Berubahnya Istri Yang Di Abaikan

Berubahnya Istri Yang Di Abaikan

Bagian: 01 (revisi)

Note: untuk pembaca ku semua mohon maaf ya jika ada perubahan alur, karena entun meminta revisi di beberapa bab. kalian bisa membaca bab ulang agar nyambung dengan bab berikut nya🙏)

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

(Hari ini aku memasak makanan kesukaan mu, cepatlah pulang).

Itulah pesan yang dikirimkan Deandra kepada Athar, suaminya dua jam yang lalu. Namun jangankan dibalas, dibaca pun tidak.

Berkali-kali Deandra menghela nafas, berusaha meredam lara di dalam hati. selalu seperti ini, setiap harinya meja makan terasa dingin dengan hanya dirinya sendiri dan berbagai macam hidangan yang akhirnya hanya ia makan seorang diri.

Seperti yang sudah- sudah Deandra pun memilih untuk menepikan ponsel karena percuma menunggu balasan chat dari athar yang hanya akan membuang waktu meski nyatanya status online di whatsapp pria itu sangat jelas terpampang.

Deandra kira menikah dengan seorang athar ezra danendra akan membuatnya bahagia namun ternyata dugaannya salah, setiap hari sejak awal pernikahan yang ia dapat hanyalah pahitnya saja sedangkan manis pernikahan tak pernah bisa ia cicipi karena dia hanya seorang pengganti selama wanita yang seharusnya menjadi istri athar kembali.

Kehidupan rumah tangga yang dulu ia impikan kini terasa hampa, dia menatap hidangan di atas meja, rendang kesukaan athar yang ia racik dengan bumbu buatannya sendiri, kali ini ia bahkan menambahkan kentang goreng, aroma masakan yang menggugah selera menguar memenuhi ruangan, namun semua terasa sia- sia tanpa kehadiran athar.

Dalam kebisuan panjang yang menghimpit, deandra memutuskan untuk menelpon. Suaranya bergetar saat sambungan terhubung, tapi yang ia dengar hanyalah nada dering yang terus berulang, tak ada jawaban, Dea mengigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang.

"Bik tolong bereskan ini semua, " titah nya pada asisten rumah tangga bik nah. Lalu dia bergegas bangkit dengan menyembunyikan wajahnya tak ingin bik nah yang melihat nya menangis.

Namun bik nah bisa merasakannya, wanita itu hanya menghela nafas panjang, iba melihat duka sang nyonya.

Malam semakin larut, athar baru kembali. Dia melihat istri nya masih ada di meja makan, athar menghela nafas, sebenarnya berharap wanita itu sudah tidur agar mereka tak bertemu.

"Kamu sudah pulang? " Dea berbalik dengan secangkir teh di tangannya, ia tersenyum meski beberapa jam lalu ia sudah menangis pilu.

Athar diam tak menjawab, seperti biasa dia akan berlalu begitu saja.

Tak! Dea meletakkan cangkir teh dengan suara keras membuat athar menoleh.

"Aku sudah menyiapkan teh hangat untuk mu apa kamu tidak mau minum? "

Athar diam, untuk sesaat dia menelisik wajah dea yang terlihat sembab. "untuk mu saja. "

Kemudian dia berlalu tanpa mau peduli apa yang sudah di lalaui istrinya seharian ini? soal pesan itu dan telepon yang memang sengaja tak dia angkat, dan paling penting soal perasaan wanita itu selama ini.

Dea mengigit bibir, selama ini dia sudah mengusahakan yang terbaik, tapi jika jalan ini yang tetap di pilih athar maka dia tidak mempunyai pilihan lain selain mengikuti arus yang sudah di buat pria itu.

Athar masuk ke kamar, membersihkan diri dan berganti pakaian, merasa heran karena tidak seperti biasanya Dea tidak menyiapkan handuk dan baju gantinya. Lalu dia teringat tentang pesan dan telepon dari wanita itu yang sengaja ia abaikan.

Terdiam sejenak, athar lalu menghela nafas dan memilih mengambil handuk dan pakaian gantinya sendiri.

Tak berapa lama Dea menyusul ke kamar, wanita berkulit putih susu itu sudah berganti baju dengan piyama tidur.

