Kiara dan Tiara adalah gadis cantik kembar identik dari ibu tunggal yang bernama Shopia. Suami Shopia telah meninggal karena penyakit jantung sejak kedua putri mereka berumur 9 tahun. Sekalipun Kiara dan Tiara adalah saudara kembar, tapi sifat mereka jauh berbeda, bak langit dan bumi.
Penasaran dengan ceritanya?? baca yuk!
Ingat ya, ini hanyalah karangan fiktif semata...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4 Mendapat Surat Cinta
Senin pagi sebelum upacara dimulai...
"Trimakasih ya Wi untuk kiriman foto-fotonya kemarin. Bener-bener bermanfaat buat aku," kata Kiara pada teman sekelasnya, yang tempat duduknya tepat di belakangnya.
"Bermanfaat untuk apa ya, Ki? Gak paham aku," sahut Dewi dengan benak tanda tanya.
"Maaf Wi, aku gak bisa cerita secara detail, soalnya ini menyangkut privasi keluargaku. Yang jelas, foto kirimanmu kemarin aku pakai bukti ke mamaku kalau Tiara itu suka berbohong," jelas gadis cantik berambut hitam panjang lurus itu.
"Lah... Ternyata saudara kembarmu itu juga suka berbohong, Ki?" tanya Dewi dengan ekspresi sedikit terkejut, yang dibalas anggukan kepala dari Kiara.
Belum juga kedua anak perempuan itu melanjutkan obrolannya, Abel yang baru masuk kelas, datang menghampiri mereka.
"Kiara, ini ada titipan untukmu," kata Abel sambil menyodorkan amplop warna pink bermotif bunga. Dari jarak sekian cm tercium aroma wangi dari amplop itu.
"Apa itu, Bel?" tanya gadis cantik tersebut penasaran dengan amplop masih di tangan temannya.
"Baca saja dulu, nanti kamu juga bakalan tahu isinya apa dan dari siapa."
Tak berapa lama, amplop pink wangi itu sudah berpindah ke tangan Kiara. Sedangkan Abel melanjutkan langkahnya menuju ke tempat duduknya.
"Ciye ciyeee yang baru dapat surat cinta pasti hatinya sedang berbunga-bunga nih yeee," goda Dewi.
"Baca sekarang dong Ki, aku pingin tau isinya nih," lanjut gadis berambut keriting itu penasaran.
"Ye, kepo. Aku bacanya di rumah saja lah," ucap Kiara yang kemudian memasukkan amplop pink wangi tersebut ke dalam tasnya.
"Kira-kira kalau yang nembak kamu cowoknya ganteng, kamu mau gak Ki?" tanya Dewi ingin tahu.
"Mama sudah mewanti-wanti aku sama Tiara, selama masih sekolah kita gak boleh pacaran, Wi," balas gadis cantik itu apa adanya.
"Yaelah, mamamu itu kok kolot banget sih, Ki. Anaknya sudah SMA kok gak dibolehin pacaran. Pacaran itu enak tau," cerocos cewek berambut keriting tersebut yang memang sudah punya pacar sejak kelas X, tapi pacarnya dari sekolah lain.
"Menurutku itu namanya bukan kolot, Wi. Mamaku kan single parent. Dia pingin anak-anaknya sekolah yang serius, jadi anak yang pinter, golnya nanti bisa kerja dan mandiri," Kiara berusaha meluruskan jalan pikiran Dewi.
"Apalagi anak SMA jaman sekarang gaya pacarannya ada yang ngeri, Wi. Kan semakin banyak kasus anak SMA yang hamil gegara pacaran kebablasan. Apa gak kasihan dengan orang tuanya kalau sudah seperti itu," tambah gadis cantik itu.
"Iya juga sih, Ki. Tapi semua kan tergantung dari pribadinya masing-masing. Bisa mengendalikan diri apa tidak," kata Dewi.
"Berarti selama ini kamu belum merasakan pacaran sama sekali, Ki?" tambah cewek berambut keriting tersebut yang dibalas gelengan kepala dari Kiara.
"Mudah-mudahan ke depannya kamu jadi orang sukses dan punya suami yang baik ya, Ki. Jangan seperti saudara kembarmu yang lebay itu," imbuh Dewi yang kemudian di amini oleh Kiara.
*
Pada saat jam istirahat kedua, tampaklah geng lebay sedang duduk di taman dekat lapangan basket sambil mengobrol.
"Busyet dah, mamamu gak bakalan ngasih uang saku ke kamu selama 3 bulan? Keterlaluan banget sih," Vivi lumayan terkejut setelah dicurhati Tiara.
"Iya Viii... 3 bulan itu lama loo... Mana tahan aku hidup tanpa uang saku," ucap Tiara dengan wajah suntuk.
