Seorang pemuda yang di harapkan oleh kedua orang tuanya untuk jadi orang yang baik,malah terjerumus ke pergaulan yang tidak baik.
pemuda tersebut akhirnya keluar walaupun di paksa oleh kedua orangtuanya
yuk ikuti terus bagaimana kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 28
"Bro maaf yah! aku harus pulang duluan yah,Tanteku masuk Rumah Sakit karena Kecelakaan." pamit Arfi.
"Astagfirullah! ya udah Fi! bawa mobilku saja,ini kuncinya." kaget Deni sambil memberikan kunci.
"Nggak usah Bro! kalau aku yang bawa mobilnya,nanti kamu pulang gimana?" tolak Arfi seraya bertanya.
"Udah sih santai saja,aku bisa pulang bersama Teman-teman yang lain,sudah nih ambil kuncinya,semoga Tante kamu nggak apa-apa di sana." jawab Deni.
"Baiklah! sampaikan salam ke yang lain yah Bro,Assalamualaikum." pasrah Arfi sambil menerima seraya berpamitan.
"Baik nanti di sampaikan,hati-hati kamu Waalaikumsalam." sahut Deni.
***
Di Perjalanan
Arfi sedang di perjalanan pulang dari Vila temannya Deni,ketika ingin langsung ke Rumah Sakit di pertengahan jalan melihat seseorang yang di kenalnya,sedang berdiri di pinggir jalan,Arfi pun menghentikan mobilnya dan turun untuk menghampiri seseorang tersebut.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Lagi ngapain nih di sini sendirian,wahai Calon Makmum Sholat ku." ucap Arfi.
"Fi! jangan mulai deh nyebelin nya,aku lagi kesal nih,jangan sampai aku menghajar kamu yah." sahut Zia.
"Ya ampun! kesal kenapa sih Ay?" tanya Arfi.
"Hah!! kamu mengataiku dengan sebutan ayam,Fi! kita bertarung yuk,aku butuh pelampiasan nih,daripada adu mulut begini." shock Zia sambil mengajak.
"Ck.Ay itu Ayang nya Arfi,nanti saja yah bertarungnya di kamar,tentunya kalau sudah Sah,oh iya mobil kamu kemana nih?" kesal Arfi sambil menggoda seraya bertanya.
"Jangan nyebelin sih Fi! becanda mulu,di Bengkel." jawab Zia.
"Siapa yang becanda! hmm..Zia! aku bukan orang yang Romantis,huft..kamu mau kan menjadi Makmum dalam Sholat ku Zi?" ucap Arfi seraya menyatakan.
Mendengar pernyataan Arfi membuat Zia terdiam,karena terlalu mendadak,Arfi yang melihat Zia yang terdiam,langsung mengajak untuk pulang.
"Kok malah diam gitu Zi,huft..ya dah yuk Zi,aku akan antar kamu pulang." ajak Arfi.
Arfi sambil langsung melangkah dan masuk ke mobil,tapi Zia nggak masuk-masuk,Arfi pun membuka jendela mobil.
"Zi! ayo masuk mobil,biar aku yang akan mengantar kamu pulang." pinta Arfi.
"Nggak usah Fi! aku bisa pulang sendiri,dengan naik Taksi." tolak Zia.
Arfi pun keluar dari mobil dan langsung menghentikan mobil Taksi.
"Pak! tunggu sebentar yah." ucap Arfi.
"Baik Mas." sahut Supir Taksi.
Arfi pun langsung menghampiri Zia,untuk mengucapkan sesuatu padanya.
"Silahkan Zi! terserah sama kamu,mau masuk ke dalam mobil yang mana,kalau kamu masuk ke Taksi berarti kamu menolak ku,jika itu jawaban dari kamu,aku berjanji nggak akan pernah mengganggu kamu lagi dan akan menjauhi kamu untuk selamanya,tapi kalau kamu masuk ke mobil ini,berarti kamu menerima ku." ucap Arfi dengan serius.
Deg
"Aduh! kenapa denganku saat mendengar Arfi akan menjauhiku,rasanya sakit banget dada ini." batin Zia.
Arfi berdiri di samping Zia,sambil menunggu jawabannya,sedangkan Zia memikirkan pernyataan dari Arfi,tak lama Zia pun melangkah ke Taksi,Arfi yang melihat itu menundukkan kepala,tapi Zia nggak jadi masuk ke Taksi,Zia pun berjalan ke mobil Arfi dengan tersenyum melihat ke Arfi,karena Arfi sedang menunduk,jadi nggak melihat Zia yang masuk ke mobilnya,sampai Zia memanggil.
