Juliette, terlahir dari keluarga yang minim simpati dan tidak pengertian.
Membuat ia tumbuh menjadi gadis mandiri dan sulit berekspresi.
Di tengah perjalanan hidupnya yang pahit, ia justru bertemu dengan yang Pria semakin membuat perasaannya kacau.
Bagaimana kelanjutan hidup Juliette?
Akankah ada seseorang yang memperbaiki hidupnya?
Simak kelanjutannya, Behind The Teärs by Nona Lavenderoof.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lavenderoof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Menjaga Adik
Setelah selesai mengobati tangannya yang terluka, ia belajar dengan tekun dan mempersiapkan keperluan untuk menghadapi ujian kelulusan yang akan ia lakukan minggu depan.
Ia bukanlah orang yang mempersulit keadaan. Baginya setiap masalah selalu hadir bersama dengan solusinya.
Juliet benar-benar serius dengan impiannya. Ia akan terus berjuang demi cita-citanya.
Hingga tidak ada waktu untuk berlarut-larut dalam kesedihan. Atau hanya sekedar memikirkan ulang hal-hal yang terjadi di waktu lalu.
Seperti kertas undangannya yang sudah tak berbentuk. Ia bisa meminta dari pihak sekolah untuk mencetakannya lagi atau e invitation juga tak masalah.
*
*
Keesokan harinya...
Juliet sudah siap untuk berangkat ke sekolah, lengkap dengan pakaian rapi, seragam sekolah, tas dan beberapa buku di tanagnnya.
Ayah sudah pergi kerja, sedangkan kakak dan adiknya biasanya masih tidur. Jadi Juliet mencari keberadaan ibunya untuk berpamitan. Tapi entah dimana ibunya berada.
"Akh! Kalian mengagetkanku." Juliet terkejut saat membuka pintu. Tiba-tiba sang kakak dan Ibu ada di balik pintu.
"Tidak biasanya kakak sudah bangun jam segini. Kak Novi dan ibu juga sangat cantik. Kalian mau kemana?" Tanya Juliet setelah menelisik pakaian ibu dan kakaknya yang sangat rapi.
"Alah, tidak perlu bersikap sok manis! Mau kemana kau?" Ibuk balik bertanya, mengabaikan pertanyaannya.
"Tentu saja ke sekolah, bu." Jawab Juliet menunjukkan seragam yang dikenakannya, juga buku yang dibawanya.
"Ke sekolah? Bukankah kau bilang kelas 12 sedang dalam masa persiapan ujian dan diminta masuk pukul 10 am?" Tanya Ibu.
"Iya, bu. Aku akan mengembalikan dan meminjam beberapa buku di perpustakaan yang ada di pusat kota dulu. Aku juga akan belajar sebentar disana. Baru setelah itu pergi ke sekolah." Jelas Juliet.
"Uhukk! Ibu, aku tunggu di mobil." Bilang Novi, berjalan menuju pintu keluar.
"Apa Kak Novi baik-baik saja?" Tanya Juliet pada Ibu, saat melihat kakaknya batuk-batuk dengan wajah lesu.
"Kau tidak usah sekolah dulu hari ini. Aku akan pergi mengantar kakakmu berobat ke rumah sakit!" Bilang Ibu.
"Kak Novi sakit? Baiklah kalau begitu, aku tidak jadi ke perpustakaan. Aku akan ikut mengantar ke rumah sakit dan setelah itu ke sekolah!" Jawab Juliet khawatir.
"Tidak perlu! Kau izin saja hari ini. Bangunkan adikmu, dia masih tidur tadi dan antar dia ke sekolah. Aku ada urusan lain setelah mengantar Novi ke rumah sakit." Pinta Ibu.
"Aku tidak bisa izin, bu. Aku harus belajar dan mempersiapkan keperluan untuk ujian kelulusan." Jawab Juliet.
"Bukankah kau sudah pintar? Lagipula kau belum pernah tidak sekolah selama kelas 12 ini. Satu hari saja tidak masalah. Kau bisa tetap belajar di rumah setelah mengantar adikmu" Jelas Ibu, Juliet hanya diam tanpa menjawab apapun.
"Ya sudah terserah kau saja." Sambung Ibu, mengetahui kalau Juliet keberatan untuk tidak masuk sekolah.
"Adikmu mengikuti lomba futsal anak hari ini. Kau yakin tidak ingin mendukungnya? Kau tidak kasihan jika adikmu tidak jadi mengikuti perlombaan yang sudah lama diimpikannya?" Sambung Ibu lagi.
"Oh ya, aku hampir saja lupa. Baiklah, aku akan izin untuk menemani adik hari ini." Juliet baru ingat kalau pernah berjanji akan menonton perlombaan adiknya.
"Good girl! Aku pergi, kakakmu sudah menunggu di mobil. Jangan lupa merekam adikmu nanti! Daah!" Ucap Ibu sambil tersenyum, dan berjalan ke luar menyusul putri pertamanya.
Hope you enjoy this bab!
Thank you and happy reading!