Kisah seorang gadis cantik, arogan, dan tentunya kaya raya.
Kesombongannya membuat orang-orang takut mendekatinya.
Seketika semuanya hancur tepat di hari pertunangannya, Kania nama gadis itu menemukan adik tiri dan calon suaminya bercumbu di sebuah apartemen.
Sedih, emosi bercampur jadi satu. Kania pulang mengemudi dengan kecepatan tinggi hingga terjadi kecelakaan naas itu.
Kania terlempar dari dalam mobil hingga wajahnya rusak parah dan tidak di kenali.
Wajahnya yang buruk membuat Ari Laksono, ayah kandungnya yang dulu selalu menyanjungnya membuangnya begitu saja karena gengsi.
Bukan cuma itu saja, bahkan dua teman baiknya menjauh karena Kania sudah tidak seperti dulu lagi.
Penderitaan Kania tidak sampai disitu saja, ibunya yang selama ini mengalami depresi tiba-tiba di vonis gagal jantung.
Di tengah kebingungannya mencari uang untuk pengobatan ibunya akhirnya Kania memilih jalan pintas dengan menjual kesuciannya di pelelangan dunia malam.
Hanya ada di @noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 33. MISTERI MULAI TERKUAK.
Beberapa orang cengengesan mendengan perkataan Kania.
"Kamu berani mempermalukanku di depan umum buruk rupa." Erika mengambil air bekas minuman Melinda diatas meja. Belum juga air itu mengenai wajah Kania, kania merebutnya dan berbalik menyiram Erika dari atas kepala.
Air mengalir membasahi sekujur tubuh Erika.
"Kamu benar-benar kurang ajar. Melinda, kenapa kamu hanya diam, bantu aku membereskan buruk rupa ini" Bentak Erika membuat Melinda berdiri.
Belum juga Melinda mendekat, Geby sudah datang menghadangnya.
"Kamu mau apa? coba saja kalau kamu berani menyakiti Kania jangan salahkan aku jika hari ini kamu jadi menu rica-rica restoran ini."
Geby yang sudah siap dengan piring kotor berisi sambel dalam jumlah besar.
"Dasar tidak punya otak, wajar saja kalau kalian hidup di bawah garis kemiskinan. Kelakuan arogan di pelihara." Melinda mengomel tapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu Erika.
Kedua pria bersama yang bersama mereka pun tidak bisa berbuat banyak. Gengsi aduh mulut dengan perempuan apalagi itu di tempat umum.
"Tunggu saja, kalian berdua pasti akan menyesal telah membuat aku seperti ini."
Erika mengambil handphone dari tas kecilnya.
"Hello, Tante lagi dimana? tolong cepat kemari kami sedang ada masalah di restoran."
Kembali Erika menyimpan handphone setelah menghubungi seseorang.
"Sebentar lagi Tanteku datang, aku mau lihat apa kalian masih bisa segarang ini."
"Kania, siapa yang dia maksud Tante? Apa ibu Weni, kalau iya maka tamatlah riwayat kita." bisik Geby di telinga Kania.
"Aku juga tidak tahu, tapi kalau di dengar dari obrolan Erika tadi di telpon seperti tantenya memiliki kuasa besar di restoran ini."
Sebuah mobil datang dan berhenti tepat di depan pintu restoran.
"Erika, kenapa baju dan rambutmu bisa basah seperti ini? Katakan siapa yang melakukannya? tanya seorang perempuan dengan nada meninggi.
"Mereka berdua yang melakukannya." tunjuk Erika pada Kania dan Geby.
Perempuan itu memutar kepala menghadap Kania dan Geby.
"Apa benar kalian yang melakukannya? Tiba-tiba suara perempuan itu melunak tatkala melihat Kania.
"Maafkan saya Tante Carlota. Saya benar-benar menyesal melakukanya andai saja Erika tidak duluan menindas teman kerja kami Wati." balas Kania sementara Geby hanya diam dan menunduk saking takutnya dengan Carlota.
"Apa benar yang dikatakan kania Erika kalau kamu yang memulai keributan disini? Kini Carlota memalingkan wajah kearah Erika.
"Kenapa tante lebih percaya perkataan buruk rupa ini ketimbang kemenakan tante sendiri." Erika mencoba membela diri agar Carlota lebih percaya padanya.
"Keluarga bukan bukan keluarga di sini tidak berlaku sama sekali, salah tetaplah salah. Sekarang jawab dengan jujur kamu yang memulai atau mereka."
Wajah Carlota memerah dengan mata melotot kerah Erika.
"Aku yang memulai."
Plak.....satu tamparan keras mendarat di pipih kiri Erika.
"Tante....." protes Erika sambil memegangi pipinya.
"Sekarang kamu dan teman-temanmu pergi atau Tante menambah hukumanmu?
Saking takutnya, Erika dan ketiga temanya segera pergi. Rencana makan siang mereka akhirnya gagal total.
"Kania, Geby,Wati, Tante benar-benar minta maaf atas kelakuan Erika. Tante janji, lain kali mereka tidak akan mengganggu kalian lagi bekerja."
Ucapan Carlota benar-benar tulus hingga ketiganya merasa tidak enak hati.
"Kania dan kawan-kawan yang harusnya meminta maaf pada Tante karena kami sudah melakukan kegaduh di restoran dan membuat para pelanggan merasa tidak nyaman."
"Betul Tante." Geby dan Wati bersamaan.
