Sang Ratu Antagonis S2

Merebut Hati Ceo Dingin

...****************...

Tian An keluar dari apartment kecilnya, suasana hatinya sudah membaik sekarang. Dan dia sudah siap untuk menghadapi sekumpulan orang yang sudah membuat perusahaan yang dia bangun dulu menjadi tempat para sampah menjijikan.

Dengan menggunakan taxi, Tian An pergi ke perusahaan tempat dia bekerja. Tepatnya di perusahaan New X Entertainment.

Hanya 10 menit dari apartmentnya ke perusahaan, kini Tian An sudah berdiri di depan sebuah gedung yang cukup tinggi itu.

"Ini tidak berubah, semuanya masih sama seperti waktu itu," gumam Tian An.

Tap tap tap

"Nona, menyingkirlah. Ceo akan datang!" ucap seorang penjaga pintu perusahaan itu.

Tian An yang mendengar jika Ceo mereka akan datang menjadi penasaran seperti apa sekarang Lu Yan Cheng, yang dulu dia tinggalkan begitu saja.

Tak lama sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan perusahaan, mobil itu adalah mobil yang selalu Liu An naiki dulu bersama Lu Yang Cheng.

Seorang pengawal membukakan pintu mobil, dan keluarlah seorang laki-laki yang dulu sangat pernah mencintai Liu An. Laki-laki yang belum pernah merasakan hangat pelukan Liu An yang sebenarnya.

Tian An menatap Lu Yan Cheng yang baru saja turun dari mobil, "Kau tidak berubah!"

Setelah melihat sosok Lu Yan Cheng, Tian An berbalik dan berjalan masuk ke dalam perusahaan. Namun dia tidak tahu, jika sosok laki-laki yang tadi dilihatnya tengah menatap dirinya yang sudah masuk ke dalam perusahaan.

...----------------...

Di ruangan yang cukup luas dimana ada beberapa artis tengah berdiri dan duduk sambil membawa naskah film mereka, ketika Tian An masuk ke dalam ruangan itu, semua mata yang tadinya fokus membaca teralihkan.

Pakaian yang Tian An kenakan saat ini sangat jauh berbeda dengan pakaian yang biasa dia pakai, begitu juga dengan sepatu, tas dan beberapa aksesoris yanh menempel pada tubuhnya.

"Heh, katanya artis muda yang belum pernah disentuh. Tapi lihat saja, semua yang dia pakai pasti hasil dari melakukan hal yang dia anggap menjijikan!" bisik salah satu artis yang melihat penampilan Tian An.

"Benar, tidak menyangka orang yang paling tidak mau disentuh di perusahaan tenyata jauh lebih liar," bisik yang lainnya.

Tian An tidak peduli apa yang mereka katakan, karena hari itu dia sengaja memakai semuanya untuk mengubah cara hidup pemeran wanita selama ini.

Brak!

"Yu Tian An, ke ruangan Direktur sekarang!" ucap seorang wanita dengan pakaian sexy.

Tian An tidak peduli dengan perkataan yang sangat keras dari wanita itu, dia justru fokus pada pakaian yang di pakai oleh wanita tadi.

"Lu Yan Cheng, aku benar-benar akan mematahkan lehermu!" gumam Tian An yang merasa tidak bisa menahan rasa kesalnya itu.

Dengan menahan semua kekesalannya, Tian An berjalan menuju ruang Direktur yanh berada dua lantai di atas lantai yang saat ini Tian An berada.

Sambil melihat bentuk bangunan dan dekorasi yang masih sama seperti saat dia di sana, Tian An berjalan dengan perlahan. Ada rasa rindu ketika dia mulai berjalan melewati sebuah koridor menuju sebuah ruangan di ujung sana.

Langkah Tian An tiba-tiba terhenti ketika melihat sebuah foto besar di sisi kanan koridor itu. Tian An ingat di sana seharusnya terpasang foto dirinya bersama dengan beberapa karyawannya yang dulu sangat setia. Namun foto itu telah berubah menjadi foto Lu Yan Cheng dan tunangannya.

