NovelToon NovelToon
Jodoh Dari Allah

Jodoh Dari Allah

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

kisah Muhammad Azam Rizwan dan Delia Putri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

"kamu kenapa kok di pukuli gitu sama kak Kana ? Kamu ada salah sama Kak Arkana ?" Tanya Mama nya nama nya Lauren wanita yang masih cantik di usia nya yang tidak muda lagi , diri nya adik dari mama nya Arkana .

Wanita berhati baik dan bertutur kata lemah lembut . Fauzi menghembuskan nafas nya kasar , diri nya tidak tau kalau ternyata Kakak nya itu tidak main-main sama perasaan nya pada Lia .

"Enggak apa-apa ma . Cuman ada masalah kecil doang sama kak Kana ." Sahut Fauzi .

Diri nya tidak akan bilang hal yang sebenarnya. Biarkan saja ini menjadi rahasia di antara kedua saudara sepupu itu. Mama Lauren menghela nafas nya kasar, mana percaya diri nya dengan perkataan putra nya itu. Pasti ada sesuatu yang sedang di sembunyikan oleh kedua saudara sepupu itu .

Kalau tidak mana mungkin Arkana keponakan nya itu sampai memukul putra nya dan terlihat Arkana sangat marah besar dengan Fauzi .

"Yaudah kalau kamu enggak mau bicara , enggak papa . Emmm mama kasih pencerahan sedikit dengan mu Fauzi . Mau apa pun masalah nya , kamu harus tetap ingat , jika Arkana itu Abang sepupu mu nak . Jadi kalau bisa , kamu jangan bertengkar sesama saudara . Apa lagi nenek mu baru saja pergi Fauzi . Tidak baik . . Kita harus mengeratkan tali persaudaraan kita . "Nasehat Mama Lauren .

Fauzi menghembuskan nafas nya panjang , lalu mengangguk kan kepala nya . Hal itu membuat mama Lauren tersenyum melihat nya.

"Yasudah , mama ke dalam dulu ya , mau bantuin Uwak mu bikin kue buat acara tahlilan nanti malam " ucap mama Lauren.

"Iya ma " sahut Fauzi .

Setelah mama Lauren pergi , Fauzi meraih ponsel milik nya yang berada di dalam saku celana nya . Fauzi mendesah saat melihat chat nya yang di kirim oleh nya untuk Delia masih centang dua abu-abu , berarti gadis itu belum sama sekali melihat nya .

"Kemana kamu Lia " monolog Fauzi cemas sendiri . Diri nya sangat khawatir dengan keadaan Delia . Fauzi takut terjadi sesuatu pada Delia . . Apa lagi mengingat Ciko saat diri nya pergi masuk ke rumah sakit . Fauzi mendesah kembali saat menelpon Delia , tapi ponsel gadis itu sudah tidak aktif lagi . .

"Astaghfirullah Lia , kamu kemana sih ? Kenapa sulit sekali menghubungi kamu .... "

.   "Lia , Lia kamu kemana sih ?" Monolog Fauzi sambil terus memandangi foto Delia yang ada di ponsel milik nya .

Rindu , Fauzi sangat merindukan Delia . .

"Kamu kenapa Ka ? Kok wajah kamu kayak gitu ?" Tanya mama Jihan saat masuk ke dalam kamar yang di tempati sang putra yang berada di rumah ibu nya .

Arkana menarik nafas nya panjang lalu menghembuskan nya perlahan . Diri nya masih di penuhi oleh kabut emosi tadi .

Arkana berusah menekan emosi nya dan tersenyum ke arah sang bunda . "Enggak apa-apa bunda . Kana cuman capek aja , banyak sekali pekerjaan Kana bunda . " Sahut Arkana.

Jihan tersenyum . "Kalau kamu capek , kamu istirahat sayang . Kalau kerjaan kamu menumpuk , sebaiknya kamu besok pulang saja.  Bunda tau kamu sibuk banget , kasihan juga para karyawan kamu nak.  Jadi enggak apa-apa kalau kamu mau pulang . "

"Tapi bunda sama ayah ?" Tanya Arkana .

"Bunda sama ayah di sini dulu . Kemungkinan ayah mu juga bakalan pulang besok . Karena beliau harus ke kantor juga . Banyak juga pekerjaan nya . Bunda di sini dulu sama Tante Lauren , " sahut bunda Jihan .

Arkana mengangguk kan kepalanya . Pikiran nya langsung tertuju pada gadis cantik yang sudah memenuhi hati nya selama ini . Diri nya besok sudah pulang dan bisa bertemu dengan Delia .

