"Waaa kenapa begini."
Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.
Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.
Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.
"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.
Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Setelah Dean dan Layla pergi, Rena dan Harris masih duduk di meja mereka dengan tenang dan menghabiskan minuman mereka, kemudian,
“Yuk Har, kita pindah,” ajak Rena.
“Ya kak Rena,” balas Harris.
Keduanya berdiri dan berjalan menuju meja Alice, kemudian mereka masuk ke dalam ruangan vvip bersama Alice. Ketika membuka pintu, ternyata di dalam Anton dan Yessi sudah menunggu,
“Maaf ya lama,” ujar Rena yang baru masuk.
Rena langsung berjalan mendekati Anton dan duduk di pangkuan Anton sambil memeluk Anton, tiba tiba Anton memegang pakaian Rena,
“Loh beb, kok kamu basah ? kenapa ?” tanya Anton.
“Di siram kak Dean haha,” jawab Harris yang duduk di sebelah Yessi.
Begitu Harris duduk, Yessi langsung bersandar dan Harris merangkulnya, Yessi terlihat mesra sekali dengan Harris,
“Kamu lama, aku udah lama nunggu loh,” ujar Yessi.
“Maaf sayang, sekarang udah beres,” balas Harris.
“Wah bagus deh, jadi sekarang kita bebas nih beb ?” tanya Anton.
“Iya dong beb,” balas Rena.
“Kemarin bener bener tegang ya, aku sampe ga bisa gerak,” balas Yessi.
“Hahaha sori sayang,” balas Harris.
“Jadi sampai kapan nih aku harus berperan jadi pacar kak Dean ? lama lama usia ku benar benar jadi 26 tahun nih, kamu tahu kan sayang, aku baru aja jadi 22 tahun kemarin,” ujar Yessi.
“Tenang saja sayang, aku tahu kok, sebentar lagi selesai, tinggal beberapa hari lagi,” ujar Harris memeluk dan mencium kening Yessi.
“Yap bener, paling tidak sekarang mereka sudah melihat satu sama lain,” ujar Rena.
“Haaah...jadi aku masih harus berperan lagi ya ? kak Layla aja sampe sekarang ga tahu berapa usia ku yang sebenarnya, capeeee nih,” ujar Anton.
“Sampe sabtu beb, sampe sabtu, sabar sedikit lagi, habis itu kita senang senang,” jawab Rena.
“Ya, sekarang kita tinggal tunggu keputusan mereka dua hari ini dan di akhiri hari sabtu,” tambah Harris.
“Sip aku udah ga sabar beb,” balas Anton yang mengecup pipi Rena.
“Hehe ntar aja ah beb di rumah kalau mau di terusin, pokoknya begitu bebas kita langsung keliling dunia,” ujar Rena.
“Hehe iya beb, aku sayang deh ama kamu,” ujar Anton memeluk Rena.
“Kalian ini benar benar menganggap aku tidak ada ya, payah deh kalian,” ujar Alice dengan gaya bancinya.
“Hahaha maaf kak Alice, atau aku panggil pak Jeffrey ?” tanya Rena.
“Ih Rena sayang mah gitu, kata mu Jeffrey udah tenggelam kan, setelah di permak sekarang aku jadi Alice, usia 35 tahun dan ceo cantik Clover production house yang sudah ganti nama jadi Familias,” jawab Alice dengan gaya bancinya.
“Becanda kak, trus menurut mu gimana mereka Har ?” tanya Rena.
“Masih aja payah, lambat ambil keputusan, lebih mentingin perasaan, lagian isi otak mereka cuman begituan, emang nya kalau di kamar cuman begituan aja apa ? ga bisa ngobrol serius apa ?” tanya Harris.
“Ya, mereka masih ga sadar ya kalau kita tanam kamera dan penyadap di hotel mereka, ampun deh, mereka lembek dan cemen banget sih, bahas nya aja perasaan mulu, gituan doang yang jago,” jawab Rena.
“Begitulah, aku aja sebel, walau cuman pura pura, contoh kemarin, padahal kita bilang kita berdua di jodohin kan kak Anton, harusnya kalau bisa mikir mereka putusin di saat itu juga kan, jadi ga perlu nunggu sabtu, malah ngajak ke kos kosan, bener bener deh,” ujar Yessi.
“Haha memang, mereka memang kayak gitu, tapi mereka tidak tahu kan keluarga ku dan Yessi adalah keluarga cabang dua keluarga besar yang memimpin kota ?” tanya Anton.
“Soal itu aman, mereka tidak tahu, otak mereka ga nyampe kesana, mereka aja ga sadar kok kalau mereka daftar jadi artis dan aktor porno di perusahaan milik papa mu beb,” jawab Rena.
“Hahaha bener, tapi kak Dean sempet kerja di perusahaan papanya Yessi kan setahun ?” tanya Anton.
“Iya bener, makanya waktu pas aku main kesana, eh pas dia nolongin aku ketika aku di ganggu preman di bawah, kebetulan yang sangat langka dan mempermudah segalanya, tapi ya itu, emang kayaknya dia ga cocok kerja di tempat papa, makanya cuman setahun pindah, ku kasih referensi aja ke perusahaan yang punya hutang ama keluarga kita,” ujar Yessi.
