nenek Samirah di usia setengah abad namun fisik bagaikan di usia 30an tahun, sangat sakti membasmi kejahatan dan balas dendam untuk suaminya yang di bunuh oleh saudara sepupu suaminya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Durahman Kedu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Robert hancur
Jimi dan Santoso menggali tanah untuk mengubur Alex sedangkan ayahnya Alex segera membungkus dengan kain putih anaknya sambil berlinang air mata. Jam 10 malam semua sudah selesai dan ketiga orang itu segera mandi lalu duduk di ruang tengah.
"Bang Robert, jika kita membalas kematian mas Alex kita akan kalah bahkan akan mati konyol bang, kita kalah di segala hal, anak buah, senjata dan strategi." kata Jimi.
"Terus apa yang harus kita lakukan Jim.?" tanya Santoso.
"Apa sebaiknya kita minta bantuan nona Sumi dan neneknya.?"
"Tapi bang, menurut kabar yang aku tahu Sumi dan Neneknya telah pindah ke mana belum tahu dan rumah mereka di hancurkan oleh kelompok Bento."
"Itu juga lebih baik Jim dan kamu Santoso. Kita harus cari tahu ke mana Sumi pindah. Aku yakin Bento tak akan tinggal diam bahkan akan menghancurkan markas kita ini." kata Robert.
"Jika seperti kita susun rencana bang."
"Rencana bagaimana Jim.?"
"Salah satu di antara kita mencari tahu di mana Sumi berada dan lainnya menunggu kabar."
"Tidak Jim. Jangan seperti itu. Kita tak boleh terpisah. Sebaiknya kita kemasi semua barang-barang kita dan masukan ke dalam mobil."
"Lalu bang."
"Kita pakai mobil elf itu. Mobil yang lain biarlah di sini. Kita kemasi semua sekarang nanti menjelang subuh kita pergi sama-sama."
"Baiklah bang saya setuju."
"Saya juga bang."
"Bagus ayo kita kemasi semua."
Robert dengan tangan kiri mengemasi barang-barangnya sedangkan tangan kanan masih sakit terkena tembakan batu kecil.
"Kita bawa secukupnya dan lainnya kita simpan di bawah tanah."
"Baik bang."
Semua bekerja dengan cepat melakukan pemindahan barang-barang, pakaian yang mereka bawa hanya 5 stel lainnya di pindah ke ruang bawah tanah. Sampai jam 1 malam selesai lalu semua istirahat.
Hp Robert pun bergetar menandakan jam 4 pagi, semua terbangun dan bersiap berangkat, di dalam rumah hanya ada meja dan kursi tua tanpa ada yang lain. Mobil minibus isuzu elf pun berangkat menembus dinginnya pagi.
Di dalam perjalanan yang masih sepi mereka berangkat namun nomor polisi di mobil mereka di ganti agar tak mudah di lacak. Jam 4 lebih 32 menit sampailah mereka di rumah pak RT.
Mereka bertemu dengan pak RT dan menjelaskan panjang lebar kejadian demi kejadian agar pak RT paham dan dengan percaya pak RT memberikan alamat Sumi. Segera ketiga orang itu berangkat menuju tempat di mana Sumi tinggal. Setelah di luar desa mobil melaju dengan cepat agar tidak di ketahui musuh.
Sementara itu di markas Bento sudah bersiap perang melawan preman Robert. Namun sampai sekarang belum juga mendapatkan kabar lewat sambungan telepon.
"Sialan.. Sampai sekarang Robert belum juga menghubungi." ucap Bento dengan emosi.
"Terus gimana bos.." tanya Teguh.
"Kamu bawa beberapa teman dan pasangi bom waktu di setiap sudut rumah Robert. Lakukan dengan cermat jangan sampai di ketahui siapapun apalagi terlacak oleh polisi.
"Siap Bos.. Ayo kalian ikut aku." jawan Teguh.
Mereka berlima segera naik ke mobil dan berangkat menuju rumah Robert. Mereka melaju dengan kecepatan agak kencang hanya butuh waktu 15 menit merela sampai di depan rumah Robert. Segera teman-temannya Teguh dengan cepat bekerja sesuai perintah Teguh. Semua sudah terpasang tinggal mencet tombol.
"Ayo cepat kita pergi." kata Teguh, dengan cepat semua masuk ke mobil dan berangkat menjauh, sekitar 100 meter Teguh memencet tombol di remote. Dan...
"DUUUUUUMM BUUUUUUUM. DUUUM DUUUM DUUUUM DUUUM"
6 bom meledak bergantian.. Rumah Robert hancur berhamburan ke segala arah. Api menjalar ke mana mana, rumah yang semula megah kini hancur rata dengan tanah.
Semua warga yang rumahnya dekat tersentak kaget dengan suara meledak.. Banyak warga berlarian ke arah suara bahkan suara bom sampai ke kantor polisi.
Tuuuuiiiit tuuuiiiit... Mobil polisi mendekat di kerumunan warga yang melihat tempat ledakan. Mobil pemadam kebakaran pun datang dan semua kru langsung bekerja menyemprotkan air ke arah api yang masih menyala.
Wartawan muncul ke tempat kejadia banyak yang meminta video ke warga yang sempat merekam kejadian.
Tetap semangat ya kak author dalam berkarya 👍👍