Menikahi Brondong

Mengetahui jika dia sudah di jodohkan membuat Melodi sangat tertekan dan ingin sekali menolaknya karena dia tidak mungkin bersama dengan orang yang dia tidak kenal bahkan harus hidup dalam ikatan pernikahan. Namun dia sudah terlanjur menerimanya jadi dia tidak bisa menolaknya lagi,

"Jadi ayah sudah menyiapkan semuanya??"

"Iya nak, karena ayah tahu kamu sangat sibuk dengan pekerjaan mu dan tidak punya waktu seperti Vika untuk mencari pacar jadi ayah membantu masalah mu. Apa kamu keberatan??"

"Emmm mana mungkin aku keberatan,, aku sudah mengatakan jika aku siap untuk menikah jadi tidak ada alasan lagi untuk menunda nya. Lagi pula dengan siapa aku menikah itu tidak penting selama dia bisa menghormati ayah"

"Ayah senang mendengarnya karena kamu sudah dewasa sekarang"

Setelah mengatakan hal itu, Melodi ijin untuk keluar sebentar dan dia pergi ke atap rumah sakit untuk mencari udara segar karena dia merasa sangat sesak. Dia tidak pernah menyangka jika pelariannya selama 7 tahun ternyata membawanya kembali ke titik awal, padahal dia mengira dengan hidup jauh dari sang ayah maka dia tidak perlu lagi terlibat dalam masalah keluarga namun ternyata itu tidak ada gunanya.

Saat sedang sendirian tiba-tiba Vika datang menghampiri Melodi di sana

"Untuk apa kamu datang ke sini??" Tanya Melodi dengan nada bicara dingin.

"Kenapa kakak melakukannya??"

"Apa maksudmu aku tidak mengerti"

"Tidak usah pura-pura, aku tahu kakak sedang sangat marah karena ayah memaksa kakak untuk menikah cepat dan juga sudah menyiapkan calon suami tanpa mengatakannya lebih dulu"

"Jadi sekarang kamu puas??"

"Apa maksud kakak??"

"Hahh aku tidak tahu apa yang diberikan oleh ibumu sehingga ayahku mau menuruti semua keinginannya sampai menikahkan putri kandungnya sendiri tanpa bertanya lebih dulu"

Vika merasa tidak senang dengan ucapan yang dilontarkan oleh Melodi seakan-akan sang ibu menjadi sumber dari semua permasalahan yang ada.

"Kakak tidak bisa menyalahkan ibu untuk semua ini karena ayah melakukannya demi kebaikan kakak"

"Hahaha, kamu sangat lucu dan sama seperti ibumu yang suka berpura-pura. Padahal kamu tahu ayah melakukan hal ini karena dia ingin kamu dapat segera menikah".

Vika langsung diam saat mendengarnya karena dia memang ingin segera menikah tapi dia tidak mau hal seperti ini terjadi di dalam keluarganya.

"Kalau begitu kenapa kakak tidak menolaknya saja dan membuat aku tidak bisa menikah.. Bukankah hal itu yang kakak inginkan??"

"Tentu saja aku sangat ingin menolaknya dan melihat kamu tidak bisa menikah dengan kekasihmu, tapi hal itu justru akan membuat aku semakin terlihat bersalah karena menyebabkan ayah sakit dan adik tiriku tidak bisa menikah"

Mereka terlihat sangat tegang dan nampak sorot mata kebencian di antara keduanya. Saat Vika ingin berbicara tiba-tiba seseorang muncul dari balik tembok dan membuat mereka yang sedang berbicara terkejut.

"Uhhhh berisiknya,,," ucap orang itu.

"Dia,,," ucap Melodi saat tahu orang itu adalah pemuda yang tadi menabraknya dan membuat bajunya kotor

"Sejak kapan kamu ada disana??" Tanya Melodi kepada pemuda itu dan pemuda itu berjalan ke arah mereka dengan tubuh yang sempoyongan karena baru bangun.

"Gue di sini dari awal dan kalian muncul lalu mengganggu tidur siang gue" ucap pemuda itu

"Itu adalah kesalahanmu sendiri karena tidur disini dan mana kami tahu jika ada orang yang sedang tidur di sini" ucap Vika

"Ehhh kalian malah nyalahin gue padahal kalian yang sudah membuat kegaduhan" ucap pemuda itu yang tidak terima dengan perkataan Vika.

