My Dear Husband Is Paralyzed

Selamat membaca💙

⬇️

⬇️

⬇️

Seorang pemuda tampan berjalan menghampiri Alexa yang sedang duduk asyik menatapi ponselnya. Dengan langkah pelan tanpa suara ia mendekati Alexa tak lupa mengarahkan Celin untuk tetap diam ditempatnya.

"Lama tidak berjumpa adik!" ucap pemuda itu dengan senyum hangat.

Alexa yang merasa tidak asing dengan suara baritonnya segera mengedarkan pandangannya menghadap arah sumber suara.

"Kamu!" tunjuknya tak percaya," Bagaimana bisa sampai disini? Kapan kembali? Kenapa tidak mengabariku? Kau! Sangat jahat kepadaku tega meninggalkan diriku dirumah neraka itu sendirian!" Alexa memberondong banyak pertanyaan untuk pemuda itu.

Pemuda itu terkekeh saat Alexa memberondong banyak pertanyaan. Dielus pucuk kepala Alexa dengan lembut.

"Nanti lepas kuliah temui aku di cafe depan kampus, aku akan menunggumu disana.. sekarang belajarlah dengan giat, adik tersayang! Bye bye," ujar pemuda lalu beranjak pergi keluar dari kelas Alexa.

"Tapi..." Belum sempat mengatakan sesuatu pemuda itu sudah menghilang dari pandangannya.

"Siapa dia,Lexa? Boleh dong kenalin sama aku," tanya Celin disela candaan.

"Kakak angkat gue. Kalau mau deketin aja sendiri dia itu kalau ketemu cewek selain gue.. Bakal jadi beruang kutub susah dideketin apa lagi bikin luluh hatinya yang beku," jawab Alexa sambil memancing Celin.

"Yak! Bantuin dong adik ipar.. Masa iya sama calon kakak ipar jahat baget," Celin memelas minta bantuan Alexa.

"Ih! O gah.. Udah duduk yang bener tu dosennya sudah masuk!" pekik Alexa.

Celin memanyunkan bibirnya ia sangat kesal karena Alexa tidak ingin membantunya.

Lepas kuliah sesuai janji tadi padi Alexa pergi ke cafe depan kampus. Ia menyebrang jalan dengan hati-hati tak lupa menengok kanan kiri.

Sampai di cafe lekas ia mencari sosok yang sudah menunggunya. Alexa pun melihatnya duduk paling belakang dekat jendela.Berjalan perlahan menuju meja yang tengah ditempatinya.

"Bagaimana kuliahmu?" tanya pemuda itu.

"Ya seperti biasa sangat membosankan tidak ada hal yang seru!" keluh Alexa.

"Hahaha baiklah aku tahu itu, lalu bagaimana dengan karirmu sebagai seorang dokter muda?" tanyanya sekali lagi.

"Aku hanya menerima pasien yang benar-benar membutuhkan pertolonganku! Aku tidak suka hanya dengan bermain-main saja. Rangga selalu membantuku," Alexa menceritakan semua kegiatannya saat berada dirumah sakit menjadi Seorang Dokter termuda.

Pemuda itu nampak diam sambil mendengarkan semua isi cerita Alexa, sungguh ia tidak menyangka yang dulunya Alexa selalu merengek minta di gendong sekarang sudah besar menjadi wanita hebat memiliki karir impiannya.

Alexa juga termenung menatap pria dihadapannya sudah 5 tahun berpisah. Namun pria itu masih sama seperti dulu perhatian kepada dirinya. Alexa belum menceritakan tentang pernikahannya yang akan diadakan seminggu lagi. Hatinya merasa bimbang dan ragu, apa pria dihadapannya ini mampu menerima kabar ini?!

"Kak Char," panggil Alexa.

"Hm ada apa? Apa kamu ingin mengatakan sesuatu?" tebak Charlie.

Alexa berusaha mengatur nafasnya agar tetap tenang,"Sebentar lagi aku akan menikah!" ucapnya pelan.

"APA?! Menikah? Secepat itu.. Siapa calon suamimu?" Charlie memberondong banyak pertanyaan pada Alexa. Ia sedikit terkejut saat Alexa mengatakan akan menikah dalam waktu dekat.

"Papa menjodohkanku dengan keluarga Xavier, aku terpaksa menerimanya.. Agar semua rencanaku bisa berjalan lancar Kak! Aku tidak ingin tinggal lama-lama dirumah bak neraka itu!" ujar Alexa dengan nada emosi.

"Baiklah lakukan apa yang kamu mau, tapi ingat jangan gegabah!" Charlie memberi peringatan pada adiknya itu.

Alexa mengangguk sebagai jawaban, tak terasa mereka mengobrol begitu lama. Akhirnya mereka menyudahi obrolannya dan kembali ke rumah masing-masing.

"Aku duluan ya Kak,,bye-bye!" pamit Alexa yang sudah berada didalam taksi.

Charlie melambaikan tangannya setelah taksi itu pergi membawa Alexa.

