NovelToon NovelToon
Pengantin Untuk Calon RI 1

Pengantin Untuk Calon RI 1

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sirchy_10

Seorang Duta Besar Republik Indonesia yang bertugas di Belanda, diperintahkan pulang oleh pimpinan Partai, untuk dicalonkan sebagai Presiden pada Pemilu 2023. Dialah Milano Arghani Baskara. Pria mapan berusia 35 tahun yang masih berstatus single. Guna mendongkrak elektabilitasnya dalam kampanye, Milano Arghani Baskara, atau yang lebih dikenal dengan nama Arghani Baskara, diminta untuk segera menikah. Tidak sedang menjalin hubungan dengan wanita manapun, Argha terpaksa menerima Perjodohan yang diatur oleh orang tuanya. Dialah Nathya Putri Adiwilaga. Wanita muda berumur 23 tahun. Begitu Energik, Mandiri dan juga Pekerja keras. Nathya yang saat ini Bekerja di sebuah Hotel, memiliki mimpi besar. Yaitu melanjutkan pendidikan S2 nya di Belanda.

Akankah cinta beda usia dan latar belakang ini bersemi?
Mampukah Nathya menaikkan elektabilitas suaminya dalam berkampanye??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sirchy_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

Sebelum masuk ke rumah, Nathya mengintip melalui lubang pintu. Kira- kira ada siapa saja di dalam sana. Melihat ada musuh bebuyutannya didalam, Nathya pun mempersiapkan diri ingin menghardik orang tersebut.

"Selamat sore menjelang malam penghuni neraka," ucap Nathya dengan nada yang cukup keras.

Sapaannya tadi, hanya ditujukan untuk satu orang saja yaitu, Narayu. Untung saja Bunda Seruni bukan tipikal yang baper-an. Jika iya, maka Nathya akan di semprot dengan kata- kata, karena sudah menyebut bundanya penghuni neraka.

Bunda Seruni yang sedari tadi fokus menatap layar kotak 30 inch, langsung mengalihkan pandangannya pada anak cantiknya yang baru datang. Setelah itu, tatapan bunda Seruni beralih pada kantong belanjaan yang di tenteng sang anak. Martabak ala timur tengah yang harganya 100 ribu perloyang. Itu untuk varian yang biasa. Jika yang dibawa Nathya Varian spesial atau jumbo, harganya akan lebih mahal. Berkisar antara 150 ribu sampai 250 ribu. Dan jika dilihat dari besarnya plastik tersebut, Nathya pasti membeli ukuran jumbo.

Sebenarnya, Bunda Seruni tidak berharap juga anaknya membawa buah tangan yang mahal- mahal. Sayang uangnya, secara Nathya adalah anak kost. Dibelikan Martabak abang- abang depan komplek rumah pun, bunda Seruni sudah senang. Tapi begitulah Nathya. Meski kesal, membawa buah tangan yang jarang disantap keluarganya, selalu Nathya lakukan. Karena bagaimana pun kesalnya, jauh di lubuk hati yang paling dalam, Nathya tetap menyayangi Adiwilaga Family.

Ratu di rumah Adiwilaga itu, langung tersenyum ceria melihat kedatangan anak cantiknya yang sudah lama merantau ke Nusa dua Bali. Cukup lama terpisah jarak dan waktu, membuat sang bunda rindu menggebu- gebu setengah mati. Padahal, jarak Jimbaran (tempat tinggal mereka) ke Nusa dua hanya setengah jengkal

"Anakku yang cantik yang manis, semanis gula jawa sudah datang!"

Nathya langsung memutar bola matanya malas. Sedikit kesal dengan pujian yang dilontarkan sang bunda. Bisa- bisanya nge-roasting anak sendiri yang berkulit gelap. Padahal, warna kulit yang seperti gula jawa itu, adalah gen dari suaminya sendiri. Meski bapak Adiwilaga tidak mewarisi warna kulit tersebut. Keluarga Adiwilaga ini, semakin- semakin ya! Kejahatannya sudah naik level. Kemarin, sudah tidak adanya keadilan untuk anak- anak Adiwilaga. Sekarang, perundungan terhadap anak sendiri.

