Anya Bintang Maharani, gadis cantik yang lahir dari rahim seorang istri simpanan.
Masa lalu orang tuanya yang memalukan itu membuatnya selalu menutup diri dari para lelaki yang mendekatinya. Bagi Anya, dia hanya ingin sukses dan membanggakan April, kakak yang sangat disayanginya.
Namun, Rama duda satu anak yang sangat mencintai Anya merusak segalanya. Rama lelaki yang mengaku sangat mencintai Anya tega menghancurkan mimpi gadis itu. Membuat Anya harus meninggalkan keluarga yang sangat dicintainya itu dengan membawa harga diri yang terkoyak.
Ditambah mantan istri Rama yang masih saja membayangi si duda.
Kisah cinta sang duda dengan gadis muda yang dibalut dengan tingkah kocak dua kakak lelaki dan juga keluarga yang selalu melindungi Anya.
***
Sekuel dari Dear, Mantan Gebetan.
Yang belum baca silahkan mampir dulu biar tidak bingung dengan alur ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rama Sad Boy
"Kamu itu kenapa gak mau dipasang kateter. Kan gak repot bolak-balik kayak begini, Rama." gerutu Bu Dewi saat membantu putranya kembali dari kamar mandi karena ingin membuang air kecil.
"Ssstt... Ibu jangan berisik, kasian Anya batu tidur." kata Rama dan membuat Bu Dewi geram dan mencubit pinggang kurus putranya dan membuat Rama meringis.
Saat ini kondisi Rama jauh lebih baik. Sebenarnya dia bisa saja ke kamar mandi sendirian, hanya saja ibunya terlalu khawatir dan malah membantunya berjalan.
"Kamu itu baru sehat sedikit udah bikin jengkel ibu. Kamu gak kasian sama ibu." kata Bu Dewi sambil mencebikan bibirnya karena kesal.
"Aku kasian sama ibu juga sayang sama ibu. Makanya ibu juga jangan khawatir, aku udah baikan. Selama ada Anya, rasa mual aku gak separah biasanya." kata Rama lalu duduk dan berbaring di sofa.
Tadi dia memaksa Anya untuk tidur di kasurnya. Sementara sang ibu tidur di kasur khusus penunggu pasien.
Bu Dewi memang memilih kamar VIP yang memiliki kasur tambahan untuk keluarga yang menjaga pasien.
Tadinya Bu Dewi menyuruh Anya tidur di kasurnya dan wanita tua itu akan tidur di sofa.
Namun, Anya menolaknya dan memilih tidur di sofa. Dia tak tega jika Bu Dewi yang sudah tua malah tidur di sofa yang sempit.
Akhirnya Rama pun berinisiatif jika dia yang akan tidur di sofa dengan alasan lebih mudah jika ingin ke kamar mandi.
Anya yang awalnya menolak pun akhirnya menerima. Apalagi dia sudah sangat mengantuk.
"Anya makin cantik ya, Bu. Pipinya makin gemesin." kata Rama sambil menatap wanita yang dicintainya itu sedang tertidur lelap.
"Iya, dan kamu makin jelek. Pipi kamu makin kurus dan peot kayak kakek-kakek." kata Bu Dewi dengan kesal karena sempat-sempatnya Rama menatap Anya yang sedang tidur.
Rama mengambil kursi di dekat tempat tidur lalu duduk di dekat Anya.
"Kamu gak tidur, Ram? Ngapain kamu disitu, nanti kalau Anya bangun bisa ngamuk dia." kata Bu Dewi saat melihat Rama mendekatkan wajahnya ke perut buncitnya Anya.
"Mau ngobrol sama anakku dulu, Bu. Biar dia kenal suara ayahnya." kata Rama sambil mengelus perut buncit Anya.
"Ck, kamu itu bandelnya gak ketulungan. Nanti kalau sampai Anya ngambek, ibu gak mau nolongin kamu lagi." kata Bu Dewi lalu kembali ke kasurnya.
Dia sudah sangat lelah. Dari tadi subuh dia sudah harus siap-siap berangkat menuju bandara. Dan sampai di Jogja mereka pun tak ada istirahat.
