NovelToon NovelToon
My Teacher My Husband

My Teacher My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Kaikia

Azzalea menyukai gurunya, Pak Dimas. Namun, pria itu menolaknya, bagaimana bisa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaikia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 04

“Hufh..”

Pria itu menghela nafas setelah lebih dari dua jam penuh menyusun buku-buku yang ia letakkan di rak baru. Ia duduk menyandarkan tubuh di kursi empuk meja kerjanya. Memandang dengan santai rumah yang baru ia tempati 2 hari ini.

Rumah itu cukup luas untuk dirinya yang masih lajang di usia 35 tahun. Dekorasi yang ia minta pada pihak rumah juga sangat bagus. Ia tak salah memilih rumah tersebut untuk ia tinggali selama perpindahan tugas kerjanya yang baru-baru ini terjadi.

Ia melirik jam digital kotak berwarna abu-abu di atas meja yang menunjukkan pukul tujuh belas lewat tiga puluh lima sore. Mengingat baru melakukan pindahan, ia belum sempat membeli bahan masakan. Waktu makan malam akan tiba, mau tak mau dia akan makan malam diluar untuk beberapa hari ke depan, mengingat belum menemukan tempat belanja yang cocok untuknya.

Ia mengambil kunci mobil dan memakai jaket yang memungkinkan melindungi tubuhnya dari dinginnya angin malam kota nanti. Sebelum benar-benar pergi, ia tentu tak lupa menuangkan makan malam untuk Diwa, kucing anggora putih peliharaannya.

Selagi menuang makanan di kandang kucing yang masih ia letakkan di teras rumah, ia mendengar siulan dari tetangganya yang belum sempat ia sapa. Ia bangkit, memajukan tubuh sedikit dengan begitu ia bisa melihat tetangga sebelahnya tersebut.

Seorang gadis dengan rambut yang diikat asal-asalan sedang menyirami tanaman depan rumah dengan bahagia sembari bersiul. Melihat hal tersebut, membuat pria ini tersenyum. Ada hal lucu yang ia lihat, gadis itu seakan merasa biasa saja menggunakan masker lumpur hijau. Ia cukup lama memperhatikan gerak-gerik sang gadis hingga saat gadis itu hendak mengambil barang di kotak paket, ia menyadari wajah di balik masker tersebut.

“Azzalea?”

Seakan terkejut melihat hantu, gadis itu berbalik badan dan membulatkan kedua matanya melihat dirinya. Lalu menutupi wajah sendirinya dengan paket itu.

“Kenapa nutup wajah?” tanyanya bingung.

Gadis itu layaknya kucing yang mengintip sedikit dari balik paket melihat dirinya, seakan memastikan hal yang ia lihat.

“Maaf, Anda salah orang.”

Dalam hitungan detik, gadis itu berlari secepat kilat memasuki rumah.

“Apa salah orang?”

***

“Hoh..Hoh..”

Ia menelan salivanya, mengatur nafas yang kejar-kejaran. Jarang berlari secepat tadi membuatnya kelelahan. Ia meneguk beberapa gelas air putih membuat Rose yang baru saja datang menatap keheranan ditambah masker wajah yang sudah tak terkondisikan bentuknya.

“Ada apa, Nona?”

Ia menggeleng. “Apa kau tahu tetangga baru kita?”

Rose meletakkan barang belanjaanya di atas meja. “Tidak, Nona.”

“Apa Nona mengenalnya?” tebak Rose yang melihat majikannya ini seakan baru kabur dari tangkapan singa.

Meneguk kembali gelas kelima, perutnya sudah seakan begah penuh air. “Dia.. Dia, Pak Dimas.”

Rose menatap majikannya. Mengedipkan mata beberapa kali. Tidak ada rahasia diantara dirinya dan sang majikan, meskipun perihal perasaan. Majikannya ini sangat menjaga penampilan terhadap orang luar, terutama orang yang disukai.

Azzalea menganggukkan kepala. “Aku merusak image ku dihadapannya tadi.”

“Nona, memakai masker ini di depan tadi?”

Ia hendak menangis menahan malu. “Iya..”

“Apa Pak Dimas mengenali Nona?”

“Sepertinya begitu, dia sempat menyebut namaku. Tapi, aku malah mengatakan salah orang. Apa aku salah tindakan?”

Rose mengangguk. “Nona menambah kesan yang tidak baik lagi. Tidak jujur.”

“Bukan begitu, aku.. aku hanya terkejut melihat dia. Bagaimana bisa kami bertemu ketika wajah ku seperti ini?” unjuknya pada wajahnya yang belum dibilas.

“Saya mengerti, Nona. Akan lebih baik, Nona membilas wajah.”

Azzalea baru teringat. Masker di wajahnya sudah melampaui waktu pemakaian, ia bergegas berjalan menuju kamar mandi.

***

Akibat kejadian semalam, ia menjadi tak tenang. Pagi hari yang biasanya ia lalui dengan lancar harus terburu-buru demi menghindari tegur sapa dengan tetangga barunya tersebut. Ia tak lupa selalu sigap memakai topi dan juga masker hitam, padahal hal itu tak berguna karena dirinya yang selalu berangkat sekolah pada pagi buta.

Selama seminggu hal itu terus berlangsung, ia juga mengurangi keluar dari rumah sebisa mungkin, dan memberi alasan pada tetangga yang mencarinya bahwa ia sedang flu, terutama pada bocah-bocah komplek.

“Sampai kapan ini akan terus berjalan, Nona?”

Benar. Ia tak menepatkan batasan dalam tindakan yang sedang ia lakukan saat ini.

“Pak Dimas sepertinya akan menetap lama menjadi tentangga kita, Nona.”

Azzalea seakan ditampar fakta. Ia tidak bisa terus-terusan menghindar.

“Aku tak tahu sampai kapan aku harus bersembunyi, tapi untuk sekarang baiknya begini.”

“Aku belum siap bertemu kembali dengan Pak Dimas. Maksudku, dia telah melihat keadaan diriku di rumah yang acak-acakan. Kau tahu bukan, aku selalu memasang image cantik, rapi dan teladan selama di sekolah dulu”

“Apa Nona masih menyukai Pak Dimas?”

Azzalea tersedak mendadak dan segera meneguk air.

“Menurut artikel yang pernah saya baca, biasanya wanita akan memilih menghindar pada orang yang sangat ia sukai. Kata berteman tidak masuk dalam kamus wanita untuk orang yang ia sukai”.

Azzalea memikirkan ucapan Rose. Hanya alasan terkuat itu yang bisa membuatnya ingin menghindar, tapi ia juga masih ragu tentang rasanya ini.

Rose sedang menyiapkan bahan makanan untuk makan malam mereka di dapur, sedangkan Azzalea duduk dengan setumpuk buku pelajaran di ruang tv.

“Para tetangga juga menanyakan kabar Nona. Saya hanya khawatir, mereka akan berkunjung, terutama tetangga baru.”

Azzalea merasa geli mendengar ucapan Rose seraya menatap angka-angka yang berserakan di bukunya. “Tidak mungkin Pak Dimas datang kemari.”

‘Ting Nong’

Sedetik jantungnya berhenti berdetak, ia menatap Rose. Bel rumah cukup mengejutkan dirinya, perasangka tak baik muncul dalam benaknya.

***

1
Kia Kai
/Coffee//Cake/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!