Namaku Kinanti Prayoga
Umur : 10 Tahun
Yatim-piatu.
Aku hidup dari hasil ladang warisan Ayahku, walau tidak besar, tap cukup untukku bertahan hidup.
Aku bertani sayur dan bumbu dapur, Kacang panjang dan terong itulah yang bisa ku tanam, serei, kemangi dan daun selasih itulah tanaman tambahan di kebun ku yang kecil.
Tapi walau kecil, aku bisa menghidupi diriku sendiri, 30 hingga 40 ribu bisa ku hasilkan, dan itu sudah sangat baik.
Di kebun ku juga ada pisang, singkong dan ubi jalar, itu bisa kupakai sebagai tambahan panganku selain beras.
Ayam yang kumiliki juga cukup banyak, jika aku ingin makan, tinggal ambil seekor, cukup aku makan seharian bahkan hingga esok juga.
Aku tak bisa mengeluh, tak ada yang lain warisan dari orangtuaku selain Cincin berwana Hitam.
Ibuku berkata sebelum dia meninggal, bahwa cincin itu warisan turun temurun, jadi aku pakai saja, kebetulan pas di jariku, saat aku mencobanya.
ikuti terus ceritaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.04. Memulai hidup baru
"Kinanti, kamu akan azab jika jika melawan orangtua yang berniat membantu mu, ucap salah seorang warga.
"Apakah kalian bisa menjamin dia tidak akan menipuku, penjualan yang terdahulu saja dia tidak berikan aku sepeserpun, teriak Kinanti.
"Katanya sudah di Gunakan untuk bayar biaya rumah sakit, ucap seorang warga yang lain.
"Suruh dia bersumpah jika, dia membayar biaya RS, ayah saya hanya 1 Minggu RS, tidak jadi operasi, dan uang simpanan ayah untuk biaya RS nya itupun tidak banyak, karena ada BPJS, saya masih simpan nota pembayaran RS.
"Jangan jadi tukang bohong Kinanti, selama ini Paman kamu juga sudah membantu kamu, memangnya hasil kebun mu sanggup untuk biaya makanmu sehari-hari, lanjut warga, membela Pamannya Kinanti.
"Hahahaha, jika benar fis membantuku, kenapa saya tidak sekolah lagi, jawab Kinanti
"Kamu sendiri yang tidak mau sekolah, potong Refly.
"Kapan kalian datang memberikan bantuan dan menawarkan saya untuk sekolah? Berani kamu bersumpah, tantang Kinanti.
"Keterlaluan kamu Kinanti, ucap bibinya.
"Kalian yang keterlaluan, kalian yang sudah menipuku lantas mengarang cerita ke warga, seolah-olah kalian yang merawatku, ucap Kinanti.
"Ada apa ini, tanya pak Para warga menceritakan apa yang terjadi, Kinanti berpikir bahwa Pak Kades akan membantunya, tetapi justru berbalik, Pak Kades menasehati Kinanti agar memberikan hak kepada pamannya untuk menjual tanahnya.
"Maaf Pak Kades, saya tetap tidak akan menjualnya, jawab Kinanti,
"Kalau begitu, kami juga akan membatalkan Program pemerintah untukmu, dan tunjangan anak yatim Piatu, ancam Pak Kades.
"Silahkan saja, tidak apa-apa, aku masih sanggup untuk hidup tanpa bantuan pemerintah, ini ATM untuk penerimaan uang dari pemerintah, ambilah pak kades, dengan begitu, jangan salahkan saya untuk melaporkan anda, ancam Kinanti
"Usir saya anak ink dari kampung ini, agar tidak membuat masalah, ucap seorang warga.
"Kinanti, pikirkan baik-baik, nanti warga akan mengusirmu dari kampung ini? Ucap pak Kades.
"Apa salahku hingga kalian mau mengusirku, tanya Kinanti.
"Anak bebal seperti kamu tidak pantas tinggal kampung ini, ucap warga yang mengusulkan untuk mengusir Kinanti.
"Tidak perlu kalian mengusirku, saat juga saya kan pergi, dan bukan berarti kalian dapat menguasai tanah saya, siapapun yang mencobanya, kupastikan masuk penjara.
Dan semua pembicaraan disini sudah ku rekam, permisi, ucap Kinanti dan pergi dari rumahnya, toh dirumahnya tidak ada barang berharga.
Setelah Kinanti pergi, Warga pun bubar, mereka langsung Menagih uang kepada Paman nya Kinanti.
Kinanti tiba di kecamatan, dia duduk sambil minum es.
Saat menjelang malam dia kembali, saat di ujung kampung, dia turun dari ojek dan berjalan kaki, kemudian masuk ke rumahnya.
Sebelum shalat Subuh, dia bangun dan mengunci seluruh pintu dan jendela, kemudian dia bertengkar ke kebun, sampai di sana, dus langsung menyegel lahannya, dengan Formasi Ilusi.
