NovelToon NovelToon
DANGKAL

DANGKAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Wanita Karir / Kaya Raya / Dendam Kesumat / Office Romance
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Eristia Rahman

Kisah cerita tentang Empat Sahabat sejak SMA. Seiring waktu, mereka tumbuh dewasa dan Memiliki peran sebagai CEO, Penyelamat Perusahaan, Pecandu Narkotika Dan seorang polisi.


Awal mulanya baik-baik saja persahabatan mereka. Namun, karena keegoisan mereka terjadi pertikaian. ketika mereka saling memliki perasaan satu sama lain.

Lebih parahnya lagi, ketika Perasaan mereka tidak terbalas. Sehingga mereka terjerumus kedalam pergaulan bebas dan memicu dendam untuk membalasnya dengan cara keji.


"Ini soal Hati, bukan soal Dia adalah Sahabat kita" Tegas pemilik Dendam.

Yuk simak ceritanya sampai tuntas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eristia Rahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 2

Setiba di rumah itu, sang pemilik Rumah merasa kaget atas kedatangan Ajie serta rekan lainnya yang berpakaian seperti orang sedang berperang. Pemilik Rumah pun mulai histeris dan segara mengambil senjata laras panjang dengan menodongkan kepada Ajie dan rekannya.

"Siapa kalian?" Tegas Pemilik rumah dengan menodongkan pistol kepada Ajie dan rekan lainnya.

"Maaf pak, kami hanya tersesat dan kami tidak ada urusan dengan Kalian!" Jawab Ajie dengan santai sambil mengacungkan kedua tangannya seolah menyerah.

"Tersesat bagaimana? Seragam mu jelas sedang berperang!" Tegas Pemilik Rumah.

"Tenang-tenang, Pak. Mereka Teman kami!" Sambung kedua rekan Ajie yang sudah di Rumah itu sebelumnya.

"Jadi, mereka ini teman kalian?" Kata Pemilik Rumah. "Ya ...," sambungnya.

Lalu, pemilik Rumah itu menurunkan pistol dan mulai meminta maaf atas prilakunya. Ia masih trauma dengan pembantaian itu. Jadi, wajar saja ia berontak saat melihat orang yang tak di kenalnya berpakaian seragam perang.

"Ini pakaian mu, segera pakai" kata Ajie memberikan baju ke dua rekannya.

"Jadi, sebenarnya kalian ini siapa?" Tanya pemilik Rumah. Kita sebut saja nama pemilik Rumah itu "Pak Jhoni Sidabutar dan istrinya Kanya serta anaknya Ronald".

Mereka lantas berkenalan dan menceritakan yang terjadi di Tengah Hutan. "Kami kepolisian hutan dan kami sedang memburu penebang liar" Kata Ajie dengan berbohong atas alasannya.

Pak Jhon pun percaya atas ucapannya. Lalu, mereka di suruh nya masuk untuk melanjutkan obrolannya di dalam Rumah sambil menikmati sisa hidangan tadi.

"Walah, kalian rupanya sudah makan enak ya" Kata Ajie serta rekan lainnya.

"Hehe ..." jawab kedua rekannya sambil mengelus kepalanya terasa malu.

"Dasar ..., pletok, pletok" Kata Ajie sambil menjitak kepalanya dengan ujung pistol. "Aww, aww ..." suara kedua rekannya merasa sakit di kepala yang di jitak oleh Ajie.

Setelah itu Ajie menyibukkan diri dengan menaruh Nasi di atas piring yang sudah di tangannya beserta lauk pauk nya. Kedua. Rekannya pun tertawa atas perilaku Senior Ajie yang terlihat benar-benar sangat lapar.

"Mari makan ...." Teriak Ajie dengan ceria dan mulai melahap sisa makanan itu.

"Cemual, cemual " suara kunyah dari mulut Ajie beserta rekannya dalam beberapa menit. Pemilik Rumah turut senang atas perilaku mereka yang sepolos itu dalam menikmati hidangan yang di sajikannya.

"Hah .., kenyang sekali" kata Rekannya dan Ajie pun hanya termangut menatapnya.

"Terima kasih Tuhan, Engkau masih memberikan kami kenikmatan" seru dalam hati Ajie berdoa seusai makan.

Setelah itu, dengan beberapa cangkir gelas dan satu teko terisi Teh hangat yang di bawa nya oleh Istri Pak Jhoni. Ia pun meletakkan di meja yang terbuat dari akar pohon di halaman belakang Rumahnya, untuk menikmati suasana yang masih sore dengan secangkir Teh Hangat.

"Ayok lah, kita nikmati secangkir Teh hangat ini!" Kata Pak Jhoni sesuai Ajie dan rekannya selesai makan.

Secangkir Teh hangat yang di dalam Teko pun di tuangkannya oleh mereka ke gelasnya masing-masing sambil menanyakan kenapa Pak Jhoni tinggal di Hutan. Ia pun menceritakan semuanya, bahwa ia sisa dari pembantaian atas wilayahnya yang di rebut paksa oleh orang-orang itu sampai memutuskan untuk tinggal di Hutan selamanya.

Cerita itu benar faktanya atas bahasa isyarat yang dikirim kan melalui kedua rekannya beberapa jam yang lalu. Ajie pun menilainya, bahwa kedua rekan nya itu jenius dalam mengambil informasi dari orang yang tak di kenalnya.

