Aulia Adzania Gladisha seorang gadis desa yang usianya 19 tahun, yang suatu saatnya nanti akan bertemu dengan seorang CEO tampan,
Namun siapa sangka seorang CEO tampan yang sangat terkenal jatuh cinta dengan pesona gadis desa.
disamping itu juga seorang CEO tampan memiliki penyakit keturunan dari sang kakek.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lany Sary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4: Rencana Berhasil
Tokk... Tokk... Tokk...
"Assalamualaikum..."ucap seseorang yang mengetuk pintu.
" Wa'alaikumsalam..."ucap Aulia yang memang lagi di ruang tamu sedang menonton televisi dan lalu beranjak membukakan pintu.
Ceklekk...
"Aulia..."saat pintu terbuka, wanita itu langsung memeluk tubuh Aulia yang baru saja membukakan pintu Aulia pun membalasnya, namun wanita itu sedikit tersenyum sinis.
"Tary kamu kapan datang?"ucap Aulia yang sudah melepaskan pelukanya.
" tadi pagi Aulia, saat aku mau jalan-jalan kerumah kamu tapi kata mama aku kamu selalu tidak ada di rumah katanya setiap harinya kamu selalu kepasar membantu ayah dan ibu kamu menjual ikan."
"mari masuk dulu."sambil membawa temannya itu untuk duduk di lantai yang cuman beralas tikar saja.
" Aulia apakah setiap harinya kau memang selalu membantu ayah dan ibu mu untuk kepasar menjual ikan?"
Tary Anzani adalah teman Aulia di desa, cuman saja Tary tamat sekolah sedangkan Aulia hanya sebatas sekolah derajat saja, tapi saat dia sudah tamat sekolah dia memutuskan untuk berkerja di luar kota. dan sedikit merubah kehidupannya, semenjak dia berkerja di luar kota sudah bisa membangunkan rumah yang ukurannya tidak terlalu besar untuk kedua orang tuanya, serta kendaraan motor.
Namun Tary Anzani juga memiliki sifat yang tidak baik dan tidak pernah puas, dia terkadang iri dengan Aulia karna Aulia lah gadis yang selalu diincar oleh pemuda di desanya itu, Aulia juga mengetahuinya Tapi dia membuat biasa-biasa saja dan tidak memperdulikan itu semua.
Aulia gadis desa yang memiliki paras cantik, memiliki rambut lurus hitam lebat dan panjang sampai ukuran pinggang, dengan bulu mata yang lentik alis yang sedikit tebal bola mata yang hitam serta hidung yang sangat mancung, kulit putih bersih menandakan betapa sempurnanya gadis desa itu.
"iya betul sekali Tary, setiap hari aku memang selalu kepasar untuk membantu ayah dan ibu ku menjual ikan."Ucapnya dengan tersenyum manis.
"Eh Neng Kapan datang?"ucap ibu Nur yang baru keluar kamar untuk melihat ke depan siapa yang datang.
" tadi pagi bibi, bibi apa kabar?"
"Alhamdulillah baik-baik saja, kalau kamu sendiri gimana neng?"
"Alhamdulillah Tary juga sangat baik...ohiya bibi ini ada sedikit oleh-oleh dariku, silahkan diterima bibi."ucap Tary sambil memberi satu kantong plastik hitam.
"Terima kasih Neng, Bibi Terima. yah sudah kalau begitu Neng Tary duduk dulu sama Aulianya bibi kebelakang dulu buatin minuman buat kalian."ucapnya sambil melangkah ke dapur.
" Oh iya kalau kamu sendiri juga apa kabar?"
"Alhamdulillah aku juga baik."
"Alhamdulillah Kalau gitu."sambil memegang tangan Aulia dengan lembut lalu dia berkata lagi."jadi Aulia kedatangan aku kesini ingin menyampaikan sama kamu kalau aku ingin mengajak kamu untuk berkerja di luar kota, sehingga kamu bisa membantu perekonomian keluarga kamu, apa kamu akan terus membiarkan ayah dan ibumu untuk menjual ikan dipasar? apa kamu tidak kasihan dan tidak ada niat buat merubah kehidupan orang tua kamu, siapa tahu dengan kamu berkerja di luar kota kamu bisa mengubah nasib kedua orang tua kamu."ucapnya dengan panjang lebar.
"apa yang kau ucapkan memang benar adanya, aku memang ingin merubah nasib kedua orang tua ku dan tidak mau membiarkan mereka harus menjual ikan terus menerus."sambil membalas memegang tangan tary juga dengan lembut."tapi Tary disatu sisi aku tidak bisa harus berjahuan dengan mereka dan mungkin saja sebaliknya, aku juga merasa kasihan kalau aku harus meninggalkan ayah dan ibu ku sendiri di desa... A-aku mungkin tak bisa."
