Putri Itu Bisa Membaca Pikiran!

Putri Zhiping dengan tampangnya yang menantang memotong ucapan pelayan Wei. "Aku tidak perduli siapa kamu. Aku tidak bisa terima, kamu telah mencemarkan nama baikku. Aku bisa menuntutmu !" gertak Putri Zhiping.

Pangeran bernama Liang Zee itu seakan mendapatkan tusukan di tubuhnya, baru kali ini bertemu dengan orang yang begitu berani dan berbicara kasar. Putri di depannya ini sama sekali tidak takut dengan statusnya dan malah ingin menuntutnya. " Ingin menuntutku ? Apa salahku ?"

"Gadis ini begitu berani, sepertinya ia tidak tahu siapa aku." batin Liang Zee.

Putri Zhiping begitu geram ia seperti sedang dipermainkan. "Kamu masih belum sadar juga !"

Pangeran Liang Zee menoleh ke arah kedua pengawalnya untuk mengetahui kesalahan apa yang telah ia lakukan. Kedua pengawal kompak menggeleng samar karena memang tidak ada yang salah, tiba - tiba saja gadis itu menuduhnya yang bukan - bukan. Lalu pangeran Liang Zee menatapnya cuek.

Putri Zhiping membuang kasar nafasnya lalu mempercepat langkahnya agar sampai ke hadapan pria tampan itu.

"Kalau begitu rasakan ini !" dengan gerakan cepat, putri Zhiping mengayunkan lututnya kedepan begitu keras hingga melukai benda pusaka yang bersembunyi di balik pakaian pangeran berusia 27 tahun itu.

"Sekali lagi kamu menyebutku putri bodoh dan kumal, aku bisa mematahkannya!" Putri Zhiping menunjukkan kepalan tangganya lalu bergegas pergi diikuti pelayan Wei.

Pangeran Liang Zee tak bisa menyembunyikan rasa sakitnya, ia berteriak histeris sembari melompat - lompat. Kedua pengawal begitu panik. "Yang Mulia, Anda baik - baik saja !"

"Cepat, antar aku pulang!" Wajah pangeran Liang Zee bersemu merah. Ia berjanji akan membalas perbuatan Putri Zhiping yang tidak punya etika sama sekali terhadapnya.

Setelah kedua gadis itu menjauh dari pusat belanja. Pelayan Wei memberanikan diri untuk menegurnya. "Putri, tindakan Anda barusan sangat berbahaya."

"Bahaya bagaimana maksud kamu, aku melakukan hal tadi untuk memberi pelajaran pada pria tidak sopan itu. Dia telah mengataiku bodoh dan kumal. Apa itu tadi salah ?" ujar Putri Zhiping begitu santainya.

"Putri, dia bukanlah orang sembarangan. Dia adalah Pangeran Liang Zee, putra dari kerajaan Timur."

Seketika Putri Zhiping menjadi pucat, rasa takut menyelimutinya. "Apa itu benar ? Hah, bagaimana ini ! Pelayan Wei, mengapa kamu tak memberitahuku dari awal?"

Pelayan Wei mendesah, "Bukankah tadi saya mencoba memberitahu Anda, Anda saja yang tidak mau mendengarkan saya."

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Sebelum terlambat, sebaiknya Anda segera meminta maaf pada Pangeran Liang Zee."

"Apa kamu bilang! Apa tidak ada solusi lain ?"

Pelayan Wei menggeleng, "Jika tidak, saya tidak bisa berbuat apa-apa ketika Pangeran Liang Zee membalas perbuatan Anda." sepertinya pelayan itu berhasil menakuti tuan putri.

Terlihat Putri Zhiping tampak gusar dan berpikir hal apa yang harus ia lakukan. Apakah ia akan menemui pangeran yang sok tampan itu untuk meminta maaf ?

Ia pikir dengan memberi pelajaran pada seorang pria tak dikenalnya tadi akan memberi bentuk jera nyatanya justru dirinyalah yang dalam masalah.

Raja Qing dan Raja Hans sudah berteman cukup lama. Apa jadinya jika kesalahan yang telah dilakukan oleh seorang putri membuat persaudaraan dua kerajaan itu retak ? Hal itu tidak ingin ia lakukan. Ayahandanya sudah bertekat baik mau menerimanya sebagai putri, lalu apa jadinya jika hal yang tidak dinginkan terjadi ?

...****************...