"Ya sudah kamu istirahat , biar kamu enggak ngantuk besok nyetir mobil nya. " Ucap bunda Jihan .

"Iya bunda " sahut Arkana .

Setelah bunda nya pergi , Arkana meraih ponsel milik nya lalu menatap chat yang di kirim oleh nya untuk Delia , yang masih centang dua abu-abu.  Itu tanda nya Delia belum membaca pesan nya .

Arkana menghela nafas nya berat , lalu menggulingkan layar ponsel nya dan melihat foto milik Delia . Senyuman nya langsung terbit.  . "Cantik " puji Arkana . .

Delia terbangun dari tidurnya saat merasakan kilau cahaya matahari menusuk mata nya. Delia menggeliat kan tubuh nya saat merasakan remuk semua.

Entahlah diri nya merasa sangat nyaman saat tidur , mungkin karena Delia sangat kelelahan .

"Nek, jangan di taluh di situ , di sini saja , dan ssssst diam-diam nenek . Nanti bunda bangun " Delia mengerjapkan kedua bola mata nya saat mendengar sayup-sayup suara seseorang, saat membuka mata nya , Delia melihat nuansa kamar yang sangat berbeda dari kamar milik nya .

Spontan saja Delia langsung bangkit dari tidur nya. "astaghfirullah, aku ketiduran di kamar Ameera ." Pekik Delia .

Mata nya menatap sekeliling , diri nya mendapati Ameera yang berdiri bersama dengan seorang asisten rumah tangga sambil sibuk meletakkan sarapan pagi , gadis kecil itu sudah rapih dengan seragam sekolah yang melekat di tubuh kecil nya . Delia lalu melirik jam yang ada di atas dinding.

"Astaghfirullah ." Ucap Delia , ini sudah pukul enam pagi , kenapa Delia bisa bangun kesiangan begini . Padahal tadi malam niat hati nya , saat Ameera sudah tidur , Delia akan pulang ke panti asuhan atau pergi ke rumah sakit sebentar melihat kondisi Ciko . Delia sampai lupa menghubungi bunda Retno menanyakan kondisi adik panti nya itu .

Delia meraih tas yang ada di atas  nakas itu lalu mengambil ponsel milik nya . Astaghfirullah. Ponsel nya mati. Bagaimana ini , kalau bunda nya nelpon bagaimana . Kenapa Delia bisa sampai seperti ini . .

Delia menghela nafas nya kasar , mungkin nanti kalau majikan kecil nya sudah berangkat ke sekolah diri nya akan pamit pulang , dan ke rumah sakit sebentar.

"Bunda sudah bangun ?" Delia mendongak saat tubuh kecil itu berdiri di depan nya. Senyum nya langsung mengembang menatap gadis kecil itu.

"Sudah sayang. Emm maaf ya , tadi bunda ketiduran sampai Ameera sudah selesai pakai baju nya. Maaf banget ya sayang. " Delia merutuki kebodohan nya , bisa-bisa nya diri nya sampai tertidur pulas , dan mengabaikan anak majikan nya. .

Ameera menggeleng kan kepala nya , "enggak apa-apa bunda. Bunda pasti sangat lelah kalena sehalian main sama Ameela. Bunda mandi habis itu makan ya , Ameela sudah taluh salapan bunda di meja " Ameera menunjuk ke arah nampan yang berada di atas nakas .

Delia malah semakin merasa sangat  sungkan jadi nya. Diri nya di sini seolah seperti majikan , bukan pembantu .  Mestinya Delia lah yang menyiapkan sarapan untuk majikan nya . .

Delia langsung bangkit dari ranjang milik Ameera .

"Ameera sudah mau berangkat ke sekolah iya ?" Tanya Delia .

Ameera mengangguk kan kepala nya. "Meela belangkat sama Abi , tadi Abi menunggu di depan " sahut Ameela .

Delia mengangguk kan kepala nya . "Yaudah yuk, bunda anter " ucap Delia .

"Tapi bunda halus mandi dan salapan dulu " cegah Ameera .

Delia tersenyum menatap ke arah Ameera . "Iya nanti ya . Sekarang bunda antar ke depan duku sampai Ameera berangkat dulu ke sekolah . Bunda juga mau ngomong sama Abi nya Ameera. " Ucap Delia lembut .

Ameera mengangguk kan kepala nya. "Ayo bunda ." Ajak Ameera .

Azzam lagi dan lagi di buat tertegun saat melihat pemandangan yang ada di depan mata nya . Pagi-pagi sekali diri nya harus melihat wajah ceria sang putri dan senyuman hangat seorang gadis yang sangat mirip sekali dengan Almarhumah istri nya. Entah lah hati nya terasa bergetar saat melihat senyuman itu . Senyuman yang dulu setiap hari Azzam nikmati .

