NovelToon NovelToon
ARUNA

ARUNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: bund FF

Tidak ada yang bisa memilih untuk dilahirkan dari rahim yang bagaimana.
Tugas utama seorang anak adalah berbakti pada orang tuanya.
Sekalipun orang tua itu seakan tak pernah mau menerima kita sebagai anaknya.

Dan itulah yang Aruna alami.
Karena seingatnya, ibunya tak pernah memanjakannya. Melihatnya seperti seorang musuh bahkan sejak kecil.

Hidup lelah karena selalu pindah kontrakan dan berakhir di satu keadaan yang membuatnya semakin merasa bahwa memang tak seharusnya dia dilahirkan.

Tapi semesta selalu punya cara untuk mempertemukan keluarga meski sudah lama terpisah.

Haruskah Aruna selalu mengalah dan mengorbankan perasaannya?
Atau satu kali ini saja dalam hidupnya dia akan berjuang demi rasa cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bund FF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pangeran dan Upik abu

"Papa darimana sih? Akhir-akhir ini sering banget lembur" tanya Berta pagi ini, mumpung ada kesempatan bertemu dengan suaminya.

"Kerja dong ma. Kamu ini, orang lembur karena kerja salah, orang nggak kerja semakin salah. Terus maunya bagaimana?" tanya Kim sambil memakai dasinya.

Semalam dia pulang sudah terlalu larut, semua orang sudah terlelap saat dia memasuki kamarnya.

"Mama tuh kangen sama papa. Rasanya lama sekali nggak bertemu papa padahal kita tinggal serumah" keluh Berta sembari memeluk suaminya dari belakang. Sengaja dia menggoda suaminya pagi ini karena setiap malam Kim tak pernah nampak.

Menggunakan kaos singlet dengan celana pendek, Berta berusaha membangkitkan gairah Kim.

"Papa bisa terlambat ke kantor kalau mama menahan seperti ini" ujar Kim sedikit tak nyaman, dalam hatinya kembali Selly saja yang ada.

"Nggak apa-apa lah pa, sekali saja terlambat" goda Berta yang sudah menyusupkan tangannya ke bagian sensitif suaminya.

"Tapi ada rapat penting pagi ini sama pak Wendy, ma. Bisa dipecat papa kalau ketahuan terlambat" ujar Kim melepaskan tangan nakal istrinya.

Wanita itu meradang. Sudah sangat terlihat raut bersungut. Lantas mengenakan kimono tidur untuk segera ke kamar mandi. Sementara Kim segera ke meja makan karena memang pagi ini ada rapat penting yang harus dia hadiri.

"Mama mana, pa?" tanya Mina yang hanya melihat papanya turun untuk menghampirinya di meja makan.

"Masih mandi" ujar Kim nampak sedikit bergegas.

"Buru-buru banget sih, pa?" tanya Mina yang masih santai, namun sudah mengenakan seragam sekolahnya.

"Ada rapat, Mina. Kamu bareng papa apa diantar supir?" tanya Kim.

"Bareng papa deh" ujar Mina yang ikut bergegas.

"Ayo cepetan" ujar Kim lagi. Mereka makan dengan sedikit terburu-buru.

"Sudah? Ayo nak" ajak Kim yang sudah menenteng tas kerja dan jas yang belum dia pakai.

"Nggak pamitan sama mama? Tumben" kata Mina.

"Mamamu pasti lama. Pap bisa terlambat nanti. Ayo kita berangkat" ajak Kim.

Mina hanya menurut.

"Pa, kemarin papa kerja?" tanya Mina begitu mereka sudah duduk manis di dalam mobil Kim.

"Tentu saja" jawab Kim dengan fokus pada jalanan.

"Mina bertemu orang mirip banget sama papa di taman yang baru buka itu" kata Mina sambil menelisik wajah Kim, mencari perubahannya saat Mina berkata jujur.

Dan benar saja jika Kim sedikit terkejut, tapi sangat pandai untuk mengembalikan raut wajahnya.

"Mana mungkin. Kemarin dan hari ini, sampai beberapa bulan ke depan akan sangat sibuk karena perusahaan akan meluncurkan produk baru. Semua orang di dalamnya ikut terlibat dan semua sibuk. Mana ada kesempatan untuk jalan-jalan, Mina" kata Kim sangat tegas, Mina tentu percaya.

"Pasti aku cuma salah lihat ya, pa" ujarnya percaya, Kim bisa bernafas lega.

Sudah dekat dengan sekolah, Kim nampak seorang gadis berseragam sekolah sedang berjalan pelan menyusuri jalan. Malah tangannya berbelok untuk sejenak berhenti.

"Aruna" panggil Kim.

Gadis itu sedikit mendekat dalam jarak aman. Lantas sedikit menunduk untuk bisa melihat ke arah Kim yang memanggil.

"Ada apa om?" tanyanya malas, pasti Kim tak akan bertindak aneh karena suasana sedang ramai, dan ada Mina disana.

"Ayo bareng, kita satu tujuan, kan" ajak Kim.

"Tidak. Terimakasih" tolak Aruna lantas kembali berjalan tanpa mau lagi melihat ke belakang.

"Papa ngapain sih? Sudah tahu anak miskin itu belagu, malah diajak nebeng. Males banget aku kalau sampai dia mau masuk ke mobil ini. Bisa sial tujuh turunan tahu, pa" kesal Mina.

"Kamu ini harus sopan dan saling menyayangi dong sesama saudara, Mina" kata Kim kelepasan bicara.

