NovelToon NovelToon
Bos Jutek Itu Suamiku

Bos Jutek Itu Suamiku

Status: tamat
Genre:CEO / Duda / Cintapertama / Berbaikan / Tamat
Popularitas:870.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Edelweis Namira

Ayra tak pernah menyangka bahwa hidupnya bisa seabsurd ini. Baru saja ia gagal menikah karena sang tunangan-Bima berselingkuh dengan sepupunya sendiri hingga hamil, kini ia harus menghadapi kenyataan lain yang tak kalah mengejutkan: bos barunya adalah Arsal—lelaki dari masa lalunya.

Arsal bukan hanya sekadar atasan baru di tempatnya bekerja, tetapi juga sosok yang pernah melamarnya dulu, namun ia tolak. Dulu, ia menolak dengan alasan prinsip. Sekarang, prinsip itu entah menguap ke mana ketika Arsal tiba-tiba mengumumkan di hadapan keluarganya bahwa Ayra adalah calon istrinya, tepat saat Ayra kepergok keluar dari kamar apartemen Arsal.

Ayra awalnya mengelak. Hingga ketika ia melihat Bima bermesraan dengan Sarah di depan matanya di lorong apartemen, ia malah memilih untuk masuk ke dalam permainan Arsal. Tapi benarkah ini hanya permainan? Atau ada perasaan lama yang perlahan bangkit kembali?

Lantas bagaimana jika ia harus berhadapan dengan sifat jutek dan dingin Arsal setiap hari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KALYA TIDAK MAU PUNYA IBU TIRI

Helen awalnya ingin tidak peduli dengan apa yang dilihatnya di depan. Dirinya yang sedari tadi duduk di sofa sambil memainkan ponselnya akhirnya mengangkat kepala, menatap Ayra yang mondar-mandir seperti orang kebingungan.

"Astaga, Ayra. Bisa nggak sih kamu duduk sebentar? Dari tadi aku lihat kakimu kayak nggak bisa diam," Ujar Helen dengan nada frustasi.

Ayra menghentikan langkahnya sejenak, lalu menatap sahabatnya dengan ekspresi panik. "Helen, aku kacau! Aku benar-benar kacau!"

Helen mengangkat alisnya. "Kacau kenapa?"

Ayra menghela napas panjang sebelum akhirnya duduk di samping Helen. Tangannya mencengkeram bantal sofa erat-erat.

"Aku… aku ngajak Arsal menikah," Gumamnya seperti bisikan.

Helen yang baru saja hendak menyeruput minumannya langsung terbatuk. "Kamu apa?" Tanyanya seolah tidak percaya.

"Aku ngajak Arsal menikah!" Ayra menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Helen menatapnya dengan mata membelalak. "Kamu bercanda, kan?"

"Aku berharap ini cuma mimpi, Helen," Rintih Ayra. "Tapi nyatanya itu beneran terjadi."

Helen masih tidak percaya dengan apa yang baru didengarnya. Belum hilang rasa kagetnya karena Ayra menginap di tempat Arsal, sekarang sahabatnya pulang malah membawa berita yang tak ia sangka.

Merasa penasaran, Helen menatap Ayra dengan penuh tanya. "Tunggu, gimana ceritanya sampai kamu ngajak Arsal menikah? Seingatku, terakhir kali kalian ketemu, kamu bahkan nggak mau berurusan sama dia."

Ayra menghela napasnya, merasa semakin ingin menghilang saja dari muka bumi. "Itu semua gara-gara aku lihat Bima sama Sarah di lorong apartemen. Mereka keliatan mesra banget, dan aku… aku emosi! Aku nggak tahu kenapa, tapi saat itu aku cuma pengen membuktikan kalau aku juga bisa bahagia, kalau aku nggak peduli sama mereka!"

Helen menatap sahabatnya dengan ekspresi tidak percaya. "Dan solusi yang kamu pilih adalah ngajak Arsal menikah?"

Ayra mengerang frustasi. "Aku nggak sengaja! Itu keluar dari mulutku begitu aja! Aku bahkan nggak sadar sampai akhirnya aku lihat wajah Arsal yang…"

Ia terdiam sejenak, mengingat ekspresi Arsal saat itu. Tatapan lelaki itu yang awalnya datar, kemudian berubah menjadi sesuatu yang sulit diartikan. Dan yang lebih parahnya lagi, Arsal menanggapinya dengan serius.

"Ya Allah… aku malu banget!" Ayra mengacak rambutnya sendiri. "Aku nggak bisa ketemu Arsal lagi. Aku harus kabur sejauh mungkin!"

Helen terkekeh pelan. "Kamu sadar nggak sih? Dulu Arsal yang ngejar-ngejar kamu, dan sekarang malah kamu yang ngajak dia menikah. Takdir emang lucu, ya?"

Ayra menatap Helen tajam. "Ini nggak lucu!"

Helen tertawa lebih keras. "Buatku sih lucu banget."