"Tidak apa-apa, ini bukan salah kalian. Kalau begitu kalian kembalilah bekerja, layani pelanggan kita dengan baik agar memberi kesan dan mereka kembali lagi kemari."
Carlota menepuk pundak mereka satu-persatu lalu pergi.
"Sungguh bijaksana ibu Carlota itu dia bisa mengesampingkan kekeluargaan diatas kebenaran."
"Mari kita kembali bekerja, jangan biarkan kepercayaan Ibu Carlota sia-sia. Berikan pelayanan terbaik pada pelanggan agar beliau bangga melihat kinerja kita." ajak Kania pada kedua teman sejawatnya.
Ketiganya pun kembali bekerja seperti semula.
Kondisi restoran kembali kondusif seperti biasa. Para pelanggan silih berganti datang untuk menikmati menu makanan dan minuman di restoran itu.
Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang saatnya untuk Kania dan teman-temanya istirahat di gantikan sementara oleh karyawan lain.
"Geby, ayo kita istirahat bel pergantian sudah berbunyi." ajak Kania pada teman barunya itu lalu menggantung apron pada dinding.
Geby mengangguk dan melakukan hal yang sama, menggantung apron miliknya dekat apron milik Kania.
Seperti sebelum-sebelumnya, sebelum ke ruang makan karyawan, Kania dan Geby membersihkan diri terlebih di kamar kecil.
Di pertengahan jalan tiba-tiba sepintas bayangan masuk kedalam ruang yang dulu pernah menyimpan misteri buat Kania.
"Ada apa Kania?
Geby menghentikan langkah kakinya dan turut menatap kearah ruangan itu.
"Tidak ada apa-apa Geby, kamu duluan nanti Aku menyusul."
Geby melanjutkan langkahnya, sedangkan Kania berbalik arah. Dengan hati-hati sekali Kania mendekati ruangan itu dan menempelkan telinga di daun pintu.
Kedua mata kania melotot tatkala mendengar suara perempuan dalam sana sedang menelpon sembari berbisik.
Dengan cepat Kania mengeluarkan handphone dan merekam perbincangan mereka.
"Sedap 86."
Hanya kata itu yang terdengar samar-samar di telinga Kania sebelum langkah mendekat kearah pintu membuat Kania panik dan segera pergi.
Tubuh Kania melemas, pikiran berkecamuk dia benar-benat tidak yakin apa yang barusan dia dengar di ruangan itu.
Misteri yang selama berapa hari ini membelenggu pikiranya sedikit demi sedikit mulai terkuak.
Kania menuju kearah kamar mandi dan mendapati Geby sedang mencuci tangan wastafel.
"Apa yang terjadi kenapa kamu lemas seperti itu? Geby menutup kerang dan melap tanganya dengan handuk.
"Tidak apa-apa, nanti aku ceritakan padamu."
Kania berlalu meninggalkan Geby masuk kedalam kamar kecil.
"Aneh sekali, apa sesuatu sudah terjadi padanya? Geby dengan wajah bingungnya.
Tidak beberapa lama kemudian, Kania keluar.
Keduanya kembali berjalan beriringan menuju ke ruang makan.
Seperti biasa sudah ada beberapa karyawan berkumpul di ruangan itu untuk menikmati makan siang mereka.
Kania dan Geby mengambil piring kosong lalu mengisinya dengan nasi dan lauk.
Setelah dianggap cukup, keduanya memilih kursi kosong lalu duduk di sana.
"Sebenarnya apa yang terjadi Kania, sepulang dari ruangan itu aku lihat moodmu seketika berubah. Apa kamu melihat atau mendengar sesuatu yang mencurigakan di sana?
Sebelum menjawab Kania menoleh ke kiri dan ke kanan. Merasa aman Kania mulai menceritakan semua yang di dengarnya di dalam ruangan itu.
Geby tidak melewatkan satu kata pun yang diucapkan Kania hingga dia tersentak dan kaget sendiri tatkala mendengar siapa orang misterius yang selama ini juga jadi misteri di restoran itu.
"Apa...? Suara Geby bergema hingga membuat para karyawan yang ada di sana tersentak kaget dan mengalikan pandangan mereka.
"Pelankan suaramu."
"Iya maaf." Geby kembali duduk.
"Terus apa rencana kita selanjutnya untuk menyelamatkan restoran ini dari kebangkrutan?
"Aku akan pecahkan misteri ini dan membongkar kedok mereka. Di pecat dari sini itu urusan belakan asal nasib para karyawan bisa di selamatkan. Aku membutuh bantuan mu."
"Kapanpun itu, aku pasti siap." sambung Geby antusias.
Selesai makan keduanya langsung menuju keruangan misteri. Ruangan yang hanya di gunakan sewaktu-waktu itu pun bila ada sesuatu yang penting.
Keduanya mengendap hingga berhenti di depan pintu.
👉MOHON UNTUK DI LIKE, KOMEN, SHARE, DAN BERI BINTANG LIMA AGAR PENULIS LEBIH BERSEMANGAT LAGI MENULIS. TERIMA KASIH.
Lnjut thor..
ada ada saatnya kamu akan merasakan kebahagiaan..
anggap saja ini penebus dosamu di masa² kamu masih sombong ..
fighting
Kmu harus jdi perempuan kuat & tangguh..
Sprtiny medi jodohnya linda..
tetap update
justru si cupu itu kyaknya yg nanti bkal nolongin kania...🤭🤭🤭