WA 089520229628
Sebuah kisah tentang seorang istri yang dikhianati suami juga sahabat baiknya sendiri. Yuk mampir biar karya ini ramai kayak pasar global.
Karya ini merupakan karya Author di akun lain, yang gagal retensi. Dan kini Author alihkan di akun Hasna_Ramarta. Jadi, jika kalian pernah membaca dan merasa kisahnya sama, mungkin itu karya saya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
Enam bulan kemudian
"Sayang, perusahaan kita hari ini akan kedatangan tamu dari Bandung. Sebuah perusahaan yang akan mengajukan kerja sama dengan perusahaan kita. Semoga pihak mereka tertarik menjalin kerjasama dengan perusahaan kita," ujar Pak Kendra memberitahu.
"Oh, ya?" Sauza sedikit terkejut.
"Apakah kamu sudah pernah membaca berkas tentang perusahaan yang nantinya bakal bekerja sama dengan perusahaan kita?" Pak Kendra mengarahkan wajahnya ke arah Sauza.
"Tentu saja sudah, Mas." Sauza menjawab dengan pasti.
"Baiklah. Kalau begitu kamu harus persiapkan diri kamu, dari sekarang. Kamu jangan khawatir, aku tetap akan mendampingi kamu jika kamu nanti bingung dalam mengambil keputusan," hibur Pak Kendra dengan harapan besar terhadap Sauza.
"Baik, Mas. Sauza akan mempersiapkan diri dan juga otak ini untuk menghadapi calon relasi kita," balas Sauza dengan penuh kesiapan. Pak Kendra tersenyum gemas, kalau tidak sedang di kantor, ingin rasanya mencium bibir istrinya yang selalu menggemaskan itu. Sebetulnya bisa saja itu terjadi, tapi Pak Kendra selalu menjaga kantor ini dari hal-hal pribadi.
Pak Kendra keluar dari ruangan Sauza, setelah tadi sedikit memberi arahan.
Sauza bergerak cepat. Sesempurna mungkin, hari ini Sauza menyiapkan diri dibantu kekuatan doa dari sang suami yang selama ini selalu mendukungnya, sehingga Sauza nantinya mampu mengambil keputusan dengan baik dan menguntungkan bagi perusahaannya.
Semakin hari kemampuan Sauza dalam memimpin perusahaan, semakin berkembang pesat dan tidak diragukan lagi. Sauza mampu membawa perusahaan ini dalam waktu kurang lebih enam bulan ke posisi paling atas, sebagai perusahaan pengadaan barang paling terpercaya dan kompeten di negeri ini.
Sauza sangat bahagia mendapatkan kabar bahwa perkembangan Kendra Corporation semakin melesat tinggi.
Jam 10.00 Wib, utusan dari perusahaan yang dikatakan Pak Kendra tadi sudah tiba di lobby perusahaan. Sauza menerima berita ini dari Sarah sang Sekretaris.
Tanpa meminta bantuan dari suaminya, Sauza kini dengan berani menghadapi tamu atau utusan dari perusahaan dari Bandung itu. Akan tetapi, Sauza belum tahu nama perusahaan yang dimaksud. Dia hanya tahu bahwa perusahaan itu bergerak di bidang yang sama, akan tetapi perusahaan itu hanya meliputi pendistribusian barang ke seluruh wilayah Indonesia maupun Asia.
"Bu Sauza, pihak dari perusahaan Jamal Corp, akan tiba sesaat lagi di lantai tiga ini, apakah langsung dipersilahkan masuk ke ruangan Anda atau di lobby saja?" Sarah mencoba mengkonfirmasi.
"Langsung ke ruangan saya saja, Sarah," titah Sauza sesuai perintah Pak Kendra.
"Baik, Bu," ucap Sarah seraya berlalu dari ruangan pribadi Sauza. Sauza sedikit berdebar menyambut kehadiran tamunya atau calon relasi perusahaannya, sebab ini merupakan kali pertama dirinya bertemu dengan calon relasi perusahaannya.
Tidak lama dari itu, pintu ruangan Sauza diketuk, Sauza pun mempersilahkan tamunya masuk. Tata mata Sauza tajam ke arah pintu.
"Selamat datang di perusahaan Kendra Corporation," sambut Sauza dengan wajah yang tersenyum ramah.
Dua orang laki-laki memasuki ruangan Sauza. Lelaki itu nampak gagah dan tampan. Sauza dan Sarah sudah memasang wajah yang ramah sebagai sambutan untuk tamunya.
"Silahkan duduk, Tuan-tuan." Sauza keluar dari kursi kebesarannya lalu mempersilahkan kedua tamunya dari perusahaan Jamal Group. Sauza baru tahu nama perusahaannya setelah Sarah baru saja memberitahunya.
Kedua tamunya menduduki sofa, disusul Sauza. Namun, ketika tubuh mereka sejajar dan mata Sauza mulai melihat lawan bicaranya, jantung Sauza seketika seakan berdetak cepat.
"Benarkah yang aku lihat? Aku tidak salah lihat, kan?" batin Sauza tidak percaya.
Setelah merasa yakin dengan tamunya. Sauza kembali menata duduk maupun gestur tubuhnya yang tadi sempat menegang. Ternyata orang yang kini duduk berhadapan dengan dirinya, adalah seseorang di masa lalunya.
Bayang-bayang masa lalu, kini kembali mengusik Sauza. Sauza tiba-tiba sedih dan rasanya ingin menangis. Namun, Sauza segera sadar, bahwa kini yang dihadapinya adalah calon relasi dari perusahaan yang sedang dipimpinnya. Oleh karena itu Sauza harus berusaha menepis bayang masa lalu dari orang yang kini duduk di hadapannya.
Lantas, siapakah orang dari masa lalunya Sauza itu? Sehingga membuat Sauza sedih dan terkenang kembali?
Nantikan kisah selanjutnya di episode selanjutnya.
gak dipikirkan Mateng2...apa dampak negatif nya,Sauza sudah pernah bercerai,malah kamu ceraikan lagi...🤦♀️ kayak barang aja,senang di pungut...kurang rasanya,kamu kasi ke orang lain...