"La terus siapa coba yang nglaporkan ke mamamu kalau kamu sebenernya gak kerja kelompok tapi nge mall?" tanya Cindy.
"Aku sendiri juga gak yakin, Cin. Kayaknya si Kiara resek deh. Tapi darimana dia bisa tahu kalau kita nge mall ya? Perasaan waktu di mall kemarin kita gak ketemu dengan anak dari sekolahan kita," Tiara mencoba menebak-nebak.
Sewaktu di mall kemarin, Dewi memang sengaja memfoto geng lebay dari jarak agak jauhan dan sembunyi-sembunyi. Dewi juga berkata pada mamanya, kalau dia merasa males jika ketemu dengan geng lebay. Makanya si Dewi mengajak mamanya untuk lewat jalan lain.
"La kamu punya perhiasan gak, Ti? Kalau punya nanti aku bantu jualin. Kan bisa untuk uang sakumu," Vivi memberi solusi.
"Wah iya ya. Aku kok gak kepikiran sampai ke situ. Waktu papaku masih ada, aku pernah dibelikan anting, kalung sama gelang. Tapi surat-surat pembeliannya jelas disimpen mamaku," kata Tiara.
"Gampang itu lah. Gak pakai surat juga gak pa pa. Kebetulan papaku punya temen yang punya toko perhiasan," tambah Vivi.
"Makasih banyak ya, Vi. Kamu memang the best. Besok perhiasannya aku bawa deh," imbuh Tiara kegirangan.
*
Sementara itu di tempat lain, pada saat jam istirahat kerja, Shopia mengirim pesan lewat WA ke Bu Santi, wali kelas Tiara.
Setelah menjadi ibu tunggal, terus terang dia kurang memantau perilaku anak kembarnya karena memang tenaga dan pikirannya sudah terkuras untuk bekerja. Awalnya dia berpikir, karena anak kembarnya sudah SMA tentu mereka sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk.
Selama ini, diantara kedua anak gadisnya, memang Kiara lah yang lebih menonjol dibanding Tiara. Sejak kecil, Kiara sudah menunjukkan kalau dia mempunyai sifat penurut dan rajin. Tapi di satu sisi, dia juga tidak habis pikir kenapa malah Kiara juga yang sering membuat masalah.
Namun sejak Shopia tahu kebohongan Tiara, dia mulai kepikiran untuk menyelidiki bagaimana tingkah laku Tiara saat di luar rumah khususnya di sekolahan. Cara awal yang dia ambil ya menghubungi wali kelas Tiara.
Selama 1 jam istirahat, Shopia beberapa kali mendapat balasan pesan dari wali kelas Tiara. Sekalipun Bu Santi tidak menjelaskan secara detail, tapi Shopia menjadi tahu jika tingkah laku Tiara memang tidak wajar saat di sekolahan. Bu Santi juga berpesan pada Shopia agar dia terus memantau Tiara, jangan sampai dia terkena pengaruh buruk dari temannya, khususnya dari Vivi dan Cindy.
*
Saat ini tampaklah Kiara sedang membaca surat yang dia terima dari Abel tadi. Tanpa disangka-sangka pengirim suratnya adalah Roni, salah satu cowok primadona sekolahnya yang banyak diincar oleh murid perempuan.
Roni adalah murid kelas XI sama seperti Kiara namun beda kelas. Postur tubuhnya tinggi ideal, putih dan tentu saja tampan seperti oppa Korea.
Roni adalah tipe cowok yang dingin. Selama sekolah, sekalipun banyak cewek yang berusaha caper bahkan mengajak kenalan, tapi dia tetap cuek.
Di sekolah, Roni menjadi kapten basket yang tidak diragukan lagi kemampuannya. Itulah sebabnya, geng lebay berusaha keras bagaimana caranya agar bisa diterima di club basket sekolahnya. Tentu saja tujuannya untuk mencari perhatian ke Roni, tanpa peduli jika kulit mereka nanti berubah agak gelap karena kepanasan saat latihan.
Jika boleh jujur di dalam hati, Kiara sangat senang mendapat surat itu. Karena di surat itu Roni menulis jika sudah lama dia menyukai Kiara dan ingin gadis itu menjadi pacarnya. Namun Kiara juga tetap ingat dengan peringatan mamanya, kalau selama sekolah dia tidak boleh pacaran dulu.
Kiara anak yang sadar diri. Selama papanya meninggal, mamanya lah yang berjuang keras untuk menghidupi kedua anaknya. Kiara tidak ingin mengecewakan mamanya. Jadi dia memutuskan untuk berteman saja dengan Roni.
oga Tiara sadar kelakuan buruknya...
trimakasih dan salam sukses buat kalian 🙏