"Perawan tua' itulah hinaan yang selalu Alya terima dari tetangga bahkan dari keluarganya dikarenakan usianya yang sudah 32 tahun dan Alya masih belum menikah. Merasa lelah dengan semua hinaan yang diterima, Alya memutuskan untuk menenangkan pikirannya dengan pergi ke Makkah, Alya berdoa agar segera dipertemukan dengan jodohnya.
Ketika Alya tengah berada di Masjidil Haram, Ibu-ibu datang menghampirinya dan mengatakan ingin memperkenalkan anaknya pada Alya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa Alya akan menerima tawaran Ibu-ibu tersebut?
Siapakah pria yang akan dikenalkan pada Alya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dihukum
"Tapi, Bang. Mbak Alya itu istrinya Abang loh," ucap Rizal.
"Lalu? kalau keluarga ndalem buat kesalahan gak boleh dihukum ya? gak adil kalau begitu, para santri yang gak sengaja masuk padahal mereka juga gak tau soal peraturan itu aja tetap dihukum," ucap Rayhan.
Memang tidak ada yang bisa menandingi sikap tegas, keras dan disiplinnya Rayhan dalam mengawasi dan membimbing para santri, itulah alasan Rayhan begitu ditakuti dikalangan para santri, hal sekecil apapun akan di perhatikan oleh Rayhan.
Namun, karena sikap tegas dan keras Rayhan ini membuat para pengurus, para santri dan santriwati pun ikut tertular akan sikap tegas dan disiplin seorang Rayhan hingga pondok pesantren Al-Faruq terkenal akan kedisiplinannya.
"Tidak apa-apa, kalau begitu apa hukumannya?" tanya Alya.
"Kamu bersihkan toilet masjid sebelah utara saja, disana toilet khusus putri kalau, kamu jangan ke toilet selatan karena itu toilet putra," ucap Rayhan.
"Iya, Gus. Assalamualaikum," salam Alya lalu pergi.
"Bang Rayhan gak boleh kayak gitu, Bang Rayhan ini baru nikah loh masa udah nyakitin perasaannya Mbak Alya sih," ucap Rizal.
"Abang memang seperti ini, dulu saat kamu tidak sengaja masuk ke tempat santri putri, Abang juga hukum kamu bahkan Abang suruh kamu bersihkan seluruh toilet asrama," ucap Rayhan lalu pergi.
"Memang susah melawan Abangmu itu," ucap Ustadz Angga yang sejak tadi berada disamping Rayhan.
"Memang Ustadz, Rizal gak bisa bayangin gimana perasaannya Mbak Alya," ucap Rizal.
"Kita lihat saja nanti, palingan Abang kamu gak boleh tidur di kamar," ucap Ustadz Angga.
Disisi lain, Alya sudah berada di masjid, namun ia tidak tau dimana peralatan untuk bersih-bersih. "Maaf, Mbak. Saya mau tanya, untuk peralatan buat bersih-bersih kamar mandi dimana ya?" tanya Alya.
"Oh ada di pintu pojok Mbak, Mbak bisa buka gak dikunci kok," ucap perempuan tersebut.
"Terimakasih Mbak," ucap Alya.
"Iya, sama-sama Mbak," jawabnya.
Setelah itu, Alya pun melaksanakan hukumannya, untung saja santri putri tidak banyak yang datang karena memang sekarang masih jam pelajaran, ditengah hukumannya tiba-tiba saja air mata Alya keluar dan Alya pun menghapusnya sebelum ada yang melihat.
"Kenapa lemah gini sih Alya, lagian kan kamu dihukum juga wajar soalnya kamu salah, padahal tulisannya udah jelas, tapi kamu gak lihat. Mas Rayhan udah bener, dia menegakkan keadilan," gumam Alya.
Setelah satu jam setengah, akhirnya Alya selesai dengan hukumannya lalu Alya pun segera pulang sebelum para santri datang karena sebentar lagi memasuki waktu Zuhur.
Sesampainya di rumah, Alya langsung membersihkan tubuhnya dan selesai berganti pakaian, Alya pun keluar kamar mandi dan saat Alya keluar kamar mandi ternyata Rayhan sudah ada di depan pintu kamar mandi dan ia langsung memeluk Alya.
"Maaf," ucap Rayhan.
"Gapapa Mas, Mas mau makan atau salat dulu?" tanya Alya.
Rayhan tidak menjawab, ia justru mengeratkan pelukannya pada Alya. "Mas, udah azan zuhur," ucap Alya.
Rayhan pun menatap wajah lembut Alya, "Mas gak bermaksud buat jahat ke kamu, Mas cuma menjalankan tugas Mas, Mas juga gak mau, tapi Mas harus adil," ucap Rayhan.