Athar yang sudah ada di atas kasur dengan memangku laptop nya sudah bersiap membuat sekat dengan bantal dan guling, karena begitu lah cara mereka yang terpaksa harus tidur di atas ranjang yang sama tanpa ada rasa dalam ikatan pernikahan.

Namun di luar dugaan athar, dea tidak ikut berbaring di samping nya, melainkan mengambil bantal dan selimut untuk nya sendiri.

Athar hanya memperhatikan saja, gengsinya terlalu tinggi untuk menanyakan alasan wanita itu bertindak demikian, lalu yang ia lihat Dea keluar dari kamar, dan ketika ia mengikutinya, Dea ternyata memilih untuk tidur di sofa ruang tengah.

Tak ada reaksi dari athar, hanya ingin memeriksa lalu kembali ke kamar.

Tak ada niatnya untuk membujuk Dea, melainkan sebaliknya ia merasa lega karena Dea akhirnya mengerti tentang konsep pernikahan mereka yang memang berbeda, dan dia tidak perlu repot- repot menjalani kepura-puraan perannya sebagai seorang suami.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi hari deandra bangun lebih awal setelah menunaikan sholat subuh ia turun ke dapur dan membantu bi nah memasak seperti biasa.

Kali ini ia tak menyiapkan hidangan sarapan di atas meja, hal itu membuat bi nah keheranan karena biasanya sang nyonya akan bersemangat untuk menyiapkan segala hidangan meski akhirnya tuan athar tak ikut serta sarapan bersama dan lebih memilih untuk di buatkan bekal saja.

"Nyonya tidak menyiapkan sarapan di atas meja?"

"Tidak bi. " Deandra tersenyum lembut namun terlihat getir disana. Karena dirinya sadar untuk apa ia melakukannya jika pada akhirnya usahanya tersebut tidak terlihat di mata orang yang di tuju.

"Tolong antarkan sarapan ku di kamar ya bi, aku akan makan di kamar. "

"Baik kalau begitu nyonya. " meski di tumbuhi banyak pertanyaan di hati namun bi nah memilih bungkam tak ingin ikut campur lebih.

"Oh ya bukan di kamar itu ya bi, tapi di kamar yang satunya. "

"Maksudnya kamar tamu, nyonya? "

"Iya." jawabnya dengan senyum tipis lalu tanpa menjawab lebih, Deandra melenggang pergi meninggalkan bi nah dengan gurat keheranan.

Tak lama setelah kepergian deandra, Athar menghampiri meja makan ia lihat di atas meja bersih kosong melompong, biasanya jika sudah jam segini deandra sudah ada di meja makan sambil tersenyum manis menunggunya untuk sarapan bersama.

"Di mana sarapannya bi nah? "

"Ada tuan, tunggu saya siapkan," ujar bi nah.

"Tidak maksud saya-- bukan sarapannya. "

"Lalu apa tuan? "

" Orang yang biasa menyiapkan sarapannya. "

"Maksudnya nyonya?"

"Iya. di mana? "

Bi nah hampir menepuk jidat. Tuannya ini ternyata terlalu gengsi untuk menanyakan keberadaan nyonya sampai membuat alibi dengan menanyakan soal sarapan.

" Nyonya kembali ke kamar tuan, beliau bilang ingin sarapan di kamar saja."

Alis Athar bertaut. " Tapi tadi saya di kamar tidak ada dia. "

"Aa anu itu tuan... em. " bi nah terlihat ragu- ragu untuk mengatakan hal yang sebenarnya.

"Ada apa? katakan saja" ucap Athar sedikit mendesak sepertinya ada hal yang tidak beres.

"Nyonya bilang bukan di kamar yang di tempati nyonya dan tuan, tapi di kamar tamu. "

"Kamar tamu?! " ulang athar demi memastikan apa yang dia dengar barusan.

"Iya tuan. "

Kini seribu tanda tanya semakin terbenam di dalam otak athar. Ada apa dengan sikap Deandra sejak semalam? sepertinya istrinya itu sudah mulai berubah.

Ini tak beres, athar harus mulai berbicara dengannya.

****

Bersambung

Terpopuler

Comments

"Candy75

"Candy75

baru sadar pak selama ini diperhatikan istri kemana aja?

2024-11-09

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

br sebantr di diminta udh bingung tar gmn dea yg di diminta setiap saat

2024-11-13

0

Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902

Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902

waww .. baru bab 1 sdh terjadi perubahan.. bagus dea

2024-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!