Pradiningtyas , seorang ibu yang baru melahirkan dan terkena syndrom baby blouse. Menghadapi kehidupannya dengan semua masalah yang ada tanpa ada tempat untuknya bersandar, mengambil semua keputusan sendiri tanpa ada tempat untuk mencurahkan permasalahannya. Kerumitan rumah tangganya yang membuatnya semakin berada di titik terpuruk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daegal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
akut, tak bisa diungkapkan
Matahari sudah menampakkan sinarnya. Namun mata Tyas masih terjaga. Kini Tyas merasa kepalanya pusing efek kurang tidur.
Tyas menuju kamar ingin mengistirahatkan badannya. Namun langkahnya terhenti ia melihat suaminya Yudha yang tengah duduk di karpet di depan pintu kamarnya.
Dengan penuh tanya Tyas mendekat ke arah suaminya itu dan bertanya apa yang sedang suaminya lakukan.
Namun diluar dugaan ternyata Yuda tengah dalam keadaan marah karena tak ada sarapan tersaji untuknya pagi ini.
Tyas hanya menunduk saat Yuda memarahinya karena lalai dengan tugasnya. Tyas tak berani menatap wajah suaminya itu, walaupun kesalahan ada pada Yuda yang tak memberikan uang belanja, namun Tyas memilih diam.
Derum suara motor Yudha terdengar meninggalkan rumah Yudha terlihat nampak berangkat dalam keadaan marah dan emosi.
Tyas yang melihat itu hanya bisa mengelus dada berharap ya bersabar dengan melihat perubahan sikap suaminya apalagi sekarang ada baby Ayuning yang bergantung kepadanya.
"Ya Allah terus aku sekarang harus makan apa? Apalagi aku harus memberikan ASI untuk baby Ayuning?Dan sebentar lagi pasti baby Ayuning bangun terus minta ASI Aduh mana asinya mampet lagi'ucap Tyas melihat bayinya yang masih tertidur.
Disaat yang sama ada seseorang yang memanggil Tyas, berjalan menuju rumahnya.
Kriiiieeettt.... Tyas membuka pintu rumahnya.
"Ada apa Mpok, pagi-pagi kesini?"tanya Tyas.
"Nih tadi Mpok dari pasar sekalian Mpok beliin jamu buat pelancar ASI. Mpok kayaknya semalem denger bayi kamu nangis terus ya? Laper kali dia , makanya minum nih jamu biar Asimu tumpah ruah. Jadi bayimu nggak rewel."ucap Mpok Lela.
"Ya Allah maaf Mpok kalau mengganggu istirahat malamnya Mpok, makasih ya Mpok udah repot beliin jamu pula"jawab Tyas tampak senang.
"Iya sama-sama kalau ada apa-apa ke rumah Mpok aja, kamu tanya apa yang kamu gak ngerti soal bayi"ucap Mpok Lela
"Iya Mpok,makasih banyak"ucap Tyas mengambil tentengan jamu di kantong kresek dari tangan Mpok Lela.
"Udah sarapan belum kamu yas, masak apa?"tanya Mpok Lela.
"Belum Mpok,mas Yuda belum kasih uang buat belanja"jawab Tyas jujur.
"Ya udah nih ada nasi pecel, kamu sarapan trus minum jamu. Nanti siang kalau Yuda belum pulang makan di rumah Mpok aja. Tadi Mpok masak banyak kirain anak Mpok jadi pulang kampung ternyata diundur"ucap Mpok Lela.
"Mas Doris mau pulang Mpok?"tanya Tyas.
"Tadinya... berhubung ada kerjaan dadakan jadi ditunda. Ya udah Mpok pulang dulu. Assalamualaikum"ucap Mpok Lela
"Walaikum salam,makasih Mpok" jawab Tyas
Tyas menaruh semua pemberian Mpok Lela di dapur. Dalam hatinya merasa teriris. Mpok Lela yang tidak ada hubungan darah dengannya mampu memberikan perhatian dan peduli dengannya sedang suaminya sendiri entah apa yang membuatnya seperti berhenti peduli dengannya.
"Aaakkkkhhhh...huuu....huuuu." teriakan Tyas sambil Segugukan di bawah meja dapur. Ia meremas rambutnya dengan kuat lalu menangis sekuat-kuatnyanya. Menumpahkan apa yang ia rasakan , kecewa ,sedih , semua menjadi satu namun keadaan yang mengharuskan ia harus kuat menghadapi keadaan.
