Baikal, Karyawan tertekan yang mengalami Burn Out tidak ada hal lain yang bisa dilakukan selain terjebak dalam pekerjaannya. Satu satunya hiburan yang bisa dilakukan di waktu sempitnya adalah berimajinasi.
Imajinasi ini yang kini menjadi nyata dan Baikal berpindah di dalamnya.
Baikal merasa dunia baru sangat berbahaya dan merasa jiwanya terancam. Beragam imajinasi dia wujudkan untuk menjamin keselamatan jiwanya.
Imajinasi pertama yang berhasil diwujudkan Bayangan Kegelapan Neraka "Helcourt The Shadow". Namun, hanya berguna untuk membawanya lari, menyalakan api dan menangkap ikan.
Apakah Baikal bisa bertahan di dunia baru?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MishiSukki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ISTANA STARBLAIZER
Hmm…
Pemandangan dan keadaan yang dia rasakan jauh berbeda saat terakhir kali berada di kota yang dihancurkan.
Kini dia berada di sebuah ruangan besar yang sangat nyaman. Kasur yang empuk berbeda dari keadaan ruangan apartemennya.
Hmmm, Nampaknya berbeda. Aku di suatu tempat yang lain.
Baikal masih linglung belum bisa membedakan apakah ini masih di dunia mimpi atau tidak. Nampaknya panca indra serta kesadarannya sangat menyatu dengan kuat di sini.
Kalau bukan mimpi. Berarti jangan jangan… Jantung Baikal berdetak lebih kuat.
Pintu dibuka, pelayan dengan pakaian indah masuk.
“Pangeran sudah bangun, sebaiknya jangan terlalu memaksa diri.” Pelayan cantik tersenyum riang.
Sementara pelayan sibuk di dekatnya untuk merawat. Baikal terus menerus meyakinkan dirinya jika ini bukan di alam mimpi.
Ini kenyataan. Aku bebas dari Bos gila dan kehidupan yg memuakkan… Sedikit senyum villain muncul.
Pelayan terus menerus mengajak Baikal berbicara. Namun Baikal hanya merespon dengan diam saja.
Di mana ini? Aku tak tahu apa apa sama sekali. Lebih baik aku tidak banyak bicara dan banyak memerhatikan.”
Apakah aku aman? Belum tentu juga kan? Lebih baik berhati hati.
Ah, lantas siapa aku? Baikal kaget saat melihat gambar dirinya terpantul dalam cermin di seberang tempat tidur. Dia melihat bocil sekolah menengah dengan mulut terbuka lebar.
Aku menjadi remaja? Baikal berlinang air mata. Benar benar Forever Young.
Dengan menjadi figure yang lebih muda. Harapan hidup akan semakin meningkat.
Hehehe… Berkah. Pungkasnya.
Baikal menyambar buah buahan potong yang disajikan pelayan dengan tusukan garbu. Dia mencoba kesemuanya buah yang ada.
Tampilan buah cukup menarik namun hanya berasa berair dan hambar. Baikal tidak menemukan citarasa yang baik.
Baikal juga mengambil beberapa potong roti dan beberapa irisan daging yang dimasak. Sama seperti buah. Berasa hambar dan tak ada citarasa sama sekali.
Kualitas makanan di sini sangat payah. Apakah mereka memiliki selera rendah atau koki yang buruk?
Meskipun di dunia sebelumnya Baikal termasuk kategori kelas menengah ke bawah. Dia juga termasuk pria yang memuja hidangan kuliner sebagai salah satu penghiburannya.
Meskipun apa yang dimakan jauh dari sajian mahal, restoran mewah, berbintang dengan plakat michellin star. Setidaknya makanan biasa pun dia tahu dan bisa menemukan di mana diolah dengan citarasa yang baik.
“Andai daging ini dibumbui dengan garam, lada hitam, daun parsley dan bubuk bawang panggang pasti terasa lebih nyammy.” Baikal membayangkan saat di mana dia makan paket grill terakhir kali.
[System Hidden]
Menambahkan bumbu pada daging dengan garam, lada hitam, daun parsley dan bubuk bawang panggang.
Status COMPLETE
Baikal dengan malas menyendok daging terakhir di piringnya.
AH…
Matanya terbuka lebar.
