Sahabatku Maduku

Setelah sejenak Dirga menenangkan pikirannya, ia kembali ke rumahnya dan berbicara dengan Lisa secara baik-baik, ia ingin permasalahan yang terjadi di rumahnya ini segera selesai. 

“Lisa, kesini sebentar aku ingin bicara,” ucap Dirga. 

“Ada apa Mas, “ tanya Lisa penasaran ia lalu menghampiri Dirga yang tengah duduk di tepi ranjang. 

“Lis, apa tidak sebaiknya kita pergi dari rumah ini? Agar kamu lebih tenang,  kalau begini terus aku khawatir dengan kehamilan kamu, “ ujar Dirga halus. 

“Maksud kamu aku harus kembali ke rumah gubuk ku itu Mas? Aku tidak mau Mas, lagipula rumah ini lebih dari cukup untuk ditempati bersama, “ 

“Tapi Lisa keadaan seperti ini membuat ku tidak nyaman kalian akan terus bertengkar seperti tadi dan itu membuat kepalaku sakit,” rengek Dirga. 

“Itu salahmu Mas, kenapa kamu mengijinkan dia kembali kesini!” dengkus Lisa. 

“Aku tidak bisa melarangnya Lisa ini adalah rumah dia ngerti kamu!” Dirga menaikan nada bicaranya. 

“Tapi Mas, ini bukan sepenuhnya rumah dia ini juga rumah kamu yang berarti aku juga punya hak si sini!”

“Kamu ini semakin kesini makin susah di atur rumah ini bukan hak kamu Lisa, yang jelas kamu tidak berhak sedikit pun atas rumah ini! “

“Oh jadi gitu mas,kamu lebih membela dia daripada aku! “

Sudahlah Lisa aku capek berdebat denganmu, “ Ujar Dirga lalu pergi dari hadapan Lisa... 

Usaha Dirga untuk membujuk Lisa untuk meninggalkan rumah ini ternyata tidak berhasil, kesal bercampur emosi memenuhi hati Dirga. Ia ingin  Kemudian mencoba untuk menemui Sandra yang sedang berada di kamar nya untuk membicarakan hal yang sama. 

“San, kamu sudah tidur, “ ujar Dirga sambil mengetuk pelan pintu kamar Sandra. 

“Belum Mas, kamu masuk saja,” Teriak Sandra dari dalam kamar. 

Dirga kemudian masuk ke kamar Sandra, tetapi ia dikejutkan dengan pemandangan yang menyebar matanya penampilan sandra yang sexy membuat mata Dirga membola. Sandra mengenakan gaun malam sexy nan transparan sehingga lekukan tubuhnya terlihat. 

“Sandra, bii—isaa kita bicara sebentar?” ucap Dirga gugup matanya tidak bisa berhenti memandangi Sandra ia tampak lain karena tidak biasanya Sandra mengenakan gaun malam hitam dengan bahan tile yang tipis itu. 

“Silahkan Mas, duduk kamu mau bicara apa?” tanya Sandra, tetapi Dirga hanya mematung tubuhnya tampak kaku dengan suasana yang canggung. 

“Mas, kenapa kamu diam saja?” Ucap sandra sambil menggoyangkan tubuh Dirga yang sedari tadi diam dan tak bersuara. “ Aku ambilkan kamu minum dulu yah mas,” tawar Sandra. 

Ini adalah kesempatan nya untuk memberikan minuman penangkal pelet yang diberikan ibu mertuanya itu. Dengan cepat ia lalu menuangkan air itu ke sebuah gelas. 

“Ini mas, di minum dulu, “ kata Sandra sambil menyodorkan segelas penuh air putih itu. 

“Terima kasih San,” ia lalu tanpa ragu meminum air itu sampai habis tak bersisa. 