Lagipula Bu Dewi yakin Rama tak akan berbuat macam-macam pada Anya yang sedang hamil. Karena cucu di kandungan Anya itu sangat pintar.
"Cucu Oma, jaga bunda kamu. Kalau ayah kamu macam-macam sikat saja." kata Bu Dewi sebelum tidur.
Rama hanya terkekeh mendengar ucapan ibunya. Diapun memandang perut Anya dengan perasaan takjub.
Ada anaknya di dalam rahim wanita yang dicintainya itu.
"Hai, sayang. Kamu lagi ngapain di dalam sana?" tanya Rama tepat di perut Anya.
"Kamu itu memang anak pintar, bahkan ayah bunda kamu gak berkutik karena keinginan kamu." kata Rama sambil tersenyum namun matanya berkaca-kaca.
Akhirnya dia bisa berada sedekat ini dengan calon anaknya
Dia masih ingat tadi saat Anya membukakan roti untuknya. Rama biasanya tak bisa memakan roti selain roti kacang hijau pun akhirnya bisa menelan habis roti yang disuap Anya. Bahkan Rama bisa memakan beberapa sendok nasi goreng tapi harus bekas makan Anya.
Begitu juga dengan susu yang dibawa Anya tadi. Entah kenapa tiba-tiba Rama menginginkan untuk meminum susu itu tetapi harus yang bekas Anya minum.
Akhirnya Anya mengalah dan memenuhi permintaan Rama. Walaupun wajahnya terlihat kesal, namun Anya tetap membantu merawatnya.
Dan sejak tadi Rama belum ada memuntahkan isi perutnya lagi. Bu Dewi pun merasa lega dan bersyukur Anya mau menemani Rama.
"Maafkan ayah, ya sayang. Harusnya kamu hadir dengan cara yang benar. Ayah terlalu mencintai bundamu dan takut kehilangan bunda kamu." kata Rama sambil menahan tangisnya.
"Tapi ayah janji, ayah gak akan nakal lagi sama bunda. Ayah bakalan nurut apa kata bunda. Kamu juga harus jadi anak yang baik, jangan menyusahkan bunda. Cukup ayah saja yang kamu bikin repot." kata Rama sambil mengelus lembut perut Anya.
Tanpa Rama sadari, Anya terbangun dan mendengar semua ucapan Rama.
"Mas, kenapa belum tidur?" tanya Anya
Rama yang melihat Anya sudah terbangun pun segera meminta maaf.
"Maaf, mas ganggu kamu tidur ya? Mas cuma mau menyapa anak kita." kata Rama dengan takut-takut. Tangan dengan cepat menyeka air matanya. Dia tak mau jika Anya melihatnya menangis, dia tak mau menjadi Rama Sad Boy di depan Anya.
"Udah malam, mas. Istirahatlah, baru enakan jangan banyak tingkah dulu." kata Anya dengan galak.
Rama yang takut jika Anya akan marah pun akhirnya mengangguk dan menurut.
Dia pun segera berjalan ke arah sofa sambil membawa tiang infusnya dan berbaring menghadap Anya.
Anya yang merasa kesal pada Rama pun membalikan badannya, memunggungi Rama dan kembali tidur.
Rama menatap sendu punggung wanita yang dicintainya itu. Rama tak masalah jika Anya selalu memunggungi dirinya, karena dia akan selalu berada di belakang wanita itu dan menunggu hingga wanita itu akan berbalik dan memeluknya.
❤️❤️❤️
Mohon dukungannya ya.
Jangan lupa likenya 🤗
Semoga aja Anya gak bikin aneh2 lagi ya pak Rama, pasti dah kangen kan baut jenguk si triplet /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
masa ada tf gaib segala..
😀😀😀❤❤❤❤
laki2 marukkkk...
pasti istri tua pak mirza..
❤❤❤❤❤❤
lanjutttt
sebenarnya kasihan zeline , anak itu gak bersalah, tapi sayang karena didikan emaknya , dia menjadi anak yg sombong??
jengkel juga bacanya klo sikap Rama msh berat kemantan dan sembunyi dri istrinya sendiri...