Ayra mendesah panjang. Seandainya waktu bisa diputar kembali, ia pasti akan menahan mulutnya agar tidak berbicara sembarangan. Tapi sayangnya, semua sudah terlanjur terjadi. Dan sekarang ia harus memikirkan bagaimana caranya menghadapi Arsal setelah kejadian memalukan itu.

Sementara Ayra yang masih dengan perasaan malunya, Arsal justru sebaliknya. Membayangkan wajah serius Ayra ketika mengajak Arsal menikah hingga wajah panik dan malunya saat menyadari bahwa ia telah asal bicara membuat Arsal tanpa sadar tersenyum samar.

Siapa sangka, ia yang dulu pernah ditolak Ayra kini justru Ayra yang melamarnya duluan.

Arsal duduk dengan punggung tegak di depan laptopnya, kedua matanya menyapu layar yang menampilkan daftar data karyawan di Cerita House Publishing. Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk pelan meja, sebuah kebiasaan yang muncul saat pikirannya dipenuhi sesuatu.

Hingga kemudian, sebuah nama menarik perhatiannya. Almahyra Ghassani. Arsal membuka data diri gadis itu. Tak lupa sebuah foto menyertai data diri Ayra di sudut layar. Gadis itu tidak banyak berubah dari enam tahun yang lalu.

“Aku bawa minuman untukmu,” Suara lembut Amanda terdengar sebelum ia meletakkan segelas kopi dan sepiring kue di meja Arsal.

Arsal menoleh sekilas, kemudian kembali menatap layar.

"Terima kasih," Sahutnya singkat.

Amanda ikut duduk di sofa. Perhatiannya langsung tertuju pada layar laptop Arsal yang menampilkan data seorang perempuan berhijab. Alisnya sedikit berkerut.

"Kamu tampak bahagia, Mas." Amanda mencoba membuka percakapan dengan nada menggoda. "Apa yang sedang kamu lihat? Tidak biasanya kamu tersenyum seperti itu saat bekerja"

Arsal dengan cepat menekan tombol di keyboardnya, menutup tab yang menampilkan data Ayra. Wajahnya kembali datar seperti biasa.

“Hanya pekerjaan,” Jawabnya santai, mengambil gelas kopi tanpa benar-benar meminumnya.

Amanda menghela napas kecil, berusaha menahan perasaan aneh yang mulai merayapi dadanya. Sejak tadi, ia memperhatikan perubahan ekspresi Arsal yang tidak biasa. Lelaki itu jarang sekali terlihat santai atau bahkan senyum-senyum sendiri.

"Benarkah?" Amanda masih berusaha mencairkan suasana. "Jarang-jarang kamuu terlihat senang seperti ini. Jangan bilang kamu sedang jatuh cinta?"

Arsal mengangkat satu alis, menoleh sekilas sebelum kembali fokus pada laptopnya.

"Kamu terlalu banyak menonton drama, Amanda," Balasnya singkat.

Amanda tersenyum tipis, tapi tidak bisa menyembunyikan sedikit ketidaknyamanan dalam hatinya.

Suasana mendadak berubah ketika suara ceria Kalya tiba-tiba terdengar. Kalya baru keluar dari kamar. Gadis kecil itu langsung menghampiri ayahnya.

"Papa!" Kalya berlari kecil mendekati mereka, kemudian berhenti tepat di samping Arsal.

Arsal melirik putrinya sebentar. "Ada apa?"

Kalya mengembungkan pipinya, seolah ingin mengatakan sesuatu yang penting. Matanya beralih ke Amanda, lalu kembali ke Arsal.

"Papa nggak mau nikah lagi, kan?" Tanyanya polos.

Amanda terdiam, sementara Arsal hanya menghela napas, sudah bisa menebak ke mana arah pembicaraan ini.

"Kemarin teman Kalya bilang, kalau punya ibu tiri itu nggak enak," Lanjut Kalya dengan wajah serius. "Aku nggak mau seperti itu, Papa." Kata Kalya. Lalu matanya beralih ke Amanda. "Kalya nggak butuh ibu tiri. Sudah ada Tante Amanda yang menemani kita."

Keheningan sejenak melanda ruangan. Arsal menatap putrinya dengan ekspresi datar, sementara Amanda tampak terkejut.

“Kalya…” Amanda berusaha memilih kata-katanya dengan hati-hati.

Namun, sebelum ia bisa bicara lebih jauh, Arsal meletakkan gelasnya di meja dan menatap putrinya dengan lembut. Tangannya mengusap kepala Kalya pelan.

"Ibu tiri itu nggak selalu jahat, Kalya," Ucapnya dengan suara tenang. "Kamu terlalu mendengarkan perkataan teman-temanmu."

Kalya mengerjapkan mata, masih memperhatikan ayahnya dengan serius.

"Tapi kata Rafi, mamanya sekarang nggak sayang sama dia. Dia bilang kalau ibu tiri itu selalu lebih sayang sama adiknua." Protesnya.

