Dewa Abadi

"sudah lah masalah gadis itu kau memang kau tidak akan bisa mengalahkan nya anak tetua agung itu melebihi apa yang kau bisa capai, di usia nya yang masih begitu muda dia sudah mencapai ranah master puncak entah keberkahan apa yang menyertai gadis itu" balas Feng Yan dengan melambaikan tangan nya, dia mengerti ucapan anak nya itu tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak karna Feng yin adlah anak dari tetua agung yang merupakan orang kedua terkuat di klan Feng jika dia mencari masalah bahkan ayahnya yang merupakan patriark tidak akan bisa melindunginya.

"ya ayah benar oleh karna itu aku berusaha mendekatinya tapi jalang sialan itu hanya peduli pada sampah Feng chen entah apa yang dia lihat dari sampah itu" ucap Feng tan penuh amarah dia sudah berusaha berulang kali untuk mendekati Feng yin tapi tidak di pedulikan oleh gadis itu dia hanya mementingkan Feng chen.

"sudah lah sampah itu sudah mati di jurang kematian, ini kesempatan mu untuk mendekatinya karna masa depan gadis itu sangat cerah jangan sia-sia kan kesempatan ini" tekan Feng Yan yang dia angguki oleh Feng tan.

di sisi lain di sebuah bukit kecil terlihat seorang wanita cantik yang bersandar di di sebuah pohon besar dari raut wajah nya terlihat raut wajah dingin tapi tapi nampak dari matanya sebuah kesedihan.

"Yin er sudah lah, ikhlaskan kepergian chen er ini juga di luar kendali kita" ucap seorang pria paruh baya yang tiba-tiba muncul

"tapi kakek bagai mana jika paman Fang dan bibik Yun menanyai chen gege apa yang harus aku katakan pada mereka" ucap sedih wanita itu yang tidak lain adalah Feng yin.

"yin er nanti biar kakek yang berbicara dengan mereka berdua ini sudah takdir, chen er mengira ayah dan ibunya sudah mati padahal mereka sedang kembali ke klan ibunya, sedangkan kau semua orang klan tau kau adalah anak ku padahal kau adalah cucuku" ucap pria paruh baya itu yang tak lain adalah Feng sun tetua agung klan Feng, sepertinya mereka menyimpan banyak rahasia yang tidak di ketahui oleh siapapun bahkan oleh patriark klan.

"hmm baik lah kakek tapi biarkan aku sendiri aku hanya ingin sendiri untuk saat ini" balas Feng yin yang membuat Feng San hanya menghela nafas dia juga sebenar nya sedih tentang berita kematian Feng chen karna hanya mereka berdua lah yang selalu peduli dengan Feng chen sedangkan kakek kandung nya yang merupakan patriark klan sama sekali tidak peduli pada pemuda itu hal itu lah yang membuat Feng chen membenci kakek nya itu.

setelah itu Feng San pergi meninggalkan Feng yin sendirian dia mengerti kesedihan gadis itu karna dari dulu mereka selalu bersama, setelah Feng San pergi barulah Feng yin meneteskan airmata.

"hiks hiks chen gege apa secepat ini kau meninggalkan ku, bagai mana dengan janjimu yang akan selalu melindungi ku, kau sungguh jahat kau tidak menepati janji hiks hiks" ucap nya dengan suara tangisan dia mengeluarkan semua kekuatan di hatinya sedangkan di tempat yang gelap terlihat seorang pria paruh baya yang sedang mengawasi gadi itu dia hanya bisa menghela nafas saat mendengar ucapan gadis itu.

"huffff chen er jika ke ajaiban benar-benar ada apakah kau masih hidup lihat lah gadis yang selalu manja pada mu nak dia sedang menangisi mu" gumam pria paruh baya itu yang juga meneteskan airmata saat mengingat kenangan nya bersama dengan dua bocah kecil yang selalu ceria walau salah satu bocah selalu di asing kan oleh klan.

sedangkan di sebuah tempat yang gelap terlihat seorang pemuda yang sedang duduk memanggang daging kelinci pemuda tampan itu asik dengan ke giatan nya tapi tak lama dia merasakan sedih dan juga air matanya keluar yang membuat dia terkejut.

"ada apa dengan ku apa aku menangis tapi kenapa, tunggu" gumam pemuda itu yang tak lain adalah Feng chen lalu dia menutup matanya yang masih meneteskan airmata dia memutar kembali memori pemilik tubuh ini hingga dia menemukan dua bocah kecil yang sangat ceria satu wanita dan satu adalh pria kedua bocah itu selalu saja ceria walau bocah laki-laki itu sering di buly dan di asing kan oleh klan tapi gadis kecil itu selalu membantunya.

Feng chen terus memutar memori itu hingga dia mendengar janji dan sumpah bocah laki-laki itu pada bocah perempuan itu.

"yin er suatu saat chen gege akan terus berusaha menjadi yang terkuat dari semua dan akan selalu melindungi yin er apapun yang terjadi, bahkan jika yin er menginginkan dunia ini suatu saat chen gege akan memberikannya pada mu" janji pemuda itu membuat senang wanita itu.

"chen gege janji" ucap gadis kecil itu dengan jari kelingking nya dan peria kecil itu berjanji dengan mengeluarkan kelingking nya juga.

setelah melihat semua itu Feng chen kemudian membuka matanya dan tersenyum tipis lalu dia berkata pada dirinya sendiri.

"jadi karna itu aku menangis lucu sekali, tapi karna aku sudah mengambil alih tubuhmu janjimu merupakan janjiku, aku akan melindungi gadis itu untuk mu dan membuat dia menjadi wanita paling bahagia di alam semesta ini itu lah janjiku sebagai DEWa ABADI" ucap Feng chen membuat janji seketika tubuhnya mengeluarkan cahaya emas dan tak lama terdengar suara.

"terimakasih, aku bisa pergi dengan tenang" ucap suara itu lalu menghilang bersamaan dengan cahaya emas itu, suara itu adalah sisa-sisa jiwa kesedihan pemilik tubuh sebelumnya.

"hahahah lucu sekali aku dewa abadi membuat janji pada seorang anak kecil tapi tidak apa-apa walau aku sangat jarang dekat dengan wanita tapi mungkin ini sudah takdir ku" gumamnya tertawa dia tidak menyangka akan membuat janji pada seorang anak kecil, tapi dia juga tau bagai mana rasanya yang di rasakan oleh pemilik tubuh sebelum nya karna dia juga dulu pernah di kucil kan dan juga di hina.

"ck ck kisah anak ini hampir sama dengan ku bahkan semangatnya sama dengan ku waktu aku kecil dulu hanya saja takdir kami berbeda, hehe baik lah karna aku sudah berjanji maka aku akan menepatinya kalau tidak jangan pernah menganggap ku sebagai dewa abadi dewa terkuat di alam abadi hahahaha" tawa Feng chen saat mengingat masa kelam nya dulu yang memang hampir sama persis dengan nya bahkan jatuh ke jurang juga sama dengan nya dulu bedanya Feng chen mendapatkan keberuntungan tapi bocah itu memiliki takdir lain