Ditengah tangisannya "aku nggak kuat sendirian menghadapi semuanya jika terus menerus seperti ini ."ucap Tyas yang terus mengalirkan tangisannya sebagai bentuk sakit yang ia rasakan.
"Mas Yuda ..aku butuh kamu. Aku support kamu untuk selalu di samping ku. Aku gak kuat. Apa karena aku sudah melahirkan aku bertambah jelek kamu berubah, atau kamu gak terima ada nyawa baru di rumah kita? Ucap Tyas setengah berteriak dalam keadaan parau di dapur sendirian.
Mata sembab dan hidung Tyas nampak memerah saat keluar dari dapur. Bahkan rasanya jiwa nya terguncang. Kurang tidur, kurang istirahat, raga yang belum sepenuhnya pulih membuat Tyas merasa seperti terpuruk sendiri.
"Oooekkk...oooeekk "suara Ayuning menggema dari dalam kamar tempat tidur.
Mendengar ayuning menangis Tyas segera melangkahkan kakinya menuju kamar untuk melihat sang bayi.
Makanan juga jamu pemberian Mpok Lela juga ditinggal begitu saja tak tersentuh sedikitpun. Rasanya seperti sudah tidak selera untuk makan, apalagi menghadapi keadaan yang Tyas sendiri seperti belum siap.
"Kenapa nak, udah bangun ya ? Uuu..ccuuuu...cuuu...haus ya? Eh kok bau sih..ih... Pupup ya ... Pupup ih adek, ganti dulu ya..ganti sama ibuk yuk"ucap Tyas menggoda sang bayi.
Mencari pempers namun tak kunjung ia temukan , dan Tyas baru ingat jika stok pempernya telah habis.
Tyas memutuskan menggantinya dengan popok kain. Saat sedang mengikat popoknya tiba-tiba air mata Tyas menetes. Ia sudah tidak sanggup lagi menahan betapa pedihnya ia tak mampu memberikan yang terbaik untuk bayinya.
Bahkan kini hanya pedih dan pilu yang terus berkecamuk di dalam hati Tyas.
"Aw..."keluh Tyas.Jahitan pasca melahirkan masih di bawah sana masih teras sakit. Namun Tyas hanya menahan. Kakinya bahkan masih terasa sakit akibat salah posisi mengejan. Rasanya seperti tidak bisa diluruskan.
Setelah mengganti popok, Tyas mengasihi anaknya. Walaupun yang keluar hanya sedikit namun Tyas hanya bisa pasrah dan berdoa semoga cukup untuk minum bayinya.
Tiba-tiba pikirannya menuju sang suami Yudha.
"Apa mas Yuda benar-benar bekerja ya sekarang? Dimana sebenarnya mas Yuda mencari uang. Kenapa rasanya seperti ada yang ditutupi. Bukankah rumah Disa udah jadi beberapa bulan yang lalu? Ahh... Bodohnya kamu Tyas kenapa kamu tidak bisa tegas dengan suami kamu sendiri?"gumam Tyas.
Sang bayi nampak minum sambil memperhatikan wajah Tyas. Seolah ingin mengetahui dan sedang mendengarkan apa yang dibicarakan ibunya.
Dengan gerakan tangannya mengarah ke pipi Tyas yang sedang menahan tangis.
"Apa sayang.. kamu hibur ibunya ya biar ga sedih... "Ucap Tyas berusaha tersenyum walau terpaksa.
"Ya Allah aku cuma ayuning sekarang yang bergantung kepada ku. Aku mohon ya Allah jaga dia, kuatkan aku. Kembalikan mas Yuda yang dulu yang selalu menyayangi aku."batin Tyas.
Selang beberapa menit ayuning tertidur. Tyas dengan hati-hati meninggalkan bayinya untuk sekedar mengisi perutnya yang sudah mulai lapar.
Ia berjalan menunju dapur. Namun ketika melewati kamar mandi ia melihat tumpukan baju kotor sisa cucian kemarin dan juga cucian hari ini masih tergeletak begitu saja.
Dengan kekuatan yang masih ada Tyas kembali mencuci baju dengan berdiri.
Bagi Tyas berdiri akan lebih nyaman ,apalagi jika untuk duduk rasanya bekas jahitan itu makin terasa sakitnya.
Hampir setengah jam ia mencuci baju yang penting-penting saja namun sepertinya tenaganya telah habis. Tyas memutuskan untuk sarapan dulu walaupun sekarang jam telah menunjukkan pukul 10 siang.
Baru beberapa suap ,rasanya mulut Tyas tak mampu lagi menerima suapan makanan.
Tyas merasa tidak selera, dan memutuskan tidak melanjutkan makannya.