Alifia Xavier Calon Ratu kerajaan Althof mati bunuh diri, setelah di culik dan di lecehkan.
Aulia Xavier seorang perempuan tangguh yang menjabat sebagai panglima perang, harus rela melepaskan pakaian kebesaran nya, dan menggantikan adik kembar nya untuk menikah dengan Raja Althof.
"Kalian membunuh adik saya karena tahta, maka akan saya rebut tahta itu, dan memusnahkan kalian semua!" batin Aulia dengan dendam yang membara.
"Menjadi Ratu tanpa Raja, tidaklah buruk," ucap Aulia tersenyum miring.
Bagaimana cara Aulia yang merupakan panglima perang, membalaskan dendam atas kematian adik kembar nya.
Apakah Aulia akan berhasil? Atau bernasib sama seperti adik kembar nya?
___________________________
"Aku akan memusnahkan mereka semua untuk mu, bahkan aku mampu membuat para pemimpin dan Raja berlutut padamu. Menikah lah dengan ku," ucap Pangeran Brian Gaver Wallace.
"Saya tidak tertarik," ucap Ratu Aulia dingin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTARUNGAN
Melihat Raja Althof terluka dengan luka tusuk karena perbuatan Ratu Aulia, para petinggi istana yang sedari tadi diam, akhirnya turun tangan, menodongkan pedang mereka pada Ratu Aulia, yang mereka anggap sudah sangat keterlaluan dan juga lancang, karena berani menyakiti seorang Raja.
Cih, masih untung Ratu Aulia hanya menusuk dada nya, bukan mata nya.😏
"Anda harus mempertanggung jawabkan perbuatan Anda Yang Mulia Ratu," ucap salah satu petinggi istana, semakin mendekat ujung pedang nya pada Ratu Aulia.
Ratu Aulia hanya diam dengan raut wajah datar nya, walaupun saat ini dirinya sedang di todong dengan delapan pedang, tapi Ratu Aulia tidak sedikit pun merasa gugup apa lagi takut.
Dari ke sepuluh petinggi istana yang ada di ruangan pertemuan itu, hanya dua orang hanya tidak ikut menodongkan pedang mereka, sudah jelas mereka berdua itu siapa.
Dua pria paruh baya yang ada di pihak netral, dan untuk kasus kali ini, Tuan Guntur dan Tuan Toni
Dua pria paruh baya itu, tidak buta untuk tidak tahu siapa yang salah.
Walupun sikap Ratu Aulia tidak bisa di benarkan, tapi sikap Raja Althof jauh tidak bisa ditoleransi, yang dengan enteng nya memihak pada Selir utama, padahal jelas-jelas kursi itu memang milik Ratu Althof, dan orang lain tidak ada hak untuk mendapatkan menduduki nya, termasuk seorang Selir utama.
Mungkin terdengar sepele, tapi peraturan tetap lah peraturan, dan kursi kebesaran itu tidak boleh sembarangan orang menduduki nya, karena itu mutlak milik Ratu Althof.
"Yang Mulia Raja hiks...hiks...hiks..." tangis Selir utama membantu Raja Althof memangku kepala Raja Althof.
Uhuk
Uhuk
Uhuk
Raja Althof terbatuk-batuk, sambil memegang dada nya yang terasa sangat sakit dan sesak.
Tendangan Ratu Aulia tadi sangat keras, apa lagi Ratu Aulia dengan sengaja menendang bagian dada Raja Althof, di tambah luka tusuk yang baru saja Ratu Aulia lempar menggunakan pisau kecil.
Tangan Raja Althof terkepal kuat, ini kali keduanya dirinya mendapatkan pukulan seperti ini dari Ratu Aulia.
Tangan nya mencabut pisau yang menusuk dada nya, membuat darah segar merembes keluar, membasahi pakai nya.
"Yang Mulia hiks...hiks...hiks..." tangis Selir utama.
Uhuk
Uhuk
Uhuk
Selir utama membantu Raja Althof untuk bangun, diri nya tidak menyangka Ratu Aulia memiliki keberanian sebesar ini, dan ini tidak baik untuk posisi nya.
Selir utama menatap tajam pada Ratu Aulia yang saat ini sedang di todong beberapa pedang oleh para petinggi istana.
"Yang Mulia Ratu Anda sangat jahat, kenapa Anda begitu kasar," ucap Selir utama dengan raut sedih nya.
"Cih! Saya bukan orang munafik dan iya saya memang jahat," jawab Ratu Aulia penuh penekan.
"Apa maksud Anda Yang Mulia, apa Anda sedang menyindir saya? Tapi saya bukan orang munafik..." ucap Selir utama menunduk kan kepala nya.
Tapi tanpa orang orang ketahui saat ini tangan Selir utama terkepal kuat, tapi itu semua tidak lepas dari mata tajam Ratu Aulia.
"Anda merasa," jawab Ratu Aulia tersenyum miring.