Lalu, mengapa hanya bunda saja yang menyambut kedatangan dirinya? Dimana sang ayah yang katanya akan menyambut kedatangan Nathya dengan ribuan kelopak bunga mawar. Dan adiknya si compeni ini, kenapa berlagak acuh padanya? Padahal konon katanya, ia akan meminta maaf pada sang kakak mengenai kasus persosisan di masa lalu. Kata bundanya sih, begitu

"Oh, bundahara Ratu Orion yang mewariskan segala kepintaran dan kecantikan pada hamba ini."

Nathya pun balas nge-roasting bundanya, seraya memeluk. Melihat kakak dan bundanya tengah bermesraan, membuat Narayu memiliki ide. Ingin melakukan pencurian besar terhadap tentengan yang di bawa sang kakak. Ia pun melirik ke kiri dan ke kanan, memastikan tidak ada saksi mata atas kejahatan yang akan ia lakukan sebentar lagi. Jika ketahuan, habislah dia. Dipastikan situasi aman terkendali, dengan cepat tangan Narayu menyambar kresek belanjaan sang kakak, lalu berlari ke kamarnya.

Kurang ajar memang. Sangat suka melihat sang kakak mati kesal. Belum hilang amarahnya atas kasus persosis-an, sekarang Narayu membuat kasus baru. Pencurian atas martabak yang sengaja dibeli sang kakak untuk Ratu di keluarga Adiwilaga.

...------------------------------------...

"Jadi, hal penting apa yang ingin bunda bicarakan?" Tanya Nathya yang sudah habis kesabarannya.

Sejak baru sampai tadi, hingga jam makan malam sudah tiba, baik Bunda ataupun ayahnya, belum ada yang mau bicara. Bundanya acuh. Narayu pun mengangkat bahu, karena memang ia tidak tahu menahu mengenai hal penting apa yang ingin disampaikan ayah bundanya. Sementara kepala keluarga di rumah itu, pura- pura sibuk bermain dengan binatang berbulu putih.

"Antosan sekedap," jawab Bunda Seruni.

Bundahara Ratu Orion itu, tetiba berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan ke depan guna membesarkan Volume suara TV. Nathya tentu semakin heran. Apa hubungannya volume TV dengan hal yang akan mereka bicarakan. Ingin bertanya pada suami bundanya, namun Nathya malas. Karena ia dan sang ayah, masih kemusuhan.

"Mario Denki resmi menggantikan---"

Suara dari Host acara berita sebuah stasiun TV, yang mungkin tengah menayangkan peristiwa aktual yang terjadi di Indonesia, terdengar menggema hingga sampai ke ruang makan. Bundanya yang mengatur Volume TV sangat keras membuat Nathya menggerutu. Sebenarnya, apa yang sedang dilakukan bundanya ini? Tidak takut tuli kah, akibat volume yang menggelegar itu?

Tak lama kemudian.

"Hari ini Arghani Baskara, resmi mengundurkan diri sebagai Duta Besar yang bertugas di Federasi Belanda. Dan telah menyerahkan dokumen simbolis tugas inti pada Mario Danki di gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia, di Amsterdam."

Highlight berita hari ini ditutup, menyisakan ekpresi sendu pada wajah Seruni sebagai fans berat Arghani Baskara.

"Aduh! Sayang sekali Argha mengundurkan diri dari posisi Dubes."

Keluhan terdengar dari bibir Bunda Ratu, yang pada akhirnya, bersedia untuk bergabung ke meja makan lagi.

"Benar begitu Bunda Ratu?" tanya Adiwilaga. "Kira- kira apa sebabnya?"

"Katanya sih, ingin pulang ke Indonesia. Sayang banget kan? Nanggung padahal masa jabatannya. Tinggal setahun lagi."

Bunda Seruni bicara demikian, seperti Argha adalah anaknya. Membuat Dahi Nathya berkerut tajam mendengar itu semua. Bukannya membahas alasan mereka meminta Nathya pulang, malah membahas Duta besar yang mengundurkan diri.

Bukankah hal itu wajar? Presiden saja kalau sudah tidak mood bekerja di pemerintahan, bisa saja mengajukan surat pengunduran diri. Apalagi Duta besar? Mungkin saja Argha- Argha itu bosan dan muak dengan kegiatannya di Belanda sana.