“Wah mereka itu gimana sih, sampai sekarang masih payah, padahal kita berlima di sini di tugasi oleh bos Mario dan bos Franky buat menjadikan mereka pemimpin tangguh dan tegas yang bakal memimpin dua keluarga yang bersatu ini,” ujar Alice.
“Tapi soal mereka pernah main di clover jangan sampai sekali kali bocor ke telinga papa dan om Franky ya, kak Alice, cukup kita berlima di dalam ruangan ini yang tahu, tadi pagi juga, kalau kita tes ternyata pak John dan bu Rose tahu soal mereka dulu, terpaksa kita harus bungkam mereka, untung mereka ga tau apa apa. Sekarang kalau mereka mau melanjutkan karir mereka di industri ini tidak masalah, mereka sudah tunangan dan sekamar,” ujar Rena.
“Itu makanya, karena sekarang tidak apa apa, kita kasih spotlight buat mereka di film berikut, dengan tujuan untuk membuang dan menghapus yang mereka lakukan dulu sekalian juga menghapus reputasi mereka agar tidak tercium papa dan om Mario,” balas Harris.
“Haha bener juga, pantes kalian mengundang pasangan itu ke hotel dan membuat mereka bertemu dengan Dean dan Layla,” balas Alice.
“Ya kalau ketika ketemu ternyata keduanya tahu soal kakak kakak kita, langsung kita bergerak dan bungkam mereka, tapi mereka cuman nebak nebak saja jadi artinya mereka ga tahu, makanya kita lepasin, semoga anaknya lahir dengan selamat hehe,” balas Harris.
“Tapi aku ada pertanyaan nih beb, pemilik perusahaan yang katanya rekanan ayahnya Yessi dan ibu pemilik butik yang katanya mama ku, gimana nasibnya ?” tanya Anton.
“Oh mereka ga bisa bayar hutang, jadi pemilik perusahaan tempat kakak ku bekerja sudah tenggelam di dasar laut berikut pemilik dan keluarganya, sedangkan ibu muda pemilik butik tempat kak Layla bekerja, sekarang bekerja melayani laki laki hidung belang dari pagi sampai malam,” ujar Rena santai.
“Mantap beb, hehehe,” balas Anton.
“Pokok nya sabtu semua beres, mau tidak mau mereka harus telen semua, tos...demi selesainya tugas kita,” ujar Rena mengangkat gelasnya.
“Tos,” Harris, Anton, Yessi dan Alice mengangkat gelas mereka dan kemudian mereka minum bersama sama.
******
Sementara itu, di kamar hotel, Dean dan Layla yang tidak tahu dan tidak mengerti apa apa, merenung, Dean duduk di kursi dan terlihat lemas sedangkan Layla berbaring di ranjang sambil menutup wajah dengan lengannya.
“La, kita udah skakmat nih,” ujar Dean.
“Iya, kita udah ga bisa apa apa lagi selain nurut,” balas Layla.
“Kita udah ga bisa lepas dari keluarga kita, satu satu nya jalan ya menerima,” balas Dean.
“Memang, walau sebenarnya aku masih bingung dengan diriku sendiri,” balas Layla.
“Sama, tapi waktu udah abis,” balas Dean.
Tiba tiba Layla bangun dan duduk di atas ranjang, dia melihat Dean yang masih lemas di kursi di sebrang ranjang,
“Soal film tadi, menurut lo gimana ?” tanya Layla.
“Haaaah....ga tau deh, gue benci kita melakukan hal itu di tonton oleh para kru, di sorot lampu panas dan banyak kamera mengarah ke kita,” jawab Dean.
“Sama, walau pakai topeng tetep aja kita tampil polos di depan semua itu,” balas Layla.
“Gue bener bener ga ngerti sama papa dan Rena, kenapa mereka begitu ama gue, mau hukum gue ? hal yang ingin gue lupain malah di bikin supaya gue terjun lagi di dalamnya,” ujar Dean.
“Tapi paling ga, sekarang kita udah tunangan, kalau menurut gue mungkin mereka mau mengikat kita secara ga langsung dengan menjebloskan kita lagi,” balas Layla.
“Bisa jadi, tapi hati gue masih mendua gini....payah lah gue,” ujar Dean.
“Kalau itu...gue juga sama,” balas Layla.
“Kasihan pak Jeffrey,” ujar Dean.
“Iya, padahal dia dulu bantuin kita, kalau ada sutradara yang punya ide ganti pasangan, pasti dia nolak dan dia sering nasehati kita....padahal dia masih muda ya, waktu ketemuan kita aja umurnya mungkin sama kayak kita sekarang,” balas Layla.
“Ya kira kira atau malah lebih muda dari kita sekarang, dia ga pernah ngomong dia umur berapa sih,” balas Dean.
“Haaaah,” keduanya menghela nafas, kemudian mereka kembali terdiam dan hanya melihat satu sama lain dari jauh.