Istri Serasa Janda

HAPPY READING

🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Malam itu Najwa sangat bahagia tiada tara karena setelah sekian lama, akhirnya dia bisa kembali menghabiskan waktu bersama suami tercintanya diluar. Dia mengenakan knottet maxi dress berwarna hitam polos, serta make up yang natural dan tidak berlebihan.

Kendra mengajaknya kerestoran dengan layanan private outdoor. Mereka menyantap hidangan makan malam dengan suasana romantis dibawah gazebo yang dihiasi tirai-tirai berwarna putih, serta lilin-lilin dilantai yang menambah pencahayaan.

"Bagaimana sayang? Kamu senang tidak, dengan momen dinner kita malam ini?" Tanya Kendra begitu mereka sampai dirumah setelah acara dinnernya selesai.

Najwa tersenyum sumringah. "Bukan hanya senang. Tapi aku sangat bahagia sekali. Sudah hampir satu bulan ini, kamu tidak pernah ada waktu untukku. Dan setiap hari, setiap malam, aku hanya bisa berteman dengan kesepian menunggumu pulang. Aku hanya bisa merindukanmu" Lirihnya dengan tatapan menerawang sendu.

Kendra memeluk Najwa dan mengelus-elus rambutnya dengan lembut.

"Aku minta maaf ya sayang. Saking sibuknya dengan pekerjaan, aku sampai mengabaikanmu. Padahal seharusnya aku ingat, sesibuk apapun, istri dan keluarga tetap nomor satu. Mulai sekarang aku janji, sesibuk apapun dikantor, aku akan tetap selalu punya waktu untuk istri tercintaku ini" Ucapnya yang jujur ada rasa bersalah dalam hatinya, karena harus berbohong pada Najwa yang selalu setia menunggunya, dan sangat mencintainya.

Namun dia harus tetap melanjutkan kebohongannya, karena tidak bisa mengabaikan Leora yang masih ada dihatinya meski setelah tujuh tahun berlalu.

Najwa melepaskan pelukannya, lalu mengacungkan jari kelingkingnya.

"Janji?"

"Janji" Kendra tanpa ragu menautkan jari kelingkingnya pada kelingking istrinya.

Padahal belum tentu dia bisa memenuhi janji yang diucapkannya itu. Namun dia harus melakukannya untuk membuat hati istrinya senang dan tenang.

"Ayo, sekarang kita tidur. Kamu pasti sudah capekkan?" Ajak Kendra menunjuk ranjang besar yang selama ini mereka jadikan tempat untuk tidur. Najwa menahan lengan suaminya.

"Aku belum capek kok. Aku masih sangat kuat. Kamu lupa? Kalau kita sudah lama tidak melakukannya?" Tanyanya dengan tatapan dalam.

"Melakukan apa?" Kendra mengernyit bingung. Dan hal itu membuat Najwa kesal dan mulai gusar, hingga dia hendak berjalan menuju tempat tidur tanpa mempedulikan suaminya lagi.

"Eits tunggu" Kendra menarik lengan Najwa hingga wanita itu tidak bisa lagi melangkah.

"Jangan merajuk dong. Aku hanya bercanda. Tentu saja aku masih sangat ingat. Dan aku ingin, malam panjang dan romantis ini, menjadi malam kita berdua" Kilah Kendra yang sebenarnya baru memahami keinginan istrinya agar Najwa tidak marah lagi.

Najwa tersenyum sumringah dan juga malu memandangi suaminya, yang kemudian membopong tubuh rampingnya keatas ranjang, lalu membaringkannya.

Kendra mencium dan melumat bibir Najwa. Sedangkan tangannya mulai masuk kedalam dress yang dikenakan istrinya. Pertempuran panas mereka pun dimulai. Suara desahan demi desahan pun terdengar.

💮💮💮💮💮

Malam pun berlalu. Dan pagi datang. Najwa yang masih meringkuk dibalik selimut bersama sang suami menggeliat dengan malasnya. Perlahan-lahan dia membuka matanya yang terpejam dari semalam saat dia melayani batin suaminya.

Najwa tersenyum cerah menatap wajah tampan yang sedang terlelap disampingnya. Apa yang terjadi semalam membuatnya sangat bahagia dan merasa sangat dicintai. Suaminya sudah kembali seperti dulu.

Mungkin selama ini dia terlalu insecure. Kendra terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Mungkin pikirannya terlalu sempit hingga bisa berpikir suaminya bersama wanita lain. Semoga setelah ini tidak akan ada lagi kesalah pahaman yang terjadi diantara mereka.

