BENIH TARUHAN

Sudah satu minggu Nico tidak di kota yang sama dengan Leka.Dia seminggu ini kembali ke Ibu kota.

Untuk itu,pagi ini Nico dengan penuh semangat.Rindu dengan kedua anak kembarnya sudah tak terbendung lagi.Jadilah di hari minggu ini dia putuskan untuk menuju ke rumah Leka.

Saat sampai di depan rumah Leka ,mereka di buat kaget dengan kedatangan Nico pagi ini.

Apalagi Nico seminggu berada di Ibukota tidak pernah menghubungi mereka.Bukan tak mau menghubungi dua bocah yang dia rindukan itu.Namun,demi cepat menyelesaikan pekerjaan nya dia bersedia lembur tanpa ada kata lelah dengan kegiatannya seminggu di sana.

Perusahaan pusat memang sangat membutuhkan dirinya karena sudah lama dia tinggalkan.

"Assalamualaikum.." ucap Nico santai.

Dia bersikap biasa seperti sudah terbiasa untuk berkunjung ke sana.

Leka menatap tajam ke arah Nico dengan meletakkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Wa'alaikumsalam.. kenapa kesini?"tanya Leka dengan nada juteknya.

"Ehemmm.."Nico berdehem untuk membuat dirinya lebih tenang.

"Daddy !!" seru dua bocah yang kini ada diambang pintu.

Nico menundukkan tubuhnya dan merentangkan tangannya.Keduanya langsung berlari mendekat ke arah Nico.

Nico pun menyambut ke dua bocah itu dengan wajah bahagia.Keduanya Nico peluk dengan erat.Dia mencium kedua nya bergantian.

"Ehemmm ," Leka berdehem membuat ketiganya menoleh pada Leka yang terlihat pandangannya yang tidak bersahabat.

"Bunda.. jangan marah sama Daddy lagi ," ujar Elang menatap sang bunda yang melihat Nico dengan garang.

"Iya bun,Daddy janji nggak nakal lagi kok..iya kan dad?" sambung Aura bertanya pada Nico untuk memastikan.

"I_iya,Daddy nggak akan nakal lagi Bun..janji !!"ucap Nico dengan memegang kedua telinganya bertanda janji dan minta maaf.

"Astaghfirullahal'adzim..ini orang pinter banget sih buat dua bocah ini bisa bela dia..dasar licik !!" umpat Leka dalam hati.

"Sorry Leka,aku harus memenangkan hati kedua bocah ini untuk buat kamu menerimaku lagi." batin Nico

"El sama Aura sarapan dulu !!" teriak mbok Tun dari dalam rumah.

"Iya eyang !!" teriak kedua bocah itu kompak.

"Daddy,pasti Daddy belum sarapan kan..kita sarapan sama-sama yaaa...,"ucap Aura dengan menarik tangan Nico masuk ke dalam rumah.

Aura dan Elang menarik tangan Nico untuk masuk dalam rumah.Leka yang ada di dekat mereka hanya bisa melongo melihat interaksi keduanya.

"Daddy duduk sini !" ajak Elang menunjukkan kursi yang tepat di samping kursi nya.

Mbok Tun dan Leka saling pandang melihat sikap Elang pada Nico yang begitu perhatian.

Rasanya Leka ingin sekali marah dengan Nico yang seenaknya masuk dalam kehidupan nya lagi setelah lepas tanggung jawabnya di masa lalu.

"Bunda kenapa lihatin Daddy begitu,bunda masih marah sama daddy?" tanya Aura pada Leka yang masih menatap Nico dengan raut tak suka.

"Eeem...ah..nggak begitu sayang,bunda nggak marah.Sekarang kalian sarapan..bunda mau bicara sama Da_daddy dulu." ucap Leka dengan memberikan kode pada Nico untuk berbicara berdua.

Nico yang melihat tingkah Leka pun tahu bahwa Leka sudah tak nyaman dengan kehadiran nya saat ini.

Nico menarik tangan Leka keluar dari rumah dan berjalan ke arah mobil Nico.Mereka meninggalkan rumah Leka untuk membicarakan hal yang harus mereka bahas.