Melodi yang merasa kesal langsung pergi meninggalkan pemuda itu di ikuti oleh Vika di belakangnya

"Hei kalian mau pergi kemana?? Ayo cepat minta maaf dulu!!!" Teriak pemuda itu tapi mereka berdua sudah pergi dan tidak mau mendengarkannya

Saat mereka menuruni tangga mereka berdua kembali terlihat dekat padahal tadi di atap mereka saling berdebat satu sama lain, jadi mereka ingin menutupi perselisihan diantara keduanya karena memikirkan nama baik mereka berdua yang sangat sulit untuk dibangun dan tidak mau rusak karena masalah keluarga.

Setelah itu Melodi memutuskan untuk kembali ke kantor karena kemarin dia sudah ijin dan hari ini dia sudah ijin setengah hari dan tidak baik bagi reputasinya jika terus ijin.

Saat sampai di kantor dia langsung di panggil oleh bosnya untuk datang keruangan CEO untuk membahas masalah proyek yang sedang ditangani oleh Melodi.

"Hei, lihat-lihat!! Bu Melodi baru datang sudah di panggil ke ruangannya pak Alex" ucap salah satu pegawai yang suka membuat  gosip di kantor

"Memangnya kenapa kalau bu Melodi di panggil?? Kan dia adalah ketua tim design dan dia pasti akan membahas masalah proyek dengan pak Alex" ucap Mita selaku anak buah dari Melodi

"Ya ampun apa kamu tidak tahu??"

"Tahu apa??"

"Pak Alex dan Bu Melodi memiliki hubungan spesial" ucap pegawai itu yang bernama Anggun

"Jangan berbicara omong kosong bagaimana jika Pak Alex mendengar mu pasti kamu akan dapat masalah" ucap Mita

"Aku berkata sesuai dengan apa yang aku dengar di beberapa tim belakangan ini, mereka mengatakan jika Pak Alex selalu memberikan dukungan yang lebih kepada Bu Melodi dan mengatakan jika jabatan yang didapatkan oleh Bu Melodi karena pemberian dari Pak Alex"

Mita yang mendengarnya langsung tersenyum karena dia merasa tidak masalah dengan hal itu mengingat kemampuan yang dimiliki oleh ketuanya itu sangat cocok untuk bersanding dengan bosnya.

"Baguslah jika ada gosip seperti itu, aku malah berharap mereka benar-benar menjalin hubungan"

"Kenapa begitu?? Apa kamu tidak cemburu jika Bu Melodi mendapatkan dukungan lebih dari Bos??"

"Heiii untuk apa aku cemburu sedangkan ibu Melodi adalah ketua di Tim ku dan jika dia mendapatkan dukungan lebih maka aku sebagai anggota pasti juga akan mendapatkan manfaatnya. Selain itu perlu kamu tahu, Bu Melodi mendapatkan jabatannya saat ini murni karena kemampuan yang dimilikinya dan itu terbukti dengan banyak proyek yang berhasil dia tangani"

Mereka yang sedang asik mengobrol tidak menyadari jika salah satu pegawai sedang menguping pembicaraan mereka dan dia adalah Monika wakil ketua di tim Perencanaan Design yang di ketuai oleh Melodi.

Monika yang mendengar pembicaraan dari Mita dan Anggun langsung naik pitam karena dia merasa cemburu dengan Melodi, hal itu karena mereka berdua masuk ke perusahaan itu pada waktu yang sama tapi nasib mereka berbeda dan malah Melodi yang lebih unggul dan menjadi ketua sedangkan dia hanya bisa menjadi wakilnya saja.

Selain itu dia juga memiliki perasaan yang lebih kepada Pak Alex tapi dia tidak pernah mendapatkan perhatian yang sama seperti di dapatkan oleh Melodi, tentu hal itu membuat dia sangat membenci hal yang berkaitan dengan Melodi.

Sementara itu Melodi yang dipanggil ke ruangan Pak Alex nampak bingung karena Pak Alex bukannya sibuk dengan dokumen malah sibuk dengan permainan game online nya.

"Permisi Pak!!" Ucap Melodi tapi Pak Alex tidak merespon karena terlalu fokus.

Melihat hal itu membuat Melodi tidak punya pilihan selain menunggu sampai bosnya itu selesai dengan Game yang dimainkannya.

Dia duduk di sofa sambil membaca dokumen dari proyek yang sedang dia kerjakan sambil melihat Pak Alex yang sesekali berteriak karena begitu asik dengan gamenya.

Bersambung