Najwa menyurukkan kepalanya pada dada bidang Kendra, dan memeluk suaminya dengan manja dan penuh kehangatan.

Kendra mengerjab-ngerjabkan matanya yang masih terasa berat untuk terbuka.

"Sayang, tunggu dulu" Najwa menarik dan memeluk suaminya dengan manja saat Kendra hendak bangun. Kendra balas memeluk istrinya.

"Ini sudah pagi. Aku harus siap-siap kekantor. Jadi sekarang aku harus mandi. Kita bisa lanjutkan lagi nanti malam kan?" Ucapnya lembut dan mengerlingkan matanya dengan nakal. Membuat Najwa malu dan gemas hingga dia mencubit lengan suaminya.

"Auww" Seru Kendra mengaduh kesakitan.

"Berani ya kamu mencubitku?" Kendra tersenyum jahil seraya mengacungkan kedua jari telunjuknya, lalu menggelitiki istrinya hingga Najwa tertawa-tawa karena geli.

"Aauww! Ken-Ken, cukup" Pinta Najwa yang sudah tidak tahan lagi dengan rasa geli ditubuhnya, akibat gelitikan suaminya.

"Makanya jangan nakal. Ayo mandi"

"Kamu duluan saja. Aku masih ngantuk. Nanti kalau sudah selesai bangunkan aku saja" Najwa menguap.

"Yakin tidak mau mandi bareng?"

"Kan kita bisa lanjutkan lagi besok" Najwa tersenyum nakal. Membuat Kendra tersenyum gemas sambil geleng-geleng kepala melihat istrinya yang menirukan dialog yang dia ucapkan tadi.

"Dasar" Kendra mencubit hidung mancung istrinya dengan gemas, sebelum dia beranjak dari dipan dan menyambar handuk untuk menutupi tubuh polosnya.

Setelah Kendra meninggalkannya kekamar mandi, Najwa melanjutkan tidurnya. Namun saat dia hendak menuju kealam mimpi, bunyi ponsel mengusik tidurnya.

Najwa membuka matanya kembali dan mencari asal suara yang berada diatas nakas itu. Dia pun terduduk dari posisinya yang semula berbaring untuk mengambil ponsel itu. Itu adalah ponsel suaminya.

Nama yang tertera pada layar ponsel itu langsung membuat matanya terbuka dan rasa kantuknya menghilang seketika.

Leora?

Dia sepertinya tidak asing dengan nama itu. Dimana dia pernah mendengarnya? Iya dia ingat. Itu adalah nama perempuan yang dia lihat bersama Kendra saat direstoran kemarin. Yang menurut pengakuan Kendra adalah teman lamanya.

Kenapa wanita ini menelpon pagi-pagi begini? Apa ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan suaminya? Apapun itu, Najwa yakin itu bukanlah hal yang harus dicurigai. Dia sudah berjanji akan selalu percaya pada suaminya.

Mungkin wanita bernama Leora ini menghubungi Kendra, karena dia sangat membutuhkan bantuan suaminya.

Mendengar cerita Kendra tentang kisah rumah tangga perempuan ini dengan suaminya, Najwa ikut prihatin sebagai sesama wanita dan istri. Beruntung dia memiliki suami seperti Kendra yang tidak pernah menyakiti dan sangat mencintainya.

Bunyi ponsel masih terus berdering. Najwa menatap pintu kamar mandi. Suaminya sedang mandi. Tidak mungkin dia mengganggunya untuk menyerahkan ponsel itu.

Akhirnya Najwa memutuskan untuk mengangkat panggilan suara itu. Tidak masalah kan dia yang menjawab? Bukankah teman Kendra temannya juga? Lagipula selama ini dia juga terbiasa mengangkat panggilan telpon suaminya. Begitu pula sebaliknya.

"Selamat pagi Ken. Apa kabar? Pasti kamu baru bangun tidur ya? Semoga tidurmu semalam nyenyak" Suara lembut dan ramah seorang wanita diseberang sana langsung terdengar, begitu Najwa meletakkan ponsel itu didaun telinganya.

"Maaf kalau aku mengganggumu pagi-pagi begini. Aku hanya ingin bilang terima kasih, karena kamu sudah mengirimkan aku kalung berlian yang sangat cantik. Bahkan setelah aku cari tau, ternyata ini adalah barang limited edition yang harganya mencapai ratusan juta"

Najwa yang hendak menjawab sapaan wanita itu langsung terdiam seribu bahasa. Apa yang dia dengar benar-benar membuatnya shock hingga kepalanya terasa berdenyut.

BERSAMBUNG

Yuk mampir juga ke novel author satu ini. dijamin seru 👍👍