"Iya, Mas. Alya paham kok, Alya juga gak mempermasalahkannya," ucap Alya.
"Terimakasih ya sayang," ucap Rayhan dan kembali memeluk Alya.
"Iya, sama-sama. Mas mau salat disini atau di Masjid?" tanya Alya.
"Mas ke Masjid, kalau gitu Mas pergi dulu ya, assalamualaikum," pamit Rayhan.
"Waalaikumsalam," balas Alya.
Setelah salat zuhur, Alya memutuskan turun ke lantai satu untuk mengambil air minum pada botolnya, namun ketika Alya baru saja sampai di dapur, ia melihat dan mendengar dua orang perempuan tengah membicarakannya.
"Aku dengar katanya Gus Rayhan hukum Ning Alya," ucap Mbak Lyla.
"Memangnya Ning Alya dihukum apa?" tanya Ningrum.
"Ning Alya disuruh bersihin toilet masjid santri putri," jawab Mbak Lyla.
"Astaghfirullah, kok Gus Rayhan hukum Ning Alya ya padahal baru juga menikah," ucap Ningrum.
"Sepertinya Gus Rayhan dan Ning Alya dijodohkan deh dan mereka terpaksa menikah, Gus Rayhan kayak gak cinta gitu sama Ning Alya," ucap Mbak Lyla.
"Iya, juga ya. Dari kemarin, aku gak lihat Gus Rayhan dan Ning Alya bareng loh, kalaupun bareng Gus Rayhan dan Ning Alya gak romantis, beda sama Gus Rizal dan Ning Zahira, dulu kan pas baru menikah Gus Rizal dan Ning Zahira romantis banget," ucap Ningrum.
'Berhasil bebas dari Om Ilham, Tante Lidya dan Tante Mira, eh disini justru ada penyakit lain,' batin Alya.
Bukannya pergi, Alya justru menghampiri keduanya yang membelakangi Alya sehingga mereka tidak tau jika sejak tadi Alya ada disana.
"Terimakasih infonya ya, saya baru tau kalau Gus Rayhan dan Ning Alya dijodohkan dan mereka dipaksa menikah soalnya kelihatan gak cinta sama gak romantis," ucap Alya dan mengambil air minum.
"Ning Alya," keduanya begitu terkejut melihat Alya disana.
"Tenang saja, saya bukan orang yang suka membicarakan orang lain kok, jadi saya tidak akan mengatakan kepada siapapun tentang apa yang saya dengar tadi," ucap Alya lalu pergi meninggalkan Mbak Lyla dan Ningrum orang yang masih diam ditempat itu.
"Mbak, tadi Ning Alya denger obrolan kita?" tanya Ningrum.
"Sepertinya iya," jawab Mbak Lyla.
"Ya Allah Mbak, gimana ini?" tanya Ningrum yang sudah ketakutan.
"Mbak coba bicara dulu sama Ning Alya," ucap Mbak Lyla dan diangguki Ningrum.
Mbak Lyla pun pergi ke kamar Alya, Mbak Lyla mengetuk pintu kamar tersebut dan tak lama Alya pun membuka pintu kamarnya.
"Ning, maafin saya. Saya dan rekan saya tadi tidak bermaksud membicarakan Ning Alya dan Gus Rayhan," ucap Mbak Lyla.
"Gapapa Mbak, saya paham kok. Saya juga kan sudah bilang kalau tidak akan mengatakan tentang apa yang saya dengar tadi, anggap saja saya tidak ada tadi," ucap Alya.
"Tapi, Ning. Walaupun begitu, saya tetap harus meminta maaf secara langsung," ucap Mbak Lyla.
"Iya, saya maafkan, lebih baik sekarang Mbak kembali sebelum ada yang lihat," jawab Alya dan setelah itu, Mbak Lyla pun pergi.
Alya pun masuk ke kamarnya dan mengeluarkan air matanya yang sejak tadi ia tahan, Alya menangis meratapi nasibnya. Pagi tadi, Alya dihukum oleh suaminya sendiri, perempuan mana yang tidak sedih dan sakit hati ketika dihukum membersihkan toilet oleh suaminya sendiri.
Sejak tadi, Alya menahan kesedihannya agar tidak ada yang tau, hingga ia mendengar perkataan orang lain tentangnya dan itu benar-benar membuat kesedihan semakin parah dan akhirnya Alya tidak sanggup lagi menahan air matanya.
"Ternyata dimanapun aku berada, semuanya bakal sama saja," gumam Alya.
.
.
.
Bersambung.....
semangat Alya
Rayhan demi persturan tega bngt istrinya d hukum
Lanjut Ka
lajut ka