Divisi Alam Ghaib

BRUGGGG

Suara benturan di tembok itu sangat kencang. Tapi tak ada lecet sedikitpun pada tembok itu. Mahendra yang melihat itu hanya tersenyum sinis.

"Hmmm gimane Danu.. Ape lo mo nyobain lagi tu hajar jeruji?. Hehe..lo kira kita orang cuma orang awam yang gak ngerti ma hukum ghaib hah..?"

Serigala itu masih bergelinjang di lantai kesakitan tak bisa menjawab. Aliran energi yang menyengat tubuhnya sangat menyakitkan. Bahkan tangan serigala itu menjadi gosong. Lalu tiba-tiba serigala itu kembali ke bentuk manusianya. Tapi masih dalam keadaan lemah

"Gua kasih lo waktu. Gua masih baek. Tar sore gua nanya lo lagi. Dan gua harap lu udah berpikir jernih.."

Mahendra pun menoleh ke Benji.

"Nji. Lu beliin ketoprak tiga bungkus.."

"Tiga?? Apa kau tak salah?. Yang satu lagi buat siapa pulak..?"

"Ya buat si Danu lah.."

"Bah..serigala makan ketoprak pulak.."

"Ah lu banyak bacot amat Ben. Kan dia setengah manusia. Dah beli sana. Nih duitnya. Sisanya ambil.."

"Ketoprak 3 bungkus 35 ribu. Duitnya 40 ribu. Kau sangat dermawan Mahendra.."

"Yee mayan itu buat beli gorengan.."

"Huh mending ku kantongin. Ku beli gorengan nanti kau minta pulak.."

"Haha. Terserah lo dah.."

Benji pun pergi. Sementara Mahendra sambil terus merokok, masih mengawasi Danu yang tergeletak lemah. Ia tak menyangka Ki Sarma telah berhasil menangkap serigala ini. Padahal mereka hampir putus asa karena selama setengah tahun mencari tapi tanpa hasil. Akan Tetapi atas ketekunan dan kesabaran Ki Sarma Aji. Akhirnya salah satu dari serigala bukit tenggarong tertangkap.

Selagi menunggu Benji. Tiba-tiba Mahendra mendengar suara perempuan menangis di luar kantor administrasi. Ia pun keluar. Suara itu berhenti. Tapi ia masih menunggu. Lalu kembali suara tangisan terdengar. Arahnya dari bekas gudang produksi yang terbengkalai. Gudang itu gelap sekali walau siang hari. Mahendra pun mendekatinya.

Walau ia mengerti hal mistis, tetap saja bulu kuduknya meremang. Ia belum pernah bertemu setan perempuan.

Ia pun memasuki gudang yang gelap itu. Dengan menyalakan korek ia mengarahkan cahaya nya ke segala sudut gudang. Walau korek gas itu menjadi panas ia tak merasakannya. Ia sudah mengeluarkan tenaga dalamnya.

Tapi tak ada siapa-siapa di gudang itu. Ia pun melangkahkan kakinya kembali ke kantor admin. Tapi tiba-tiba saja suara tangisan itu kembali menggema. Sekarang sangat dekat sekali seperti di sampingnya. Bulu kuduk nya makin meremang dikala angin dingin menerpa tubuhnya dan api korek itu pun padam.

"Siapa itu??. Keluarlah. Gua kaga takut. Hei lu setan perempuan atau apa pun. Tunjukin diri lo.." Tapi tak ada yang menjawab.

Selagi Mahendra tertegun kembali keanehan terjadi. Angin dingin menerpa tubuhnya kembali. Lalu pipinya seperti di sentuh jari lembut.

"Hihhiihihi. Abang ganteng jangan marah-marah.." Mahendra mendengar suara itu. Tapi ia tak melihat orangnya.

"Hmm heh cewe sialan. Lu kira gua takut ama lo. Huppp.."

Kemudian Mahendra menyilangkan tangannya di dada. Lalu membaca mantra. Tiba-tiba tubuhnya bersinar terang. Kemudian ia melihat mahluk halus itu di pojok gudang sedang menutup matanya sambil meringis kesilauan

Makhluk itu ternyata adalah seorang roh wanita yang cantik jelita. Tubuhnya melayang tak menyentuh lantai. Ia memakai gaun yang berwarna putih. Dalam kesilauannya. Roh itu pun merintih.

"Ampun bang. Jangan sakiti aye. Aye cuma mo kenalan ma Abang.."

Karena iba. Mahendra pun menghentikan ilmunya. Kini yang membuat agak sedikit terang justru roh wanita itu.

"Siape nama lu hey roh wanita. Dan kenapa lo ganggu gua.."

"Maaf bang aye ga maksud ganggu. Nama aye Dewi bang. Aye dah lama merhatiin Abang disini. Tapi baru kali ini aye berani negor.."