Dia menunggu hingga malam hari, jika Pamannya sampai pindah ke rumah nya, maka dia akan membakar Rumahnya sendiri. Dan benar saja, saat jam 8 dia memantau rumahnya, ternyata Paman nya sudah membawa sebagian barang-barang nya.
Dengan segera Kinanti membuat api di tangannya dan langsung membakar Rumahnya sendiri.
Warga heboh saat melihat api sudah mulai membakar rumah Kinanti.
Dan saat warga sedang heboh, Kinanti segera pergi ke kota kecamatan.
Pagi harinya, Paman Kinanti merenggut sambil mengumpat, karena barang-barang nya dia ikut hangus terbakar.
Banyak warga yang menyayangkan kejadian itu, sementara Kinanti mencari kos-kosan, dia mendapatkan harga 450 ribu perbulan, dengan pasar.
setelah selesai membersihkan kamarnya, Kinanti ke pasar dan membeli berbagai keperluan, karena kasur dan lemari sudah ada maka Kinanti hanya membeli perlengkapan mandi, gelas dan piring serta sendok, juga kipas angin.
Dia juga akan mencari rumah di perbatasan ibukota propinsi kalau ada.
Siang hari dia keluar dari kamar dan menuju pasar, dia mencari toko yang menjual handphone dan laptop serta tablet.
Kinanti sudah berkeliling pasar tapi tidak ada yang menjual laptop dan tablet, dia bertanya ke tukang ojek, akhirnya ada, tapi agak jauh arah ibu kota dekat supermarket terbesar di kecamatan.
Tiba di tujuan, Kinanti meminta agar tukang ojek mau menunggu nya, setelah selesai berbelanja dan semua sudah di setting, yang memaksa waktu 2 jam, akhirnya Kinanti kembali bersama tukang ojek.
Tiba tempat kosnya, Kinanti membayar 200 ribu, padahal biasanya hanya 20 ribu.
Selesai mengatur barangnya, Kinanti masuk sebentar ke Cincin Dimensi dia memasak didalam dan mandi, kemudian dia keluar dengan makanan yang yang dia masak.
Pada siang tadi, Paman nya beserta dengan perangkat desa datang ke Kebun Kinanti, tapi sudah beberapa jam mereka mencari kebun Kinanti, tapi tidak mereka temukan.
Akhirnya mereka kembali dengan wajah kesal, mereka lewat di bekas rumah Kinanti, dan pamannya Kinanti menawarkan halaman rumah Kinanti, tapi pembeli itu tidak mau, karena berada di ujung kampung dan dekat hutan.
Akhirnya pamannya gagal merebut tanahnya, Kinanti sudah berjanji akan membakar rumah Pak Kades, Pamannya dan seorang warga yang mengusulkan untuk mengusir Kinanti.
Sedangkan warga yang mendukung kebodohan pamannya Kinanti, dia akan merusak kebun mereka agar sengsara.
Kinanti, sudah bisa terbang dan berkamuflase, hingga saat malam hari dia tidak akan terlihat, sedangkan untuk perkebunan warga, Kinanti akan menggunakan Elemen Tanah dan tumbuhan, dia akan menumbuhkan pohon dan bambu agar warga yang mendukung pamannya sengsara.
Untuk sawah, dia akan membuat tanah menjadi keras hingga pasu gagal panen, sedangkan ternak mereka, akan dia ambil dan dua jual di ibukota.
Semua perencanaan telah dia susun dengan baik, kebun 20 orang itu, sudah dia ketahui, Jadi dia bisa berteleportasi.
Kini sudah sebulan berlalu, Kinanti juga sudah mendapatkan rumah Baru, rumah tipe 36, dengan 2 kamar tanpa dapur.
Tukang ojek yang pernah mengantar nya beli handphone, telah menjadi ojek langganan nya, dia juga belajar bawa motor, walau belum bisa buat SIM.
Tukang ojek itu mencarikan tukang untuk membuat rumahnya jadi 2 lantai, apalagi rumahnya hook, jika sudah selesai renovasi, maka rumah tersebut akan menjadi luas.
Saat ini, rumahnya dalam proses renovasi, jadi dia masih tinggal di kos-kosan, pemilik kosan juga tak pernah kepo bertanya darimana uang Kinanti membayar kos dan biaya hidupnya.
Kinanti hanya keluar kamar saat makan siang, itupun dia pesan on-line, dia keluar dan ke bank untuk membuat aplikasi Bank online, di dua handphone nya, customer service yang membantu nya terkejut dengan Saldo milik Kinanti , tapi dia mencoba tetap tenang.
Untuk saat ini dia keluar saat melihat rumahnya, dia sudah meminta tolong kepada tukang ojek agar setiap hari datang ke rumahnya dan kirim foto.
Setelah lama menunggu, akhirnya, rumahnya sudah siap untuk tempati, tapi karena masih berbau cat, dia biarkan dulu sebulan, sambil membeli perabotan.
Lantai 2, di jadikan tempatnya untuk belajar, dia membeli perangkat komputer, AC dan perlengkapan lainnya, bahkan di ruangan itu terdapat toilet, karena sejatinya ruangan itu adalah kamar.