Suami Kedua Untuk Istriku

Papa Reisya ( Sebastian) dan istrinya (Naina) duduk di teras rumah mereka Para tamu sudah pulang dan para pembantu sudah membereskan semuanya.

Naina dan Sebastian tadi mengantar sampai kedepan rumah saat keluarga Stanley hendak pergi , mereka melihat dengan mata kepala mereka bagaimana mereka menolak semobil dengan Reisya. Dan Stanley juga tak di ijinkan mengikuti Reisya. Sungguh terluka hati mereka , keluarga kaya itu sungguh jelas menampakkan ketidaksukaannya pada putri mereka.

" Bagaimana nasib Reisya nanti , mas " Naina nampak sedih dengan mata berkaca kaca.

" Biarkan saja . Itu pilihan Reisya . Dia harus menanggung sendiri resiko perbuatannya " Sebastian nampak acuh. Ia nampak santai menyeruput kopi dari cangkir minumannya.

" Tapi apa Reisya bisa bahagia ? Lihat saja sikap mereka tadi, sinis semua..."

" Sudah !! Itu urusan Reisya. Salah sendiri tidak patuh pada kata kata orang tua. Sudah untung bocah itu berusia 18 , jadi mereka menikah secara legal. Kalau tidak bisa hamil di luar nikah. Itu lebih memalukan lagi. Jadi mau bahagia atau tidak , terserah mereka " Sebastian dengan marah meletakkan cangkir kopinya. Ia pun  segera meninggalkan istrinya yang prihatin dengan nasib Reisya.

.

.

.

********

.

.

.

.

.

' Sayang ' Reisya mengirim pesan pada Stanley  . Namun Stanley nampak enggan menjawabnya meski pesan itu sudah centang biru dua. Stanley sudah membacanya.

' Kenapa kamar kita di pisah? ... Kita sudah menikah , kita suami istri " Reisya mengirim pesan lagi. Dan lagi lagi Stanley cuma membacanya.

" Aaaarrggghh..sial sial...ini benar benar sial " Stanley melempar hp nya begitu saja di atas tempat tidurnya.

" Harusnya sekarang aku sudah bermesraan dengan si Reisya.. tapi Mama malah melarangku. Dia menyuruhku menjahatinya agar Reisya tidak tahan dan minta cerai.. Lalu apa gunanya aku menikah? Jadi pengantin baru malah tak boleh menyentuh istri.. lalu buat apa aku menikahi Reisya??? " Stanley marah marah dan ngedumel pada Alexis sepupunya yang menemaninya setelah di ultimatum Mamanya.

" Yaaah...mau bagaimana lagi.. Mama mu terlanjur tak menyukai Reisya , apalagi pembantumu ada yang melihat yang kalian lakukan saat dia menginap di sini. Mereka mengira gadis itu menggodamu " terang Alexis.

" Waktu itu aku menjebaknya.. Aku kasih dia obat perangsang ..  biar mau denganku " jawab Stanley .

" Pantesan dia minta terus .. kau kasih obat sii.."

" Kok kau tahu? " Tanya Stanley heran.

" Pembantumu ada yang merekam perbuatan kalian dan melaporkan itu pada Mamamu..."

" Sial !! Siapa si tukang adu adu itu , katakan , biar ku pecat dia ," Stanley marah marah.

" Itu salah kalian , semalaman main teriak keras keras, mana gak di kunci pula. Kau yang bodoh.. ceroboh !! "

" Aaahh...sialan !! " Stanley mengumpat karena saking kesalnya. Ia sadar , itu memang kesalahannya. Ia lupa kalau di rumah itu meski orang tuanya sedang bepergian , banyak sekali orang yang mengawasi kelakuannya dan melaporkan pada mereka . Belum lagi rekaman langsung dari CCTV.

" Trus sampai kapan gue harus menahan diri ? "

" Itu derita lo wkwkwk " Alexis malah mengejeknya. " Mau jajan di luar ?"

" Ogah. Gue gamau selain Reisya . Gue mau wanita yang hanya gue yang pakai bukan rame rame "  tolak Stanley.

" Kalau gitu tunggu aja sampai karatan.. gue mau pulang "

" Cih ... Tak setia kawan " kata Stanley.

" Gue gamau sakit pinggang, mau senang senang " ledek Alexis..

" Awas penyakitan.. pake milik umum resiko kena penyakit "

" Gue selalu pakai pengaman  hehe.."

Alexis melenggang sambil tersenyum mengejek Stanley .

" Ah sial kalau begini gue terpaksa main sendiri " Stanley pergi ke kamar mandi kamarnya. Ia terpaksa bermain solo untuk meredakan tekanan dari ular naganya. Sepertinya dia akan sering sering melakukan itu selama orang tuanya belum bisa menerima  Reisya.  Ia harus bisa bersabar dengan keadaan.

