Setelah menikah kebahagiaan Alina hanya berlangsung sebentar, ia mendapati grup chat rahasia keluarga suaminya di ponsel Danu yang isi chat nya itu sangat menyakiti hati Alina. Di grup chat yang terdiri dari suami, kakak ipar, bude dan mertuanya itu. Alina dihina fisiknya dan lebih sadisnya ternyata selama ini Danu tidak benar-benar mencintai Alina ia hanya ingin harta Alina. Terlebih lagi ternyata Danu juga miliki wanita simpanan yang merupakan cinta pertamanya. Segala Kebusukan suami dan keluarganya itu akhirnya terbongkar.
Di dalam masa keterpurukannya itu Alina bertemu dengan sosok Raffa yang merupakan teman SMA Alina. Raffa tanpa sengaja mengetahui masalah yang sedang dialami Alina, ia bertekad untuk membantu Alina, dengan terlebih dahulu mengubah Alina menjadi angsa cantik seperti dulu. Agar membuat suami dan keluarga berhenti menghina fisik Alina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon niya_23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
POV Danu
Danu tengah berjalan santai, di jalan yang tidak terlalu ramai, langkahnya penuh kemenangan, hatinya masih bergetar dan rasa puas memenuhi dadanya. Setelah mendengar ketakutan dalam suara Alina yang ia dengar tadi, hal itulah yang ingin ia lihat, ketakutan Alina, suaranya yang gemetar dan melihat Alina tahu bahwa dia tidak akan pernah lepas dari bayang-bayang dirinya.
“Ini baru awal Alina lihat saja nanti..” gumam Danu sambil tersenyum puas.
Ketika ia mantap jalan lurus di depannya, tiba-tiba senyuman itu seketika lenyap begitu saja ketika matanya menangkap sosok yang tak asing di kejauhan sana, ia berlari kecil untuk menghampiri sosok wanita yang ia cari selama ini.
Wanita itu sedang berjalan santai dengan seorang pria, sambil tertawa lepas dan tampak begitu akrab dengannya. Mereka tampak menikmati kebersamaan, seolah dunia hanya milik mereka berdua.
Danu berhenti di tepat di depan wanita itu. Rahangnya mengeras, matanya menyipit penuh amarah.
Wanita itulah yang telah meninggalkannya di saat sedang terpuruk, Wanita yang seharusnya jadi miliknya sekarang.
Tanpa berpikir panjang, ia melangkah mendekat dengan langkah lebar, darahnya mendidih seiring tiap detik yang berlalu.
“Astrid!” Ujar Danu, sambil menepuk bahu wanita itu.
Wanita, yang sedang sibuk berbicara dengan pria di sampingnya itu menoleh seketika. Begitu melihat Danu, wajahnya begitu terkejut Senyum di bibirnya menghilang tergantikan oleh rasa takut.
“Mas Danu?” ujar Astrid dengan mata terbelalak.
Danu mendekat dengan tatapan tajam. “Jadi ini alasanmu meninggalkanku? Kau pergi tanpa sepatah katapun, menjual rumah yang kuberikan, lalu sekarang kau berkeliaran dengan pria lain dan ini apa? apa kamu sedang hamil Astrid?" Ucap Danu ketika melihat perut buncit Astrid.
Astrid menarik napas dalam, berusaha tetap tenang. Pria di sampingnya melirik ke arah Danu dengan dengan tatapan tajam.
“Bukan aku yang meninggalkanmu Mas, tetapi kamu yang pergi tanpa bilang, kamu meninggalkan aku tanpa penjelasan, Mas!” Teriak Astrid.
Danu terkekeh dingin, tapi matanya masih dipenuhi amarah. “Kamu jangan bohong padaku Astrid selama di penjara aku selalu berusaha menghubungimu, tapi ponselmu tidak aktif sebenarnya kami ini kemana hah!”
Astrid menatap tajam ke arah Danu. “Sudahlah, Mas Danu sebaiknya kamu lupakan aku, aku sudah bersama dengan pria itu, bapak dari anak yang kukandung mengerti kamu!”
Danu menggertakkan giginya. Amarahnya semakin membara. “Dasar kau pel*cur bisa-bisanya kamu berselingkuh dariku disaat aku terpuruk padahal aku sudah memberi segalanya kepadamu,” pekik Danu.