Enak, Bagaimana daging terakhir ini dibumbui dengan sempurna. Kurasa para koki ini cukup pelit dalam bumbu. Atau mereka hanya iseng saja main bully aku hanya dengan memberi bumbu pada satu irisan saja. Tempat ini berbahaya.
Baikal meletakkan sendok. Matanya melirik kiri dan kanan sebagai protes dan menunjukkan kewaspadaannya.
Pelayan terus menerus bercakap dan bertanya pada Baikal, namun dia sendiri hanya menatap pelayan dengan tanpa ekspresi dan bicara.
“Jika aku berbicara, pelayan ini akan mengetahui sedikit informasi tentangku. Itu bahaya, jika dia melapor ke pihak lain. Cukup bisa mengancam diriku.
Pelayan akhirnya menyerah. Setelah cukup menjalankan tugas akhirnya dia meninggalkan kamar Baikal.
Mengingat kembali ucapan pelayan tadi, Baikal tahu sekarang dia berada di Istana Starblaizer setelah dirawat selama 6 bulan.
Dia juga sedikit terkejut ternyata dia membawa status yang bukan sembarangan. Pelayan menyebut Baikal Ramoses sebagai pangeran ketujuh. Putra Kaisar Aegonas Ramoses.
Hidup enak sebagai pangeran? Hmm… Baikal mengernyit.
Dari berbagai novel dan cerita yang pernah dia baca. Belum tentu kehidupan seorang pangeran benar benar kehidupan yang enak seperti yang dipikirkan orang orang.
Terlibat konflik politik, pengkhianatan, pengucilan dan perebutan kekuasaan.
Kurasa aku pangeran termuda dan terakhir dari kekaisaran ini. Membayangkan bagaimana bahayanya dan nasibnya di masa depan Baikal merasakan lelah dan pusing. Dia kemudian menarik selimut dan pergi tidur.
Di ruang pribadi Kaisar
Ramos Boa berbincang dengan Aegonas.
“Putramu Baikal tidak mendapatkan bakat apapun setelah kuidentifikasikan selama beberapa hari. Bahkan aku menguji dengan cermat dan berulang ulang untuk memastikan dengan sebenar benarnya.” Ramos Boa sedikit kecewa di tengah nada berbicara.
“Mungkin itu ada baiknya juga. Dia bisa mendapatkan rasa bahagianya sendiri tanpa harus berbagi konflik dan beban kekaisaran.” Aegonas menepis.
“Kurasa itu cukup sentimental buatmu… “
Ucapan Ramos Boa dihentikan Aegonas dengan isyarat tangan.
“Dia sudah bangun, kuharap Yang Mulia bisa menemuinya. Hanya anda yang dimilikinya sekarang ini. Kuharap engkau bisa sedikit lembut.” Ramos Boa prihatin.
Baikal terbangun dan mundur beberapa gerakan dari posisi di mana dia barusan bangun tidur.
“Akh… Pria Tiager.” Baikal keceplosan.
“Eh…” Dia menutup mulutnya.
Pria Tiager tampak duduk tak bergeming cukup lama melihat dirinya. Tanpa sepatah kata hingga bermenit menit.
Apa Tiager akan memakanku? Hati Baikal sangat gelisah. Dahinya mulai dingin, benar benar sangat berbahaya.
“Baikal, Kamu sudah cukup sehat. Baik dirimu untukmu bangun dan berjalan jalan di luar.” Aegonas akhirnya berkata.
Baikal memutar mata. Hanya menggelengkan kepalanya yang menyatakan ketidaksetujuan atas ide Tiager.
Pria besar ini menyuruhku untuk keluar kamar dan berlarian di luar. Bukankah ini sama saja dengan membunuhku. Tempat ini penuh bahaya, aku tidak mau menyia nyiakan kesempatan bagus ini di hidupku sekarang. Baikal membatin.
Aegonas mendekat menuju Baikal. Namun Baikal mengambil respon dengan membuat jarak. Aegonas mendekat 30 cm maka Baikal menggeser diri dari tempat tidurnya 60 cm. terus hingga Baikal ada di pinggiran kasur. Akan jatuh dengan sedikit pergerakan.
Aegonas “ ? ? ? “ .
“Aku tidak akan memakanmu. Aku ayahmu.” Aegonas berkata dengan lembut.
