NovelToon NovelToon
Cinta Halusinasi

Cinta Halusinasi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / cintapertama / spiritual / cintamanis
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Mimin01

Dalam labyrinths pikiran yang penuh misteri, Sophia terjebak di antara kenyataan yang menyiksa dan dunia khayalannya yang menawan. Di rumah sakit jiwa tempatnya terperangkap, Sophia menemukan cinta yang begitu dalam dan memikat dengan seorang pria yang hanya ada dalam imajinasinya. Namun, ketika garis-garis antara realitas dan fantasi mulai samar, Sophia harus mempertaruhkan segalanya: kesehatan mentalnya, keberadaannya, dan cinta yang mungkin lebih nyata daripada yang dia bayangkan. Dalam 'Permainan Bayangan', benang-benang antara kewarasan dan kegilaan terjalin dalam teka-teki yang memikat, memancing pembaca untuk menelusuri jalan keluar dari labirin cinta dan kegelapan pikiran yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimin01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kunjungan Mr. Johnson

Ayah Sophia tiba di rumah sakit jiwa dengan langkah yang tergesa-gesa. Dia mengenakan jas hitam yang rapi, wajahnya terlihat tegang dengan ketidakpastian yang menghantuinya. Dokter Lawrence menyambutnya di ruang tunggu dengan senyuman yang ramah namun penuh kekhawatiran.

"Mr. Johnson, saya senang Anda datang," kata Dokter Lawrence sambil mengulurkan tangan. "Silakan duduk. Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan tentang Sophia."

Mr. Johnson meraih tangan dokter dengan cemas. "Tolong, Dokter, beritahu saya apa yang terjadi dengan Sophia. Saya sangat khawatir tentang keadaannya."

Dokter Lawrence membimbing Mr. Johnson ke ruangannya dan mereka duduk di seberang meja. "Pertama-tama, saya ingin meyakinkan Anda bahwa kami telah merawat Sophia dengan baik di sini. Namun, kondisinya memerlukan perhatian khusus."

Mr. Johnson menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Apa yang terjadi, Dokter? Apa penyebabnya Sophia bisa masuk ke sini?"

Dokter Lawrence mengangguk, memulai penjelasannya dengan penuh perhatian. "Sophia mengalami serangkaian peristiwa traumatis dalam hidupnya, termasuk kehilangan yang signifikan dan tekanan mental yang besar. Ini telah menyebabkan gangguan mental yang cukup serius."

Mr. Johnson menutupi wajahnya dengan tangannya, merasakan kepedihan yang mendalam. "Oh Tuhan, saya tidak pernah berpikir bahwa dia akan mengalami sesuatu seperti ini. Apa yang bisa saya lakukan, Dokter?"

Dokter Lawrence mencoba menenangkan Mr. Johnson dengan suaranya yang lembut. "Yang terpenting sekarang adalah dukungan dan pemahaman Anda. Sophia membutuhkan orang-orang yang dicintainya untuk membantunya melewati masa sulit ini."

Mr. Johnson mengangguk, mencoba menyerap informasi yang diberikan dokter. "Apakah ada harapan bagi Sophia? Bisakah dia sembuh dari kondisinya?"

Dokter Lawrence memberikan senyuman penuh harapan. "Tentu saja, Mr. Johnson. Dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang kuat dari keluarga dan teman-temannya, ada peluang besar bagi Sophia untuk pulih sepenuhnya."

Mr. Johnson merasa sedikit lega mendengar hal itu, tetapi masih terus merasa cemas. "Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu Sophia?"

Dokter Lawrence menunjukkan kepadanya beberapa saran yang berguna. "Yang terpenting, Anda perlu memastikan bahwa Sophia merasa didukung dan dicintai. Cobalah untuk terlibat secara aktif dalam perawatannya dan jangan ragu untuk mencarikan bantuan profesional jika diperlukan."

Mr. Johnson mengangguk dengan tulus, bersumpah untuk melakukan segala yang dia bisa untuk putrinya. "Terima kasih, Dokter. Saya akan melakukan yang terbaik untuk Sophia."

Dokter Lawrence tersenyum. "Saya tahu Anda akan melakukannya, Mr. Johnson. Sekarang, mari kita lihat Sophia bersama-sama."

Mereka berdua meninggalkan ruangan dokter dan menuju ke kamar Sophia. Mr. Johnson merasa tegang saat dia mendekati pintu, tidak sabar untuk melihat putrinya.

Saat mereka memasuki kamar, Sophia terbaring di tempat tidur dengan mata tertutup. Wajahnya pucat dan terlihat lelah, tetapi ada ketenangan yang terpancar dari ekspresinya.

Mr. Johnson menghampiri tempat tidur Sophia dengan hati yang berdebar-debar. Dia duduk di samping putrinya dan menggenggam tangannya dengan lembut. "Sophia, sayangku," bisiknya dengan suara penuh kasih. "Ayahmu di sini bersamamu. Ayo, bangunlah."

Sophia membuka matanya perlahan-lahan, melihat wajah ayahnya dengan lemah lembut. Senyum kecil terbentuk di bibirnya saat dia melihat ayahnya di sampingnya. "Ayah," gumamnya dengan suara lemah.

Mr. Johnson merasa sedikit lega melihat putrinya sadar. Dia mencium kening Sophia dengan penuh kasih sayang. "Saya di sini, sayang. Saya tidak akan pernah meninggalkanmu."

Dokter Lawrence berdiri di samping mereka, memperhatikan interaksi mereka dengan penuh harapan. "Sophia, kamu punya tamu," katanya dengan lembut. "Ini Ayahmu."

Sophia tersenyum kecil pada dokter, lalu menatap ayahnya dengan mata lembut. "Terima kasih, Dokter," kata Sophia dengan suara pelan.

Mr. Johnson memeluk putrinya erat-erat, merasakan kehangatan dari tubuh kecilnya. "Saya selalu di sini untukmu, Sophia. Kami akan melewati ini bersama-sama."

Mereka berdua berbicara sejenak, saling bertukar cerita dan kenangan yang membawa kebahagiaan bagi keduanya. Mr. Johnson merasa lega melihat putrinya kembali tersenyum, meskipun di tengah kondisi yang sulit.

Setelah beberapa saat, dokter memberi isyarat bahwa sudah waktunya bagi Mr. Johnson untuk pergi. Dia merasa berat hati meninggalkan Sophia, tetapi dia tahu bahwa dia harus memberikan kesempatan bagi putrinya untuk beristirahat.

Dokter Lawrence mengucapkan selamat tinggal kepada Mr. Johnson di pintu kamar. "Jika Anda membutuhkan apa pun, jangan ragu untuk menghubungi saya, Mr. Johnson. Kami akan selalu ada di sini untuk membantu."

Mr. Johnson mengucapkan terima kasih kepada dokter dengan tulus. "Terima kasih atas semua bantuanmu, Dokter Lawrence. Saya sangat berterima kasih."

Mereka berdua meninggalkan rumah sakit jiwa dengan hati yang lebih ringan, meskipun mereka tahu bahwa perjalanan menuju kesembuhan Sophia tidak akan mudah. Tetapi dengan cinta dan dukungan dari keluarga dan teman-temannya, mereka yakin bahwa Sophia akan mampu melewati masa sulit ini dan kembali menjadi dirinya yang sebenarnya.

1
Muhammad Irkham
Salam kenal kak, yuk mari saling dukung
Angela M.
Cerita ini membawa saya dalam perjalanan tak terlupakan.
Asseret Miralrio
Semoga terus terinspirasi dan bisa memberikan karya terbaik untuk kita semua, thor 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!