.

.

.

.

.

.

.

Reisya sungguh tak nyaman berada di rumah itu. Untuk makan ia harus memasak sendiri meski para pembantu sudah memasak untuk menyiapkan seluruh keluarga Stanley.

Para pembantu sinis saat melihatnya berkutat di dapur karena risih akan kehadirannya , belum lagi saat ada dapur kotor dan berantakan karena ulahnya. Cipratan minyak dan sisa sisa bahan makanan yang ia gunakan berceceran membuat para pembantu kian sinis. Karenanya untuk makan setiap hari, ia memilih memesan dari aplikasi online. Dan tentunya dengan uang pribadinya.

" Cih sok kaya..  sehari pesan 3x makanan on line..." Para pembantu pun menyindirnya.

Reisya tak peduli karena toh itu uangnya sendiri. Dari tabungan pribadinya.

Saat hendak mencuci di mesin cuci pun , pembantu pembantu itu pada sewot.  Daripada ribut , ia memilih laundry antar ambil untuk pakaiannya.

Untuk kamarnya pun, ia harus membersihkannya sendiri. Semua sangat berbanding terbalik dengan hidupnya dulu, semua sudah ada yang mengurus. Ia cuma makan, tidur, sekolah , les. Ia tak pernah merasa capek, badan dan pikiran. Karena semakin hari , ia semakin jauh dengan Stanley.

.

.

.

.

Setiap hari karena tidak sekolah , ia cuma berada di kamarnya. Main game atau membuka buka sosmednya. Dan itu berlangsung sudah 1 bulan lamanya.

Stanley juga sama , Ia cuma makan , main game dan tidur. Ia tak bertegur sapa dengan Reisya, tak berinteraksi dengannya  karena Mamanya mengawasi lewat pembantu dan CCTV.  Bahkan saat sarapan pagi dan makan malam saat keluarganya kumpul makan , Reisya  tak pernah kelihatan.

" Dimana Reisya? " Tanya Papa Stanley yang heran sejak menikah tak pernah melihat menantunya sama sekali. " Dia tidak sarapan?"

" Dia biasa pesan gr\*b food " jawab Nancy . Sedang Stanley cuma diam melanjutkan sarapannya.

" Ajak kemari , Stanley ! " Perintah Papanya. Sesaat Stanley melihat Mamanya , menunggu komando sang Mama .Ia sangat patuh pada Mamanya.

" Dia suka menyendiri , dia tak pernah keluar dari kamarnya " sahut Mamanya.

" Jangan membuat aku sulit Nancy... Kalau Sebastian tahu, kita akan dapat masalah. Cepat suruh gadis itu kemari " perintah Sean.

" Asti, panggil Reisya " perintah Stanley.  Mau tak mau Asti pun pergi ke kamar Reisya untuk memanggilnya.

" Cepat keluar , Tuan Besar menyuruhmu ikut sarapan " ucap Asti ketus.

" Aku sudah pesan grab. Sebentar lagi datang " jawab Reisya yang nampak segar karena baru selesai mandi. Rambutnya masih agak basah dan hendak di keringkan.

Ia sedang duduk di depan meja rias untuk mempercantik dirinya.

"  Kau dandan untuk siapa..sia sia saja tau...Tuan Stanley tidak mau melirikmu lagi,  wanita gatal " ledek Asti.

" Itu sama sekali bukan urusanmu .." tekas Reisya.

" Huh.." Asti buru buru meninggalkan Reisya . Reisya pun segera menyelesaikan make up nya dan segera keluar menuju ke ruang makan dimana Stanley dan keluarganya sedang sarapan pagi bersama sebelum berangkat ke kantor.

Karena tak ingin membuat keluarga Stanley menunggu , ia tak mengeringkan rambutnya, ia membiarkan rambutnya yang setengah basah itu tergerai.

Stanley melihat penampilan Reisya itu kala Reisya duduk di sebelahnya berhadapan dengan kedua mertuanya. Rambutnya yang basah terlihat begitu seksi dan menggairahkan. Juga bau harum dan segar yang menguar dari tubuh Reisya  membuat ia melirik dan curi curi pandang padanya.

.

' Sial... Reisya cantik sekali...membuat aku sangat ingin menyentuhnya....Dan sialan , dia membangunkan adikku !! '

.

Hasrat Stanley tiba tiba muncul , namun ia tetap tak berani melawan Mamanya, ia tak  berinteraksi langsung meski tangannya sangat gatal ingin menyentuh gadis yang statusnya istri sahnya itu .

Mamanya sudah mewanti wantinya. Kalau ia tidak patuh , ia tak akan mendapat uang saku jatah jajannya. Dan Stanley tak bisa , tanpa uang ia tak bisa apa apa. Kumpul dengan teman temannya di club , mabuk mabukan semuanya butuh uang.