Sementera itu di kerajaan Timur.

"Pangeran Liang Zee, kamu dari mana saja ? Setelah ini kamu tidak boleh kemana - mana. Besok adalah hari perjodohanmu dengan putri dari Kerajaan Utara." ujar permaisuri Jian Li yang begitu berharap dengan perjodohan ini putra bungsunya segera berkeluarga.

Kerajaan Utara yang dipimpin oleh Raja Qing memiliki 4 putri yang beranjak dewasa dan seorang putra yang sudah dewasa pula bernama pangeran Zul, kelima putra lagi masih kecil. Dan dari keempat putri yang direkomendasikan menjadi jodoh Pangeran Liang Zee itu bernama putri Jian, Putri Yihua dan putri Dazhong.

Pangeran Liang Zee memasang muka masam, "Ibu, sudah berapa kali aku katakan, aku tidak mau dijodohkan!"

"Kamu belum pernah melihat wajah ketiga putri itu, bagaimana kamu bisa menolak mereka ? Ibu tidak ingin sebuah penolakan, besok kamu harus memilih satu diantara mereka." kemudian permaisuri Jian Li undur diri untuk menemui suaminya raja Hans.

Kerajaan Timur dan Kerajaan Utara adalah sangat bersahabat baik dari segi perekonomian maupun pemerintahan. Tapi, karena musim kemarau yang berkepanjangan dan naiknya pajak membuat perekonomian kerajaan Utara kian merosot.

Pangeran Liang Zee tidak habis pikir dengan cara orang tua mencarikan pasangan untuk anak - anak mereka, mengapa tidak dibiarkan untuk memilih bebas.

Semua kakak - kakak Pangeran Liang Zee juga dijodohkan, ada yang berakhir bahagia dan ada yang berakhir berpisah. Kini tinggallah dirinya seorang yang belum menikah, maka dari itu ia tidak ingin gegabah memilih pasangan. Apalagi sekarang banyak putri yang memiliki wajah cantik tapi cara pikirnya yang sempit. Ia ingin mendapatkan putri yang agak laen.

Ketika menjelang malam, pikiran Pangeran Liang Zee mengingat kejadian pagi tadi di pusat belanja ketika ia bertemu dengan Putri Zhiping. Batinnya tersentak, lalu mengapa putri itu tidak masuk dalam daftar sebagai jodohnya? Bahkan pribadinya lebih baik dari pada putri Jian.

Pangeran Liang Zee tersenyum sendiri mengingat Putri Zhiping memakinya. Lalu, bagaimana bisa dia mengetahui kalau dia telah mengolok nya dengan mengatai gadis bodoh dan kumal ? Ini aneh dan agak laen.

Pertemuan itu membuatnya penasaran untuk mengetahui lebih jelas lagi siapa Putri Zhiping sebenarnya.

Sementara di kerajaan Utara di sebuah kamar milik putri Jian.

Pelayan San berusaha mendapatkan hati majikannya.

"Putri, dengarkan penjelasan saya dulu." rengek pelayan San yang seketika membuat putri Jian berhenti walau tak ingin menatapnya.

"Sebenarnya saya tidak bermaksud mencuri gelang Anda. Saya punya dendam dengan wanita itu karena telah merebut calon suami saya. Saya sakit hati dan berambisi untuk membuatnya dihukum. Sungguh, tidak ada niatan saya untuk melecehkan Anda."

"Tapi caramu salah pelayan San."

"Saya mengerti putri. Saya pantas dihukum. Tapi, tolong jangan pecat saya. Saya sudah merasa nyaman dan terlanjur menyukai Anda sebagai majikan saya."

Putri Jian juga merasakan hal yang sama, sejak kecil hingga dewasa pelayan San terus bersamanya dan tak pernah mengecewakan dirinya. Untuk itu ia memaafkan kesalahan pelayan San.

"Besok adalah acara perjodohanku dengan Pangeran Liang Zee, buat aku cantik hingga pangeran memilihku."

"Baik, Putri. Pada dasarnya Anda sudah cantik dan juga pintar. Saya yakin Pangeran akan menjatuhkan pilihan nya pada Anda."

"Kamu memang pintar merayu."

Putri Jian akan selangkah lebih maju, jika dia terpilih menjadi calon istri Pangeran Liang Zee maka hidupnya akan semakin enak. Apa pun keinginannya akan terpenuhi termasuk menyingkirkan Putri Zhiping dari istana.