Melihat hal itu tentu saja Sandra sangat puas rencananya berjalan mulus seperti yang ia perkirakan 

“Terus kamu mau bicara apa Mas tadi?” Tanya Sandra sambil menggunakan dirga dan duduk di sampingnya, hal itu membuat Dirga jantung berdebar sudah lama ia tidak melihat Sandra secantik ini. 

“Kamu cantik bangat Sandra hari ini, “ Dirga tidak berhenti memandangi wajah cantik istri nya itu. 

“Apa mas?” tanya Sandra sekali lagi ia ingin mendengar sekali lagi pujian untuk dirinya 

“Iya kamu hari ini cantik bangat,” ulang Dirga.. 

“Jadi itu yang mau kamu bicarakan Mas?” canda Sandra

“Tidak bukan itu San, tapi aku benar-benar bergairah melihat kamu, bolehkah aku melakukannya,” ijin Dirga.

Sandra lalu menganggukan kepalanya, lalu dengan perlahan kemudian Dirga mulai melumat bibir tipis Sandra, lelaki itu lalu mulai melepaskan baju Sandra satu persatu nafsunya semakin membuncah tatkala melihat tubuh polos Sandra, 

“Mas…” rintih Sandra karena Dirga mulai menaikan temponya, wanita itu lalu mulai menyamakan tempo  permainan Sandra begitu menawan membuat Dirga semakin bersemangat, tidak pernah Dirga merasakan hal seperti ini sebelumnya pertukaran peluh di malam itu benar-benar memuaskan nafsunya. 

Setelah segalanya selesai Dirga tertidur pulas di ranjangnya sedangkan sandra mulai melancarkan aksinya ia sengaja tidak mengunci kamar nya karena ia tahu pasti Lisa akan mencari Dirga ke kamarnya. 

Saat pagi menjelang, Lisa tidak menemukan Dirga di sampingnya perasaan resah menggelayuti pikiran nya. Ia mencoba untuk menghubungi ponsel Dirga tapi tak kunjung diangkat nya, lalu ia mencoba mencari-cari keberadaan Dirga di ruangan lain yang juga tampak tidak ada. 

“Mbok Minah liat bapak tidak?” Tanya Lisa kepada ARTnya itu yang tampak sibuk menyiapkan sarapan. 

“Pagi ini belu lihat mbak, tapi semalam mbok lihat bapak masuk ke kamar ibu, “ 

Maksud mbok kamar Sandra!! “

“Iya mbak,” ucap mbok Minah ia dengan sengaja mengungkapkan apa yang ia lihat untuk membuat Lisa ke kesal. 

Bak api disiram bensin hatinya sungguh membara mendengarkan perkataan mbok Minah barusan. 

Lalu dengan cepat ia kemudian  kamar Sandra untuk melihat kebenaran yang mbok Minah lihat semalam dan benar saja ia melihat Dirga tengah tertidur pulas di samping Sandra tidak hanya itu bahkan mereka saling memeluk satu sama lain. 

Gurat kemarahan tampak di wajah Lisa ia merasa kecolongan karena Sandra telah berhasil merayu Dirga, kecemburuan yang memuncak telah membutakan logikanya. 

“Mas, sedang apa disini!” bentak Lisa sampai membuat Dirga terbangun dan terkejut. 

“Lisa, apa-apaan kamu ini pagi-pagi sudah membuat gaduh,” timpal Dirga

“Kamu mas yang apa-apaan, aku ini sedang mengandung anak kamu mas, tapi lihat yang kamu lakukan malah enak-enakan bersama wanita itu, “ teriak Lisa sambil menatap tajam Sandra yang masih berbalut selimut. 

“Wanita itu kamu bilang dia ini istriku Lisa kamu tahu itu aku berhak akan dirinya!” teriak Dirga. 

“Mas, tega kamu yah sama aku,” Lisa kemudian berjalan menuju ke kamarnya rasa kesal dan cemburu benar-benar  membakar perasaan. 

“Bagaimana aku harus bersabar aku harus bisa mencuci otak mas Dirga agar cepat-cepat menceraikan Sandra, “ gerutunya.