"semua anak juga pasti tidak ingin berjahuan dengan orang tuanya, tapi semua anak juga harus melakukan yang terbaik buat orang tuanya, kau mungkin akan merasa sedih saat pertama berjahuan dengan orang tuamu tapi percayalah kau pasti akan terbiasa dengan semuanya. aku mengajakmu karna aku sebagai teman kamu turut prihatin melihat keadaan keluarga kamu, bukankah kau anak tunggal dan itu tandanya kau cuman harapan satu-satunya orang tua mu, jika bukan kau siapa lagi yang akan merubah nasib keluarga mu."
"Ta-tapi Tary Aku...
" silahkan diminum dulu minumannya Neng."ucap Ibu Nur yang baru tiba dari dapur.
"Ahh iya bibi... terimakasih banyak, maaf sudah merepotkan bibi."
"Ya Ampun Neng tidak apa-apa, lagian cuman buatin minuman saja kok."
setelah beberapa menit terdiam, akhirnya ibu Nur memecahkan kesunyian itu."jika memang Neng Tary ingin mengajak Aulia, silahkan..bibi tidak akan melarang, ini juga demi kebaikan Aulia supaya dia bisa melihat dunia luar juga."ucap ibu Nur dengan tersenyum paksa.
"Ibu...
" Nduk tidak apa-apa, pergilah ibu tidak akan melarangmu. lagian kau hanya pergi berkerja bukan untuk meninggalkan ayah dan ibu untuk selamanya."ucapnya sambil mengelus pundak istrinya.
"ibu..." sambil memeluk ibunya."Aulia tidak bisa berjahuan dengan ibu dan ayah, bagaimana nanti ayah dan ibu melakukannya sendiri, Aulia tidak akan tega ibu."
"disamping ayah ada ibu dan di samping ibu ada ayah, jadi kami tidak merasa sendiri sayang...jadi jangan pernah takut meninggalkan ayah dan ibu mu, yang dikatakan Neng Tary memang benar adanya. apa kau ingin ayah dan ibu mu ini yang sudah tua harus menjual ikan dipasar, apa kau tidak berniat untuk mengubah nasib orang tua mu yang malang ini?"ucapnya sambil mengelus Rambut putrinya yang terurai.
bagaimanapun juga ibu Nur tidak mau egois, inilah saatnya dia harus melepas putrinya untuk kekota mengubah nasibnya, walaupun hati kecilnya seperti tak merela putri semata wayannya harus pergi, ibu Nur cuman ingin melakukan yang terbaik buat putrinya dia cuman ingin putrinya seperti gadis pada umumnya yang harus kesana kemari dan itu tidak pernah berlaku buat putrinya, jadi dengan merelakan putrinya harus berkerja di luar kota memang yang terbaik.
"Baiklah ibu... Aulia akan pergi berkerja di luar kota untuk mengubah nasib kita."
"Akhirnya masuk perangkap juga wanita sialan ini, jadi bersiap-siaplah Aulia."ucao Tary dalam hati dengan penuh kegembiraan, bagaimana tidak Aulia telah masuk dalam perangkapnya.
" tapi ibu bagaimana dengan ayah?"
"tidak perlu khawatir Nduk, nanti kita akan bicarakan dengan ayahmu besok."
"jadi kapan keberangkatan kalian?"
"lusa bibi, aulia akan dijemput dengan orang suruhan dari Bigboss dengan menggunakan pesawat, dan semua sudah tersedia dengan keperluannya."
"jadi Aulia tidak berangkat sama kamu?"
"tidak bibi, jadwal liburan ku belum selesai, jika sudah selesai baru bisa pergi. tapi untuk Aulia karna dia baru, jadi lusa dia akan pergi." ucap Tary dengan drama lembutnya.
"ohh baiklah, bibi sudah mengerti."
"Aulia bibi kalau begitu aku pamit pulang dulu."
akhirnya Tary pergi meninggalkan anak dan ibu itu, tary pulang dengan sangat senang seperti sedang mendapatkan poin tertinggi, karna akhirnya rencana jahatnya berjalan dengan mulus bagaikan air yang mengalir begitu saja.
Bersambung...!!
Kira-kira apa yang direncanakan Mbak Tary licik itu?
Baca terus Novel Haluanku, dengan cara like, komentar dan votenya🙏Sayang kalian, Muachhh😘