Lagipula, apakah penting mantan Duta besar itu bagi kelangsungan hidup keluarga Adiwilaga? Ada atau tidak adanya Arghani Baskara itu, Bundanya harus tetap menjadi ibuk kost yang baik, agar Kostan 5 pintu mereka tetap berpenghuni. Ayahnya tetap harus bekerja di Kantor pemerintahan hingga pensiun. Hidup mereka tetap saja akan seperti itu.Tidak akan ada yang berubah.

"Sayang ya pak!! Padahal udah pas betul dik Argha jadi Dubes Belanda. Sekarang penggantinya malah yang punya skandal pelecehan," Lanjut Bunda Seruni.

"Kemarin Bapak baca berita, katanya Dik Argha ini mau nyapres."

Usut punya usut, Bunda Seruni ngefans berat dengan sosok Duta Besar RI untuk federasi Belanda ini, sejak kemunculannya di layar TV, ketika dilantik oleh presiden Jaka Widoyo, 4 tahun lalu.

"Ooh Nyapres toh! Semoga saja menang. Kapan lagi kita punya Presiden muda, tampan dan cerdas."

Nathya merasa Ilfeel melihat bundanya yang demikian. Sudah seperti ABG girang yang mengidolakan idol Kpop. Nathya menghela nafas beratnya serasa mengusap dahi. Pening dengan hal- hal yang tidak jelas yang sedang terjadi di depannya ini.

"Andaikan bunda punya mantu kayak Dik Argha. Bakalan bahagia hidup bunda, kak! Udalah ganteng, pintar, cerdas, rendah hati, sopan pula."

Nathya yang sudah bad mood sedari tadi, semakin bad mood dibuatnya. Kenapa kebahagian bundanya harus diukur dengan memiliki menantu seperti si Argha itu. Apa dirinya tak cukup membuat sang bunda bahagia dan merasa bangga? Dirinya tak kalah pintar. Kalau soal paras pun, boleh diadu. Kecantikannya hanya tersembunyi saja, lantaran tidak memiliki waktu untuk perawatan. Jika saja ia memiliki waktu lebih dan uang berlebih, mungkin dirinya sudah seperti artis di TV.

Lagipula, tahu dari mana si bunda ini jika Arghani Baskara itu, sosok yang rendah hati dan sopan? Memangnya sang bunda pernah bertemu? Pernah berinteraksi?Jika melihat pergaulan bundanya yang hanya sebatas mamak- mamak kompleks yang suka menggibahkan kelakuan anak dan suami, Nathya meragukan semua ucapan sang bunda mengenai sifat sang mantan Dubes. Karena apa yang ditampilkan di TV, belum tentu benar. Kebetulan saja citra si Argha ini lagi bagus. Kehidupannya belum di korek- korek pemburu berita. Andai saja kehidupan dan masa lalunya terkorek, entah skandal apa yang pernah ia perbuat.

Nathya menilai seperti itu, karena sudah terlalu sering menghadapi tamu- tamu penjabat hingga petinggi politik. Acap kali orang- orang yang dicap Superior itu tidak memiliki sifat asli seperti dilayar kaca. Bahkan banyak juga diantara mereka yang sebenarnya hanyalah sekumpulan bajingan, om- om mesum hidung belang yang mengedepankan nafsu syahwatnya. Dan mengacuhkan jeritan rakyat yang sudah memilih mereka. Dengan harapan, bisa merasakan perubahan pada fasilitas publik.

Citra penjabat yang setia dan memiliki pernikahan yang baik, banyak juga tidak sesuai kenyataan. Ketika dinas pergi sendirian. Sampai di tempat tujuan, banyak diantara mereka yang memesan gundik untuk memuaskan hasrat duniawi, yang tidak mereka dapatkan dari istri- istri mereka yang sudah mulai dimakan usia, sehingga kemunculan keriput pada kulit dan lubang syurgawi yang sudah tidak kencang lagi. Terdengar kasar memang, tapi manusia memiliki masa kejayaan. Saat muda kulitnya terasa kencang. Namin ketika sudah tua, segala yang ada di tubuhnya, mulai mengerut. Itulah hukum alam. Para wanita itu bukanlah vampire, ataupun manusia serigala yang memiliki umur panjang. Atau seperti jalan cerita drama korea yang berjudul Goblin.