"Siapa yang saudaranya Aruna? Jijik" kesal Mina.

"Maksud papa kan kalian satu sekolah, jadi kan dia juga teman dan saudara kamu" kata Kim yang masih ingin mengejar Aruna.

Tapi malah diserobot oleh seorang pengendara motor yang tak lain adalah Ferdi. Tentu Aruna menaiki motor Ferdi demi bisa menghindar dari kejaran Kim.

Dan Kim hanya bisa menghela nafas kasar karena kehilangan kesempatan untuk berinteraksi dengan anak bungsunya.

"Papanya Mina itu aneh sekali, Fer" kesal Aruna mengadu pada Ferdi.

"Maksudnya?" tanya Ferdi sambil melepaskan helmnya, mereka sudah sampai di parkiran sekolah.

"Dia sering sekali berusaha dekat sama gue. Sumpah gue jadi risih banget" kata Aruna.

Ferdi mengernyit heran, "Sejak kapan dia berlaku begitu?" tanya Ferdi.

"Nggak tahu, nggak inget gue. Tapi akhir-akhir ini sering banget" ujar Aruna.

Belum sempat menjawab, Tyo sudah datang dan berjalan di samping Aruna.

"Hai, pagi" ujarnya dengan senyum ceria.

Ferdi mendecak sebal, Aruna hanya memandang.

"Lo tahu nggak kak, kenapa papanya Mina malah sok dekat sama Aruna?" tanya Ferdi, malah membuat mata Aruna membola.

"Tahu" jawab Tyo singkat.

Aruna dan Ferdi menoleh kompak.

"Hehe, ya kalian kan teman sekelas, wajar sih kalau papanya Mina ingin tahu seperti apa teman anaknya. Iya kan?" jawab Tyo tak enak hati, masak iya mau bilang kalau Aruna juga putrinya Kim di saat yang belum tepat begitu.

"Cg!" Aruna dan Ferdi juga kompak mendecak.

"Kak Tyooo" jeritan Mina membuat Aruna dan Ferdi kembali menarik nafas berat, sementara Tyo menoleh dengan tak enak hati.

"Jahat banget kemarin ninggalin aku di pesta ulangtahunku. Pokoknya aku mau nagih kado" rengeknya manja, tapi melotot saat beradu pandang dengan Aruna.

"Pergi yuk Fer" ajak Aruna.

Tyo tak bisa mencegah kepergian Aruna dan Ferdi, padahal dalam hati sangat ingin bersama Aruna, tapi malah Mina menahannya dengan wajah cemberut.

"Aku harus segera ke kelas, bye Mina" kata Tyo yang sedang tidak mood meladeni manjanya Mina.

"Sebel banget tuh muka" ejek Davin sepagi ini.

"Tahu tuh si Mina, ngekor mulu kayak anak ayam" keluh Tyo sebal.

"Bukannya biasanya gitu?" tanya Davin.

"Gue lagi ada perlu sama Aruna, Vin. Dia tuh ganggu saja" kata Tyo.

"Oh, jadi benar rumor yang beredar kalau si pangeran ini sedang mengejar Upik abu?" tanya Davin.

"Maksudnya?" tanya Tyo heran.

"Sudah santer banget kabarnya, kalau Lo sering jalan sama Aruna, si Upik abu. Kedekatan kalian sudah menjadi konsumsi semua anak di sekolah ini, Tyo. Dan Mina jadi si putri jahat, haha. Ada saja cerita legenda di sekolah ini" Davin bercerita dengan tawa yang lucu.

"Masak sih? Kok gue nggak pernah tahu?" tanya Tyo.

"Ya kan elo lakonnya, masak iya harus dikasih tahu. Bisa buyar dong" kata Davin.

"Tapi sebenarnya, Lo benar-benar lagi deketin Aruna ya? Kok bisa?" tanya Davin.

"Nggak tahu juga, rasanya beda saja waktu lihat Aruna. Kayak nggak seperti cewek lainnya. Dia itu mandiri, tangguh, penuh cerita dan terutama dia itu cantik banget, Vin" ujar Tyo sambil melihat awang-awang.

Davin terkekeh, mengusap wajah Tyo dengan tawa yang masih ada.

"Resek banget sih Lo" kesal Tyo.

"Ya Lo aneh, ada Mina yang cantik dan enerjik malah kesemsem sama cewek batu kayak Aruna. Mana nggak pernah tampil modis. Dia kan buluk banget, Tyo. Ibaratnya, Lo tuh dikasih berlian malah milih batu koral" kata Davin.

"Eits, ini nih pikiran kaum body shamming. Lo nggak pernah tahu gimana Aruna kalau sudah dipermak, Vin. Cantiknya melebihi Mina" kata Tyo saat tahu Aruna dalam keadaan seksi di malam naas itu.

"Masak sih?" tanya Davin.

"Coba sekali-kali Lo perhatiin si Aruna, pasti Lo setuju sama gue kalau dia itu sebenarnya cantik, cuma ya itu, sedikit buluk" ujar Tyo.

"Haha, benar kan kalau dia buluk" tawa Davin menggema.

"Itu cuma karena dia kurang beruntung doang, Vin. Kalau dia sama kayak kita, pasti kalah semua cewek di sekolah ini" balas Tyo sengit, tak terima saja rasanya saat Aruna dihina.

"Oke, gue percaya saja sama orang yang lagi jatuh cinta" goda Davin.

Tyo malah cengar-cengir.

"Aneh" ejek Davin lagi.

1
Azizah Hazli
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!