"Ternyata tidak semua sama, dia bahkan membiarkan seseorang menurunkan fotoku bersama orang-orang terdekatku," ucap Tian An dengan pelan.

Ketika Tian An berjalan sambil melihat sekeliling, dari dalam ruangan seorang laki-laki tengah mengamatinya. Dia melihat ada sebuah kesedihan di dalam kedua mata wanita yang tengah dilihatnya pada layar komputer.

Laki-laki itu dengan seksama menatap wanita yang belum pernah dia temui sebelumnya, "Kenapa aku merasa ada perasaan yang aneh dengan wanita itu? Aku merasa sakit melihat matanya yang sedih,"

Laki-laki itu masih melihat wanita di lorong koridor menuju ruangannya. Tapi tak berapa lama suara ketukan pintu membuatnya terkejut, dan segera mematikan layar komputernya.

"Masuk!" ucap laki-laki yang berada di dalam ruangan.

Ceklek

Pintu ruangan terbuka, wanita yang mengetuk ternyata adalah dia yang sejak tadi ditatapnya lewat layar komputer. Wajah wanita itu begitu asing baginya, namun entah kenapa dia merasa jika sudah lama mengenalnya.

Laki-laki itu melihat berkas yang berada di atas meja dan melihat nama wanita yang saat ini berdiri di depannya.

"Yu Tian An, ini namamu?" ucap laki-laki itu tanpa menatap wanita yang saat ini tengah menatapnya.

Tak mendapat jawaban, laki-laki itu menatap Tian An yang masih menatapnya. Tatapan kedua orang itu bertemu beberapa saat.

"Nona Yu, apa kau tidak mendengarku?" ucap laki-laki yang tak lain adalah Lu Yan Cheng.

"Saat anda berbicara denganku, anda tidak melihatku. Jadi aku berpikir jika anda sedang berbicara dengan kertas yang ada di atas meja anda,"

Lu Yan Cheng mengerutkan keningnya, karena merasa tidak asing dengan ucapan Tian An.

"Direktur Lu, apa anda tidak merasa keberatan dengan siaran langsung para investor itu?" kembali Tian An berbicara.

"Itu bukan urusanmu! Lagi pula perusahaan ini...."

"Perusahaan ini....yang aku tahu perusahaan ini milik nona Xia, dia begitu bekerja keras dalam membangunnya. Menciptakan berbagai gaun yang di pamerkan oleh para model terbaiknya, tapi sepertinya apa yang dia lakukan dulu sia-sia, bahkan...."

Tian An tidak melanjutkan ucapannya, kedua tangannya mengepal saat harus mengingat usaha kerasnya dulu tapi begitu mudah disia-siakan saat ini.

Laki-laki yang masih duduk di kursinya terlihat menatap Tian An dengan penuh tanya, dia melihat sosok wanita yang dulu dia cintai pada diri Tian An. Terlebih dengan pakaian yang Tian An kenakan saat ini.

Tian An menghela napasnya, kemudian mengambil sesuatu dari dalam tas miliknya.

Kembali perasaan familiar menjalar di tubuh laki-laki itu ketika melihat bagaimana cara Tian An membuka tas yang dia bawa, dan juga tas itupun hampir sama dengan tas yang selalu di pakai oleh wanita tercintanya.

"Direktur Lu, ini adalah surat pengunduran diriku. Sebenarnya kontrakku sudah habis 2 minggu yang lalu, dan kontrak baru belum dibuat dan ditandatangani olehku, tetapi wakil direktur tidak mengizinkanku keluar. Jadi hari ini aku sendiri yang akan mengundurkan diri. Jika anda ingin meminta kompensasi, maka aku tidak bisa, karena gaji yang di bayarkan padaku selama ini juga telah di potong lebih dari 30% perbulannya, yang tanpa aku ketahui alasannya!" ucap Tian An dengan tenang.

Tian An menatap Lu Yan Cheng untuk melihat bagaimana reaksi dari laki-laki yang duduk di atas kursi besarnya itu.