Sebenarnya, apa yang dilakukan para penjabat- penjabat itu, bukanlah urusan Nathya. Namun fakta yang ada di depan mata, membuat gadis belia itu takut akan pernikahan. Bagaimana jika nanti suaminya memiliki sifat seperti itu? Nathya yang berasal dari keluarga baik- baik, tentu memiliki kecemasan seperti itu. Kalau Nathya pribadi sih, jangan di tanya. Orangnya baik, setia seperti sang ayah. Meski sesekali bar- bar, suka adu mekanik dengan orang yang sudah mengintimidasinya

"Ya ampun, gak penting banget sih bun! Tolong sekali ini, jangan bahas orang lain. Lebih baik bahas masalah kita sendiri," jawab Nathya yang sudah tidak bisa bersikap biasa. Ia mulai menaikkan nada bicarannya. "Jadi kenapa kakak dipaksa pulang? Hal penting apa yang mau bunda ayah bicarakan? Dari tadi bahas yang lain, yang gak penting."

Sang bunda mendadak terdiam seraya menyentuh dadanya. Kaget dengan ucapan sang anak, yang mulai meninggikan nada bicaranya. Batin bunda Seruni cukup menjerit pilu, mendapati dibentak anak cantiknya. Anak yang dikandung selama 8 bulan, plus 2 tahun menyusui.

Sementara Narayu, berusaha meredam emosinya, ketika menyaksikan drama antara kakak, bunda dan ayahnya. Ia masih berusaha untuk tidak membanting peralatan makan yang ada diatas meja, saat sang kakak mulai tidak sopan, dan bersikap kurang ajar.

"Menyuruh pulang, gimana maksud kakak?" tanya sang ayah merasa ada yang aneh dengan ucapan anak wedoknya.

"Bunda nelpon kakak tadi sore, nyuruh kakak pulang. Katanya ingin bicara hal penting."

"Yang ditelepon bunda itu Putri Adiwilaga. Bukan anak durhaka kayak kamu. Kamu teh saha? Nyasar ke bumi kah?" jawab sang ayah membela istrinya.

"Aayaaah!"

"Ayah? Siapa yang kamu panggil ayah? Aku ini Khalifa putra. Polisi bulat sabit. Ajudan ratu Orion. Kamu teh saha?"

Nathya menggelus dada dan berusaha menahan perasaan kesalnya. Kenapa ayah dan bundanya berbeda dari ayah bunda orang lain.

Ya Tuhan. Lelah sekali Nathya menghadapi semua ini. Ekpresi wajahnya sudah menyiratkan perasaan murka yang tidak bisa didefinisikan lagi.

1
sarytaa
kmn lh novel ni, gk up lg kh?
sarytaa
mna nih thya, gak up² dr kmaren.
nunggu loh ini
sarytaa
dasar nenek lampir kau selena. udh tua mau bandingin sma yg muda. 👵

ayo thya, kekep truss. jngan ksih celah buat mantan alias sidugong.

smngat thor, up trus.... hehe
sehat sllu. 💖💖💖💖💖
Purnama Pasedu
keren arga
sarytaa
cpet bnget deh habis nya.
dri kmrin kutunggu up
Fauziah Rahma
nunggu titik klimaks nya
LV Edelweiss
🤣🤣🤣🤣 bengek lah
sarytaa
hshshahhaahahah, nat nat...... wkwkwkkw.
double dong thor!?
pling kutunggu upnya
Purnama Pasedu
nath,,,,keselek ludah gitu
Fauziah Rahma
😂😂
Ririn Susanti
nathaya... kenapa bawa2 kutang segala/Facepalm/
LV Edelweiss
astaga,, apa-apaan ini 😆🤣
sarytaa
seneng bnget dpt notip up novel ini. cuma crita kk ini yg kutunggu upnya di NT skrang.

smoga kk othornya khilap up lg. hehehhe.
smngat kaka
sehat selalu 😍😍😍😍😍😍😍😍
LV Edelweiss: mampir di novel ku juga kk... 😁
total 1 replies
Purnama Pasedu
thaya nggak mau arga ingat selena
Fauziah Rahma
semoga ada peningkatan hubungan argha sama nathya
sarytaa
lgi..... lanjutkan.....
hehehe up
Purnama Pasedu
cuek aj thya
sarytaa
smngat up thor.
sarytaa
thya kamu kemna? kok engk up sih, dr kemaren loh blm ad up. kutnggu² nih.
Purnama Pasedu
Milan bohong y
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!