya. Vienna menyimak, merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar utang-piutang biasa di sini.

Dengan langkah tenang dan penuh perhitungan, Vienna memutuskan untuk menyela. "Berapa banyak hutangmu, Pak Tua?" Tanyanya, suaranya penuh ketegasan.

Rerry yang sedang sibuk menekan pria tua itu langsung terkejut, menoleh dengan tatapan tajam. "Siapa kamu? Ini bukan urusanmu," jawab Rerry, nada suaranya ketus. "Dia siapa? Cewek simpananmu?"

Vienna menatapnya datar, seolah tidak terpengaruh dengan ancaman yang dilontarkan Rerry. "Aku hanya mendengar percakapan kalian, dan aku tertarik. Jadi, berapa banyak hutangmu?" tanyanya lagi dengan sabar.

Pria tua itu menunduk, tampak cemas. "10 juta, Mbak..." jawabnya dengan suara pelan, hampir tak terdengar.

Vienna melangkah lebih dekat ke meja, di mana sebuah amplop coklat tergeletak. Dengan gesit, ia mengambil amplop itu dan menariknya keluar. Segepok uang yang terbungkus rapi terlihat di dalamnya. Tanpa berkata-kata, Vienna menarik tangan Rerry dan menempelkan amplop itu di atas tangannya, menatap Rerry dengan tatapan tajam. "Ini lebih dari 10 juta. Hutangmu sudah lunas, Pak Tua."

1
Dinar
kakak aku kirim dua mawar 🌹 sebagai pengantar cinta dari Kenneth untuk istri barunya
Tiramisyuu
kak cover kita sama wkwk , tp untuk ceritaku di platform sebelah
Adelita0305: Oke deh kak
Tiramisyuu: judulnya Kubalas Penghianatan Sahabatku , ada di platform Fi**o hihi .
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!