Mendengar jawaban dari Ratu Aulia, Selir utama semakin mengepal kan tangan nya kuat, dengan dada naik turun, ternyata perempuan di depan nya ini tidak bisa di remeh kan.
"Sialan!" batin Selir utama mengumpat.
Raja Althof sendiri hanya diam, menekan dada nya yang terus mengeluarkan darah.
"Turunan kan pedang kalian," ucap Ratu Aulia dingin.
Ke delapan petinggi istana itu tidak mengindahkan perkataan Ratu Aulia, dan menganggap nya sebagai omong kosong.
"Jadi kalian tidak mau mendengarkan ku," ucap Ratu Aulia dingin.
"Baik kalau ini memang yang kalian inginkan!" lanjut Aulia mengangkat kaki nya dengan gerakan memutar.
"Ap-"
BHUK
BHUK
TRANG
BHUK
BHUK
TRANG
Tanpa memberikan kesempatan untuk mereka berbicara, Ratu Aulia dengan teknik beladiri nya, menendang semua petinggi istana yang tadi menodongkan pedang nya.
Ratu Aulia tersenyum miring, melihat semua manusia-manusia bodoh itu terkapar di atas tanah.
"Ini kan yang kalian inginkan," ucap Ratu Aulia berdiri dengan aura dingin nya.
"Sialan," batin mereka mengumpat.
Walupun hanya sekali tendangan, tapi kekuatan mantan panglima itu tidak bisa di remehkan, ke delapan petinggi istana terkapar.
Salah satu dari kedelapan orang itu, mengeraskan rahang nya dan mengepalkan tangannya kuat.
Pria paruh baya itu bangun dan Kemabli mengangkat pedangnya, berniat menikam Ratu Aulia.
SRING
BHUK
BRAKKKKK
"AAAHHHHHKKKKKKK!"
Belum sempat, pedang pria baya itu menyentuh tubuh Ratu Aulia, dengan cekatan mantan panglima perang itu langsung memblokir pergerakan nya, dan menendang tubuh laki-laki paruh baya itu sampai membentur meja.
"SIALAN!!!"
Umpat nya geram.
Tanpa rasa takut laki-laki paruh baya tadi, kembali bangun, berlari kearah Ratu Aulia dengan pedang di tangan nya.
"AKU AKAN MEMBUNUH MU SIALAN!!!" Teriak pria paruh baya itu geram.
TRANG
Kali ini Ratu Aulia juga mengeluarkan senjata tajam nya, sebuah belati kecil yang Ratu Aulia selipkan di pinggang nya.
"Dasar pembunuh!!" umpat pria paruh baya yang sedang menyerang Ratu Aulia.
Ratu Aulia menaikkan sebelah alisnya, gerakan tangan nya begitu lihat, menangkis setiap seorang yang di berikan oleh lawan nya.
Masih ingat kan, apa alasan semua orang berkumpul di dalam ruangan, apa lagi kalau bukan untuk membahas tentang pembunuhan Pelayan pribadi Selir utama.
Tapi belum juga membahas itu, keadaan sudah kacau, bukan Ratu Aulia yang di hakimi, tapi Ratu Aulia yang memimpin permainan, lihat saja bahkan saat ini Raja Althof dan beberapa petinggi istana, sudah berhasil Ratu Aulia tumbangkan.
TRANG
TRANG
TRANG
SRETTTT
"AAAHHHHHKKKKKKK!!!"
Pertarungan antara Ratu Aulia dengan pria paruh baya itu semakin memanas, saat Ratu Aulia mulai memberikan serangan balasan.
Ratu Aulia menyerang dengan santai, tapi pukulan nya mematikan.
TRANG
TRANG
TRANG
"Bagaimana mungkin wanita bodoh itu bisa melakukan ini semua," batin Selir utama melihat perkelahian Ratu Aulia dengan Tuan petinggi istana A.
Seember Raja Althof melihat Ratu Aulia dengan pandangan yang tidak terbaca, pria bodoh itu bahkan sampai lupa dengan rasa sakit yang diri nya terima tadi.
"Ini tidak bisa di biarkan," batin Tuan petinggi istana B.
"A-aku tidak ingin ikut campur lagi," batin petinggi C, yang tadi ikut menodongkan senjata nya pada Ratu Aulia.
Sementara Tuan Guntur dan Tuan Toni, mereka berdua hanya diam, dalam hati mereka berdua bercak kagum, melihat kehebatan Ratu Aulia.
Seperti dugaan mereka, keturunan keluarga Xavier tidak pernah mengecewakan, selalu sempurna.
Lihat lah sekarang, Ratu Althof dengan lihai menyerang dan menangkis serangan dari Tuan petinggi A, yang sudah mulai kuwalahan, dengan beberapa luka di tubuh nya.
SRING
SRING
SRETTT
"AAAAKKHHHH!!!"
"Sialan!!" umpat nya mengerang kesakitan.
susah amat si Gwen nih mental nya tempe 🤦🏼♀️🤦🏼♀️
pangeran jodoh mu dtg sendiri ayo dismbut🤭🤭🤭