"Lalu, kenapa Pak Jhoni memiliki pistol?" Tanya Ajie dengan serius.

"Itu pistol milik orang-orang itu yang ku temukan di semak-semak! Dan aku mengambilnya untuk berjaga-jaga saja" jawabnya sembari meneguk secangkir Teh "Glug, glug"

"Tapi, Pak Jhoni mahir dalam memegang pistol itu?"

"Aku mahir karena sudah didik sejak kecil untuk berperang" Jelasnya.

Ajie mulai memahami karakter Pak Jhoni berikut keluarganya. Ia termasuk orang yang berbahaya. Tapi, bukan musuh melainkan hanya seorang yang di paksa di latih untuk membela wilayahnya yang terjajah.

Ditengah-tengah kenikmatan Teh hangat dan di temani suara kicauan burung di sore itu. Ajie menanyakan siapa saja yang di temui di Hutan ini selain dirinya dan rekannya.

Pak Jhoni pun menjawabnya, "beberapa hari yang lalu ada orang yang lewat di balik bukit itu dengan berbondong-bondong membawa sebuah karung terbungkus rapih! Tapi, aku tak mengenalinya."

"Memang yang Pak jhoni kenal siapa saja?" Tanya Ajie dengan penasaran.

"Selain wajah orang yang membantai wilayah kami, tidak ada lagi orang yang aku kenal!" Jelas Pak Jhoni.

"Hhmm ..., mereka pasti komplotan Buronan yang kami buru selama ini" Seru Ajie sambil menaruh jarinya di dagu seolah sedang berpikir.

Sisi lain, Rekan Ajie tak banyak bicara dan hanya menyimak dengan apa yang di katakan oleh Pak Jhoni. Tujuannya untuk mengumpulkan semua infomasi selama di Hutan itu agar mudah mengatur strategi selanjutnya.

Tak terasa waktu begitu berputar cepat dan malam pun tiba, dari sisa tenaga yang ada, mereka manfaat untuk memilih tidur dengan cepat di Rumah Pak Jhoni. Kesunyian di tengah hutan sudah tak asing lagi bagi mereka, bahkan terasa seperti kampung halamannya. Dan di antara malam yang sudah mereka lewati! Hanya malam ini yang paling nyaman. Meski hanya tinggal di Rumah yang kecil dan makanan yang sederhana, membuatnya serasa tinggal di Motel.

Perjuangan yang hampir bertaruh nyawa sudah terbiasa bagi Ajie dan para Rekannya. Jatuh bangunnya keadaan kerap menjadi sahabat yang paling dekat bagi mereka.

"Sampai kapan kita seperti ini" dalam Batin nya yang terletak di dalam Hati.

Selain pejuang Negara, mereka juga berhak memiliki hak kebebasan untuk meraih senyum tanpa harus bertaruh nyawa. Namun, takdir menentukan lain. Mereka hidup seolah menjadi korban keegoisan atas kebahagian kedua orang tuanya soal derajat tertinggi, bila anaknya menjadi Pejuang Negara. Meski di antara mereka karena keinginannya sendiri, sisi lainnya yang berada dalam diri mereka ialah Hak kebebasannya untuk senyum tanpa bertaruh nyawa.

Lalu, pada akhirnya mereka lelah untuk berupaya mencari senyum itu, sampai membiarkan waktu bergulir dan berputar terus hingga menemukan titik terakhirnya seperti apa.

"Uhu, uhu, uhu .." suara Batuk terdengar dengan tiba-tiba di tengah malam dan membuat Ajie kaget seketika hingga ia siaga langsung menggenggam pistolnya kembali sambil melihat situasi.

"Uhu, uhu, uhu ..." suara batuk kembali.

"Hhmm ..., kupikir siapa! Tahunya Pak Jhoni" kata Ajie dan kembali membaringkan tubuhnya.

Meski Ajie dalam keadaan tidur, pikirannya pun mampu memfokuskan pada area sekitar dengan begitu sensitif. Tubuhnya akan segera beraksi dengan sendiri apabila terdengar suara asing. Karena, Ia sudah terlatih soal sigap siaga dalam posisi apapun, maka tak heran ia begitu cepat beraksi.

1
ErisGTR
Salam hangat dari author "DANGKAL"

Bila tidak ada halangan! Saya usahakan update pukul 18:30 ya.

Terima kasih, jangan lupa tinggalkan jejak komentar kalian serta like.
/Kiss//Kiss//Kiss/
ErisGTR
untuk update setiap hari. Tapi, tak menentu jam nya ya/Smile/.

terma kasih yang setia membaca dan jangan. lupa like serta tinggalkan komentar untuk memperbaiki penulisan dan cerita DANGKAL ya/Kiss/
Anita Jenius
5 like mendarat buatmu kak..
semangat ya. thanks
ErisGTR: mksh kak
total 1 replies
ErisGTR
gereget ya /Grin/
Aulian Mahardika
jangan dilepas ver/Drool//Drool/
Aulian Mahardika
sangat mnyenangkan
Aulian Mahardika
setengah itu ya thor/Angry//Angry//Angry/
ErisGTR
selamat menikmati pecinta novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!