"Ayo! katanya mau anterin Zia pulang." ucap Zia sambil tersenyum.
Arfi pun mendongakkan kepalanya dan langsung tersenyum,ketika melihat Zia berada di dalam mobilnya,Arfi pun menghampiri Taksi untuk membatalkan dengan memberikan uang ke Supir Taksinya sebagai ucapan minta maaf dan langsung masuk ke dalam mobil,untuk mengantar Zia pulang ke Rumah nya.
Di Perjalanan
"Jadi bener nih,kamu menerimaku Zi." ucap Arfi.
"Iya Fi! aku..." sahut Zia terpotong.
"Kamu belum menerimaku Ay,karena kamu masih memanggilku nama." potong Arfi.
"Hah!! terus harus panggil apa, Mas,Om,Bang,apa Kakek?" shock Zia seraya bertanya.
"Hubby." jawab Arfi singkat.
"Fi jangan ngaco deh,itu panggilan orang yang sudah menikah." ucap Zia.
"Memang aku ingin kamu yang akan menjadi Bundanya dari Anakku kelak,jadi mulai dari sekarang,kamu harus terbiasa memanggilku Hubby,sudah sampai nih Ay,apa nggak mau turun nih." sahut Arfi.
"Ah iya Fi! terimakasih yah,sudah mengantarku pulang." ucap Zia.
Tapi Arfi pura-pura nggak mendengar,karena merasa di cuekin Zia pun menyadari sesuatu.
"Ck.kenapa aku di cuekin sih,Hubby si pemaksa dan nyebelin." kesal Zia.
"Eh iya Ayangnya Arfi,ada apa yah." ucap Arfi.
"Kamu itu nyebelin banget sih,aku mau keluar nih,kenapa pintunya di kunci sih." sahut Zia.
"Ah iya maaf-maaf Ay! tuh sudah di buka,sebelum keluar salim dulu dan pakai ini,sebagai tanda kamu sudah bener-bener menerimaku Ay." pinta Arfi.
Arfi pun memberikan jaketnya dan menyodorkan tangan kanannya,Zia pun menghela nafas pelan,karena sangat kesal sama Arfi,tapi nggak bisa berkutik sama sekali,akhirnya Zia pun menurut untuk memakai jaketnya dan mencium punggung tangannya Arfi.
"Ya dah yah! Hubby si pemaksa,Zia keluar dulu Assalamualaikum." pamit Zia.
"Iya Ay Waalaikumsalam." balas Arfi.
Zia pun keluar dari mobil,Arfi pun langsung pergi dari Rumahnya Zia,sedangkan Zia masih berada di luar Rumahnya,lagi melamun hal yang baru saja terjadi,tersadar ketika Bundanya menegurnya.
"Aaaa kenapa aku merasa sudah menjadi Istrinya Hubby yang menyebalkan itu yah,eh aduh Zi kamu mikir apa sih." batin Zia.
"Zi! ngapain masih di luar,ayo masuk." titah Bunda Zahwa.
"Eh iya Bun,Assalamualaikum." ucap Zia sambil menghampiri seraya mencium punggung tangan Bunda Zahwa
"Waalaikumsalam eh mobil kamu kemana Zi?" tanya Bunda Zahwa.
"Di Bengkel Bun." jawab Zia.
"Hey! darimana saja sih,sudah di tung..eh kamu pakai jaket siapa nih,ini kan jaketnya Cowok,hayoo habis kencan yah." ucap Riska sambil menebak.
"Ish Bunda! ngapain sih ada Kecoa ini di dalam Rumah,bukannya di basmi saja." kesal Zia.
"Jangan mulai deh Zi! mengalihkan pembicaraan,bener kata Riska,ini jaket siapa?" tanya Bunda Zahwa.
"Hayoo jawab! aku kaya pernah melihat jaket ini,tapi punya siapa yah." ucap Riska menerka-nerka.
''Udah ah! aku mau istirahat ke kamar..." ucap Zia terpotong.
"Nggak boleh." potong Bunda Zahwa dan Riska serempak.
"Aaaa!! kenapa sih! hari ini ketemu...
Bersambung
~ *See You Next* ~