Reksa pemuda yatim piatu harus terjun ke dunia gelap dunia pertarungan jalanan demi bisa menjaga adik perempuannya yang masih sekolah di bangku SMP, namun siapa sangka harus terlibat dengan komplotan mafia yang hendak membunuh istri muda Boss mafia, atas suruhan istri tua yang merasa tidak terima atas ke hadiran istri muda dalam keluarganya, apa lagi jika harta kekayaannya harus sampai di bagi dua.
Boss mafia yang bernama Aron Jhonson begitu kaget setelah mengetahui kalau istri tuanya yang bernama Raisa Lena, akan membunuh istri mudanya yang bernama Gendis Raura, Aron Jhonson sangat menentangnya namun Raisa Lena mengancam akan membongkar semua bisnis haramnya Aron Jhonson, jika tidak mau menyetujui untuk membunuh Gendis Raura.
Aron pun akhirnya ikut terlibat untuk membunuh istrinya sendiri demi tidak terbongkar bisnis haramnya, namun Aron Jhonson ternyata harus berhadapan dengan Reksa petarung jalanan yang berusaha menyelamatkan Gendis Raura dari dengan menaruhkan nyawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SAKSI PENA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Gendis yang menunggu duduk di trotoar sisi jalan melihat Reksa dengan Yonet datang langsung berdiri melambaikan tangannya, Reksa pun menepikan motornya berhenti di belakang motor miliknya, Gendis langsung menunjuk ke arah mobil warna hitam yang di curigainya, Reksa dan Yonet langsung ikut menoleh ke arah mobil yang di tunjuk Gendis.
"Ada apa?" tanya Reksa.
"Aku curiga sama mobil itu," jawab Gendis.
Reksa terdiam mengingat ke jadian saat menolong Gendis, lalu kembali melihat ke arah mobil yang di tunjuk Gendis.
"Bang, tolong ikuti mobil itu dari belakang, jika memang mobil itu mengikuti dia, kasih tahu gua," pinta Reksa.
"Sebentar, apa kalian berdua belum saling mengenal?" tanya Yonet merasa heran.
Gendis dan Reksa saling pandang keduanya memang tidak saling mengenal.
"Yeh di tanya malah saling pandang bukannya jawab," tegur Yonet.
"Gua hanya ingin meno,"
"Nama aku Gendis Raura," sabet Gendis menyodorkan tangan ke Yonet agar Reksa tidak memberitahukan kejadian saat menolongnya.
"Gua Yonet," balas Yonet menerima sodoran tangan Gendis.
Gendis menoleh ke Reksa kembali menyodorkan tangannya.
"Gua Reksa," ucap Reksa menerima sodoran tangan Gendis, lalu melihat ke kaki Gendis yang tidak memakai alas kaki.
"Sandal aku copot," ucap Gendis.
"Nanti beli di depan, Bang tolong ikuti mobil itu," pinta kembali Reksa menoleh ke Yonet.
"Ok, nanti gua pura pura balik arah!" Yonet langsung melangkah ke motornya.
"Ayo naik!" ajak Reksa naik ke motoenya.
Gendis pun langsung naik membonceng di belakang motor Reksa, Yonet langsung melajukan motornya pura pura balik arah, Reksa langsung melajukan motornya sambil berulang menoleh ke spion melihat ke arah belakang.
Di dalam mobil itu memang dua orang anak buah Chiko yang terus membuntuti Gendis, untuk melaporkan terhadap Chiko di mana rumah Gendis, namun rencana keduanya harus gagal setelah Yonet membuntuti dari belakang hingga melewati beberapa jalan belokan.
Yonet langsung malajukan motornya lebih kencang setelah merasa yakin mobil itu memang sedang membuntuti Gendis, Yonet mengejar Reksa yang melaju di depan memberitahukan kalau mobil itu memang membuntuti Gendis.
"Sa, kita gep langsung," ucap Yonet.
"Ok, kita berhenti di depan," balas Reksa.
Di depan warung kelontong Reksa menghentikan motornya, Yonet langsung memutar arah menuju mobil yang membuntutinya, Reksa menuju warung kelontong membeli sandal untuk Gendis terlebih dahulu.
"Pakai sandalnya, tunggu dulu di sini!" ucap Reksa menyodorkan sandal yang baru di belinya.
Gendis mengangguk sambil menerima sandal baru yang di sodorkan Reksa, menatap Reksa yang melangkah pergi menuju Yonet yang sedang menghadang mobil yang membuntutinya.
Kedua anak buah Chiko di dalam mobil merasa bingung di gedor pintu mobilnya berulang kali oleh Yonet, dan Reksa setiba menghampiri langsung memukul pintu mobil dengan keras, membuat kedua anak buah Chiko hampir loncat dari duduknya.
"Cepat buka, atau gua hancurkan," bentak Yonet yang sudah berulang menggedor pintu mobil.
"Bagaimana ini?" tanya anak buah Chiko di dalam mobil ke temannya.
"Kita kabur saja, daripada ketahuan," jawab temannya.
Anak buah Chiko yang mengemudi langsung melajukan mundur mobilnya, setelah cukup jauh langsung memutar arah dan langsung kabur melajukan mobilnya cukup kencang.
"Kira kira siapa orang di dalam mobil itu?" tanya Yonet.
"Gua tidak tahu," jawab Reksa lalu melihat ke arah Gendis berdiri dekat motornya.
"Lu bertemu Gendis dimana?" tanya Yonet ikut melihat ke arah Gendis.
"Di jalan, ada orang yang berniat memperkosanya, gua tidak tahu siapa Gendis, jika memang mobil tadi ada sangkut paut dengan Gendis, ada kemungkinan Gendis mempunyai masalah besar," tebak Reksa menoleh ke Yonet.
"Apa lu akan meminta penjelasannya?" tanya kembali Yonet.
"Gendis bukan siapa siapa gua Bang, gua hanya ingin menolongnya saja, gua tidak akan bertanya apa apa sampai nanti mengantarkannya pulang," jawab Reksa.
Yonet menghela nafasnya tidak tega melihat ke adaan Gendis, namun Yonet mengetahui siapa Reksa yang hidup di jalanan, tidak pernah ikut campur masalah orang lain.
"Gua bangga mendengar lu sudah menolong Gendis, namun jika Gendis benar benar membutuhkan pertolongan bagaimana?" tanya kembali Yonet.
"Gua mau antarkan dulu Gendis pulang, terima kasih, gua cabut duluan!" ucap Reksa melangkah pergi tidak menjawab pertanyaan Yonet.