Pria di samping Astrid akhirnya angkat bicara, suaranya penuh ketegasan. “Bajingan sebaiknya kamu pergi dari sini! jangan mengganggu istriku lagi Jika kau masih punya sedikit harga diri, lebih baik kau pergi sekarang! Astrid tidak ingin berbicara denganmu lagi!”
Danu menoleh dengan tatapan tajam ke arah pria itu. “Suami?Apa kau tahu seperti apa wanita ini sebenarnya? Dia hanya seorang wanita matre yang hanya bisa memanfaatkan orang lain lalu membuangnya begitu saja!”
“Gue, gak peduli apapun omongan lo,” Dengkus pria itu.
Astrid tetap berdiri tegak, meski ada ketegangan di matanya. “Aku tidak peduli, apapun yang kamu ucapkan Danu. Kau bukan siapa-siapa lagi bagiku."
Danu menatap Astrid dalam “Jika begitu kembalikan semua uang yang sudah aku berikan padamu, termasuk uang hasil dari penjualan rumah dan mobil. Aku mau uangku kembali cepat berikan!”
“”Hah, dasar kamu memang laki-laki mokondo Mas, sebelum dan sesudah masuk penjara tidak ada yang berubah dari mu, selalu memeras uang dari wanita. Apa kamu tidak punya harga diri hah!”
“Kurang ajar beraninya kamu!” Pekik Danu sambil melayangkan tangannya ke udara. Lalu dengan sigap suami Astrid menahan tangan Danu yang akan menampar pipi istrinya itu.
“Jangan coba-coba kamu!” ucapnya lalu tanpa ampun Danu langsung mendapatkan bogem mentah dari pria dengan perawakan besar itu. Setelah puas menghajar Danu keduanya langsung pergi meninggalkan Danu yang tengah terkapar lemah dengan sejumlah luka di tubuhnya. lalu ia berusaha berjalan dan menjauh dari tempat itu walaupun dengan kaki pincang. Hatinya sudah sakit dan sekarang tubuhnya pun ikut sakit.
Ah..sial!! Hidup macam apa ini!” pekik Danu.
Dengan langkah yang terhuyung Danu akhirnya sampai ke ruang Ibunya. “Bu, buka pintunya Bu!” teriak Danu dengan terpogoh.
Seketika Bu Dewi muncul dari balik pintu. “Astaga Danu, kamu kenapa? Kok, babak belur seperti ini?” ucap Bu Dewi khawatir dan langsung membawa Danu masuk ke rumah lalu membaringkan tubuhnya di atas sofa.
“Siapa yang melakukan ini kepada kamu Danu?” Teriak Bu Dewi.
Danu meringis kesakitan sambil memegang lukanya “Suami Astrid yang melakukannya Bu,” jawab Danu.
“Apa? Astrid? Bagaimana bisa dia melakukan itu kepada kamu Danu, ibu pikir dia wanita baik-baik Danu. Padahal kamu sudah memberikan segalanya untuk dia ternyata tidak ada yang lebih baik dari Alina ibu jadi menyesal telah memperlakukan dia dengan buruk hanya karena fisiknya.”
“Sudahlah Bu, Alina juga sama saja dia lebih memilih laki-laki lain di bandingkan aku! dasar wanita kurang ajar lihat saja Alina aku akan buat kamu kembali kepadaku,” Dengkus Danu.
“Ibu setuju Danu, jika kamu kembali kepada Alina. Semenjak kalian bercerai hidup kita jadi susah, jangankan buat jalan-jalan buat makan saja kita sulit tidak seperti dulu apa-apa gampang tinggal minta dan pasti Alina akan memberikannya. Sedangkan Neti kakakmu saja sekarang tidak bisa diandalkan uangnya habis untuk membayar denda kepada perusahaan Alina,” ujar Bu Dewi penuh sesal.
“Tunggu sebentar lagi. Alina pasti kembali pada kita Bu,” janji Danu.
“Apa yang mau kamu lakukan Danu? jangan berbuat kriminal lagi ibu mohon…”
“Sudahlah, Ibu jangan ikut campur masalahku..”
atau ajak raffa seklian
tp aku beda sih dah bilang terakhir yo wes mau SMS mau tlp gk ku anggap kl perlu ganti nmer 😅