'Gue akan selalu melindungi Lo! Karena Lo satu-satunya yang gue miliki Lexa' batinnya dalam hati. Charlie pun ikut meninggalkan cafe dan kembali ke tempatnya.

...****************...

1 minggu berlalu...

Hari ini dimana hari bahagia diantara keluarga Xavier dan Sanjaya. Mereka semua nampak bahagia melihat sepasang pengantin tengah duduk bersanding setelah mengucapkan ijab kabul. Pernikahan hanya dihadirin keluarga beserta rekan bisnis.

Banyak rekan bisnis keluarga Xavier dan Sanjaya menghina sepasang pengantin itu banyak yang mengedarkan rumor tidak berarti.

"Putri kedua Sanjaya yang terkenal arogan menikah dengan pria lumpuh! Sungguh sangat serasi,"

"Haha pria pesakitan itu akhirnya menampakkan diri juga! Dasar tak tahu malu!"

"Mereka pasangan serasi! satunya lumpuh, satunya udik, hahaha!"

Hinaan demi hinaan yang mereka lontarkan dari mulut mereka. Membuat Alvaro mengepalkan tangan. Ia sudah tidak tahan berada di sini demi menghormati kedua orang tuanya Alvaro menahan diri untuk tidak emosi sebisa mungkin ia mengontrol dirinya. Namun amarahnya semakin tidak bisa dikendalikan rasanya ingin mengajar orang-orang yang telah menghinanya.

Alexa melihat ketegangan dalam diri Alvaro ia mencoba menguatkan hati pria itu yang kini sah menjadi suaminya.

"Jangan kau dengarkan hinaan mereka! Kau harus bangkit dan balaskan semua rasa sakitmu itu dengan pencapaianmu!" bisik Alexa di telinga Alvaro.

Seketika Alvaro mereda setelah mendengar ucapan Alexa. Ada benarnya dengan ucapan istrinya itu. Ia harus bangkit dari keterpurukan selama ini.

Alvaro mencoba tetap tersenyum sebelum acaranya selesai. Alexa yang melihat itu akhirnya bisa ikut tenang.

Acara berjalan sangat lancar tanpa ada kendala. Dan sesuai persyaratan dari Alexa. Keluarga Sanjaya tidak lagi berhubungan dengan Alexa dalam hal apapun.

Papa Reno dengan mudah menyetujui semua persyaratan Alexa. Karena mas kawin dari keluarga Xavier sudah berada ditangannya yang bernilai milyaran.

Alexa tersenyum sinis saat melihat keluarga Sanjaya begitu antusias saat mendapatkan barang berharga. Alvaro membawa Alexa menuju mansionnya, ia tidak ingin ketahuan oleh kedua orang tuanya tentang rencananya yang menikahi Alexa secara kontrak.

Sampai di mansion Alexa tertegun melihat bagunan mewah nan megah.

'Gila! Bangunan segede ini muat berapa banyak orang!' batinnya dalam hati.

Alexa mengekor dibelakang Alvaro dan asisten pribadinya Brian.

"Al kau sudah kembali?" tanya seorang gadis muda yang tengah menuruni anak tangga.

"Ya! Aku membawakan teman untukmu!"seru Alvaro pada gadis muda yang sudah berdiri dihadapannya.

Gadis itu mendekati Alexa dengan tatapan penuh arti.

"Cantik!" puji Gadis itu pada Alexa.

Alexa tersenyum simpul menanggapi pujian yang diberikannya,"Terimakasih,, salam kenal Alexa." tak lupa mengenalkan diri.

"Namaku Kirana, senang bertemu denganmu Lexa!" antusias Kirana menjabat tangan Alexa.

"Oh iya jangan salah paham hubunganku dengan Al .. Kami hanya sebatas teman kerja sama." sambungnya menjelaskan kepada Alexa agar tidak salah paham.

"It's okay Kirana" jawab Alexa.

"Ayo aku akan menunjukan letak kamarmu, Dan.." Kirana membisikan sesuatu ditelinga Alexa.

Alexa membelalakan mata tidak percaya dengan ucapan Kirana barusan.

"Jangan macam-macam Kirana! Atau aku potong uang jajanmu!" ancam Alvaro. Lalu pergi meninggalkan Alexa dan Kirana yang masih diam di bawah.

"Dasar beruang kutub!" umpat Kirana tidak terima uang jajannya dipotong begitu saja.

Alexa masih diam, didalam pikirannya banyak pertanyaan dengan sosok Alvaro.

Dikamar Alvaro...

"Brian, sampai tahap mana kamu menyelidiki kasus kecelakaanku 2 tahun lalu?" Tanya Alvaro sambil membuka laptopnya.

"Sejauh ini pelaku masih pandai bersembunyi.. saya sudah mengerahkan semua bawahan untuk mengikuti jejak pelaku." jelas Brian.

"Baik.. Aku minta satu lagi kau pantau terus kegiatan Alexa diluar sana!" perintah Alvaro dengan tegas.

"Baik."

Brian lalu pergi meninggalkan kamar atasannya dan menuju kamarnya untuk beristirahat karena hari sudah larut malam.

☆bersambung☆