Selama perjalanan Leka diam dan tanpa berkomentar sedikit pun.Di tepi jalan dekat dengan taman,Nico menghentikan mobilnya.

"Ehemmm..."Nico berdehem untuk menetralkan detak jantungnya berdegup kencang sedari tadi.

"Apa sebenarnya tujuan kamu mengatakan jika kamu itu ayah si kembar,apa maksudnya kamu dengan lancangnya mengatakan jika kamu tidak akan meninggalkan mereka,kamu mau apa lagi setelah bertahun-tahun kita sudah selesai tiba-tiba kamu muncul dengan mengacaukan hidup ku lagi?!"

Leka dengan nada tinggi mengatakan apa yang ada di dalam otaknya.

"Leka,kita harus bicara serius dan aku ingin kamu jangan berpikir buruk dulu pada ku." ucap Nico membuat Leka menoleh ke arah Nico dengan tatapan mata yang tajam.

"Apalagi yang harus kita bicarakan,aku sudah mengatakan berkali-kali..urusan kita sudah selesai dari enam tahun lalu Nic, sekarang please jangan ganggu hidup ku lagi." ujar Leka dengan nada memelas.

"Leka ,ayo kita menikah !!" ucap Nico to the point.

Leka membulatkan matanya dengan wajah pias dia menatap wajah Nico.Ucapan Nico benar-benar Leka tak pernah disangka.Apalagi mengajak Leka menikah.Sedangkan Leka tahu Nico tidak mencintai dirinya.

"Kamu amnesia,sampai kamu nggak ingat apa yang terjadi di enam tahun lalu.Disaat aku minta pertanggungjawaban kamu untuk janin yang aku kandung,kamu bilang dengan lantangnya jika kamu tidak pernah mencintaiku dan hubungan kita hanya sekedar taruhan. Apa kamu ingat,saat kamu memperko*a ku waktu dulu, pernah kamu merasa bersalah ?"

Nico terdiam mendengar ucapan Leka.Sungguh itu adalah penyesalan terbesar yang Nico perbuat.

"Maaf,aku ingin kamu jujur sama aku kalau si kembar itu..benar anak kita.Tolong jangan buat aku makin merasa bersalah karena telah mengabaikan mereka." ucap Nico memohon agar Leka jujur dengan Nico jika benar si kembar anak mereka.

"Kenapa, kamu nggak perlu khawatir mereka sudah menjadi tanggung jawab ku.Jadi, tanpa kamu pun aku bisa membahagiakan mereka."ucap Leka tanpa sadar sudah membuka identitas kedua anaknya.

"Jadi benar mereka darah dagingku,ayo kita menikah.Mereka bukan cuma butuh kamu..tapi,mereka butuh aku ayah mereka.Turunkan egomu untuk kebahagiaan mereka.Perlu kamu ingat, aku tidak bohong dengan perasaan yang aku punya dulu sampai penyesalan itu selalu hadir menghantui ku." ungkap Nico

"Atas dasar apa kamu bisa melakukan semua ini,apa tujuan kamu sebenarnya?" tanya Leka menyecar Nico.

"Aku ingin bahagia bersama anak-anak ku juga ibu dari anak-anakku,aku salah..aku sadar..aku ingin memperbaiki semuanya.Perlu kamu tahu,taruhan itu aku batalkan.Aku sadar kalau kamu sudah jadi hal yang terpenting dalam hidup ku,kamu yang merubah semuanya.Kamu yang sudah menutup pintu hatiku untuk yang lain ."

"Kamu yakin dengan apa yang kamu ucapkan,atau jangan-jangan kamu hanya mempermainkan aku saja,bahkan kamu bisa merebut mereka dari ku."ucap Leka dengan segala kecurigaan nya.

"Jangan over thinking gitu,aku nggak ada niat jahat Leka,apa yang kamu tuduhkan itu nggak ada yang benar." sangkal Nico.

Nico meraih tangan Leka dan menggenggam nya dengan erat.

"Leka,mari kita hidup bahagia selamanya dengan anak-anak kita." ucap Nico menatap lekat wajah cantik Leka yang terlihat teduh.

Bersambung