Tapi bagi Baikal itu adalah nada tirani yang menyesakkan. Orang ini mengaku ayah dengan nada keras dan kasar. Bagaimana seperti ini menjadi ayahku. Dia adalah pria yang galak dan penuh bahaya.
Lihat itu otot di lengannya bahkan lebih besar dari tubuhku.
Mustahil aku akan mati hanya dalam satu pukulan darinya.
Baikal takut dan berkeringat dingin.
“ ? ? ? “ Aegonas heran dengan putranya ini bagaimana bisa menjadi ketakutan seperti melihat hantu. Dia pun menggelengkan kepala.
“Kota Agonville yang hancur, kamu mengingat apa yang terjadi?”
Baikal mau tak mau memutar ingatannya. Dia mencoba mengingat kembali, namun semuanya menjadi buram dan tidak jelas. Hanya samar dia berdiri di sebuah jalan dengan bangunan marmer putih yang tinggi tinggi.
Kemudian dia mengingat ada tumpahan api dari langit dan angin yang tajam. Setelahnya dia tak mengingat apapun.
Aegonas memandang Baikal yang no respon dalam waktu yang cukup lama hingga dia menanyakan pertanyaan kedua.
“Kamu bersama seseorang?”
Baikal tidak merespon.
“Kamu melihat ibumu?” Aeonas bertanya dengan suara rendah dan berbisik.
Hanya baru kali ini Baikal merespon dengan menggelengkan kepalanya. Dia benar benar tidak ingat dengan siapa dia berada di Kota Agonville yang jatuh. Itu hanya mimpi yang diputar dari imajinasinya.
Yang kemudian jalur cerita dalam mimpi berubah sendiri di luar desain imajinasi yang dia buat.
Aegonas tampak termenung dengan suratan wajah sedikit lelah dan menyesal. Dia berbicara beberapa kalimat di mana Baikal tidak bisa mendengarnya dengan jelas.
“Baiklah, Putraku masih lelah. Beristirahatlah dengan baik. Kamu aman di sini di samping aku, ayahmu.” Aegonas menenangkan hati Baikal.
Aman? Aman dari mana? Bahkan pria yang menjadi ayahku ini terlihat sangat berbahaya untukku.
Saat Aegonas menatap rambut hitam dan mata merah gelap Baikal. Dia merasakan terror yang nyata. Ampun dah, tempat ini berbahaya sekali. Aku harus bagaimana?
Baikal baru merasakan lega saat Aegonas Tiager pergi dari kamarnya.
Waktu demi waktu hanya ada pelayan yang memasuki kamar. Membawa segala macam keperluan Baikal.
Namun masih sama seperti biasanya, Baikal mengabaikan segala macam pertanyaan dan ucapan semua pelayan.
Hingga suatu waktu Baikal berbicara.
“Emmm, Minta tolong bisakah aku dibantu. Bawakan aku pedang. Terima kasih.” Baikal memeragakan Salam, Tolong, dan Terimakasih. Yang mana ini adalah etiket umum saat berbicara dengan rekan kantor.
“Ah…” Pelayan yang melayani Baikal kaget dengan meletakkan kedua tangan di mulutnya yang membentuk huruf o.
Selain pangeran ini ternyata bukan pengidap disabilitas bisu. Kalimat yang dipakai sangat indah, halus dan sangat sopan. Pelayan merasa terharu dia telah diorangkan dengan ucapan penuh martabat yang barusan dia dengarkan.
“Siap, Sedia Pangeran…” Pelayan itu buru buru pergi dari kamar Baikal.
Setelah beberapa lama.
Baikal “ … “
Ini pedang atau apa. Sangat berat. Tidak masuk akal. Pedang ini tidak terlalu besar. Bah, aku yang terlalu lemah. Bahkan aku tidak bisa mengangkatnya dengan baik. Bagaimana aku bisa membawanya untuk melindungi diri. Baikal pusing.
Namun setelah beberapa lama Baikal tampak puas dengan pisau belati mungil berhias permata dan bersampul perak yang dibawakan pelayan untuknya.
[System]
Common Dagger
Hanyalah belati biasa, hampir tidak bisa digunakan dalam pertempuran. Cocok sebagai aksesoris dan pajangan belaka. Item yang digunakan manusia fana untuk kegiatan rumah tangga seperti memasak bahan rendah dan mengukir kayu bahan rendah.
Attack 1
“Hah… Apaan ini ada panel di depanku.”