Cup 

Azzam memeluk tubuh Nadira dengan erat kala sang istri tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk nya , sudah biasa Azzam bertingkah seperti itu , Nadira hanya bisa terkekeh melihat tingkah manja suami nya . 

"Mas ada Operasi pagi-pagi sayang , dan pulang nya seperti nya akan larut malam . Maaf sekali sayang , jangan nungguin mas . Kamu istirahat saja . Mas tidak mau kamu kelelahan karena menunggu mas. " Ucap Azzam , sambil menenggelamkan kepala nya di ceruk leher sang istri. 

Nadira tersenyum lalu mengangguk kan kepala nya. "Sini cium dulu , biar mas semangat" ucap Azzam sambil membalikkan tubuh Nadira menghadap ke arah nya . 

 Nadira menurut , lalu kedua nya saling pandang dan tatap , hingga Azzam terus mendekat kan wajah nya ke wajah Nadira . 

"Pak , pak Azzam !" Delia mengibas-ngibaskan tangan nya saat melihat majikan nya itu malah melamun menatap ke arah nya saja .

Delia di buat merinding sendiri saat tatapan itu terasa aneh menurut Delia. Tatapan itu sangat intens sekali.

Azzam tersentak , dan langsung tersadar dari lamunannya . Azzam menghela nafas nya kasar, lalu membuang pandangan nya ke samping. Sungguh hal ini tidak lah baik. Delia bukan lah mahram nya , tapi lagi dan lagi sikap spontan Azzam itu sungguh sangat meresahkan . Beruntung diri nya hanya menatap lekat Delia , dan itu sama saja sudah berdosa , tapi beruntung Azzam tadi tidak menarik tubuh Delia dan memeluk serta mencium nya seperti di angan-angan nya itu .

"Astaghfirullah " Azzam beristighfar saat mengingat nya. Hal itu sungguh dosa besar , Azzam sudah terberdaya oleh hawa nafsu nya. Ini sungguh tidak baik, tidak baik untuk diri nya dan gadis itu. Kalau-kalau Azzam sampai khilaf bagaimana. Apa lagi gadis itu selalu berada di dekat nya dan menemani anak nya . Pasti kemungkinan mereka bersama itu sangat lah besar .

"Maaf saya melamun " sahut Azzam .

Delia mengangguk kan kepala nya . "Pak , maaf , saya hanya ingin minta ijin , saya ingin pulang terlebih dahulu ke rumah serta ke rumah sakit menjenguk adik saya selama Ameera sekolah. Saya akan kembali saat Ameera pulang sekolah " ucap Delia .

Azzam mengangguk kan kepala nya . "Baiklah , saya ijinkan. " Azzam lalu merogoh saku celana nya , mengambil dompet milik nya , dan mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu. Azzam lalu menyodorkan nya pada Delia .

Kening Delia berlipat saat menerima uang itu. "Ini --"

"buat ongkos kamu dan kebutuhan  kamu  yang . Tenang saja , gaji kamu tidak akan saya potong " sela Azzam .

Delia tersenyum antusias.  Ternyata majikan nya tidak lah pelit , padahal utang nya pada pria itu sangat lah banyak . . "Terimakasih banyak pak , bapak baik sekali , " ucap Delia .

Azzam hanya mengangguk singkat . Lalu menatap ke arah Ameera yang sudah siap dengan tas sekolah nya.

"Ayo Ameera berangkat bersama Abi. Emmm Delia kamu sekalian berangkat dengan saya , saya akan antar kamu ke rumah kamu "

"tapi pak , nanti merepotkan , apa lagi bapak harus mengantarkan Ameera ke sekolah dulu . Nanti terlambat pak , biar saya mencari ojol " tolak Delia .

Azzam menghela nafas nya kasar , yang dikatakan oleh gadis itu benar , diri nya harus mengantarkan anak nya lagi , padahal Azzam ingin tau dimana rumah gadis itu.

"Yasudah ," Azzam lalu menatap ke arah Ameera. "Ayo sayang. "

Ameera mengangguk kan kepala nya. Sebelum pergi Ameera menatap Delia . "Bunda Ameela pelgi dulu ya , jangan lupa makan ya . "

Cup

Ameera mengecup pipi Delia .

Delia tersenyum , "iya sayang , hati-hati ya . Yang semangat sekolah nya . "

"Pasti bunda " sahut Ameera.

"Assalamualaikum ."

"Wa'alaikum salam " . .

1
Uswatul Khasana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!