Arsal menghela napas. "Setiap orang itu berbeda, Nak. Ada ibu tiri yang baik, yang bisa menyayangi anak tirinya seperti anak sendiri. Seperti Eyang misalnya. Eyang menyayangi Papa sama seperti Eyang menyayangi Om Fakhri," Ujar Arsal lembut.

Kalya menggigit bibirnya, tampak masih mempertimbangkan kata-kata ayahnya. Lalu, ia menoleh ke arah Amanda yang duduk diam dengan ekspresi sulit ditebak.

"Tante Amanda juga ibu tiri yang baik, kan?" Tanyanya polos.

Arsal terdiam sesaat, lalu tersenyum tipis. Ia menoleh pada Amanda sebelum kembali menatap putrinya.

"Tante Amanda itu tantenya Kalya," Ucapnya dengan nada mantap. "Tentu saja Tante Amanda itu baik dan jadi ibu yang baik untuk Kalya."

"Jadi Papa akan menikah dengan Tante Amanda?"

Arsal tersenyum lagi. "Tidak harus, Sayang. Papa menyayangi Tante Amanda sama seperti Papa menyayangi Om Fakhri. Tante Amanda adalah adiknya Papa."

Kalya tampak berpikir, kemudian mengangguk seolah mengerti. "Jadi Papa nggak akan menikah sama Tante Amanda?"

"Tidak," Jawab Arsal tanpa ragu.

Jawaban itu terdengar tegas, membuat Amanda yang sejak tadi diam akhirnya menunduk sedikit, merasakan sesuatu yang menusuk di dadanya. Ada perasaan yang sulit ia jelaskan.

Padahal, sejak dulu, ia sudah terbiasa dekat dengan Arsal dan Kalya. Bahkan, ia tak pernah keberatan jika suatu saat Arsal benar-benar menjadikannya bagian dari keluarga ini. Tapi sekarang, mendengar Arsal mengucapkannya dengan begitu pasti, Amanda menyadari bahwa selama ini mungkin hanya dirinya yang berharap.

Sementara Arsal, lelaki itu bahkan tak pernah melihatnya lebih dari sekadar ‘tante’ untuk Kalya.

"Tapi Kalya tidak mau punya ibu tiri!" Seru Kalya sambil melipat tangannya dengan wajah cemberut.

Arsal tidak marah. Ia justru tersenyum melihat Kalya yang tampak kesal. "Pun Papa menikah lagi, bukan berarti kamu punya ibu tiri. Kamu bisa panggil dia... Kakak? Bagaimana?"

Kalya menatap ayahnya dengan seksama. "Aku harus masih memikirkannya. Pokoknya aku nggak mau punya ibu tiri." Gadis kecil itu langsung masuk kamar.

Amanda baru saja akan menyusul Kalya. Namun Arsal menahan gadis itu.

"Kamu boleh pulang, Man. Terima kasih sudah menjaga Kalya. Biar dia nanti saya yang urus." Ucap lelaki itu datar.

Gadis itu diam. Matanya menatap Arsal, seolah tidak menyangka bahwa ia baru saja diusir secara halus. "Saya pulang, Mas." Ucapnya pelan lalu segera mengambil tasnya dan pergi dari apartemen Arsal.

"Hati-hati." Kata Arsal tanpa berniat mengantarkan Amanda sampai pintu. Lelaki itu sadar, perkataannya pasti menyakiti hati Amanda. Namun membiarkan Amanda terus berharap padanya juga bukanlah hal yang baik.

Apalagi ia akan segera menikah dengan Ayra, perempuan yang ia benci sekaligus ia cintai.

1
Elizabeth
dri episode pertama sampe hmpir 70 kok tiap bab pasti konflik🤦‍♀️
Elizabeth
𝐡𝐞𝐫𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐚𝐝𝐚 𝐨𝐛𝐫𝐨𝐥𝐚𝐧 𝐤𝐧𝐩 𝐥𝐧𝐠𝐬𝐮𝐧𝐠 𝐬𝐤𝐢𝐩 𝐡𝐚𝐝𝐞𝐡. 𝐥𝐧𝐠𝐬𝐮𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐭𝐨𝐩𝐢𝐤. 𝐲𝐠 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐥𝐚𝐦𝐚 " 𝐲𝐚 𝐦𝐚𝐥𝐞𝐬
Elizabeth
𝐠𝐚 𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐨𝐩𝐚𝐧" 𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐡𝐚𝐛𝐢𝐬 𝐝𝐢 𝐭𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐧𝐠𝐬𝐮𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐚𝐲𝐫𝐚 𝐣𝐠 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐦𝐮𝐬𝐥𝐢𝐦𝐚𝐡 𝐲𝐠 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐦𝐞𝐬𝐤𝐢 𝐛𝐥𝐦 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧 𝐝𝐫 𝐦𝐨𝐛𝐢𝐥 𝐥𝐧𝐠𝐬𝐮𝐧𝐠 𝐧𝐲𝐞𝐥𝐨𝐧𝐨𝐧𝐠 𝐚𝐣𝐚 𝐠𝐚 𝐜𝐢𝐮𝐦 𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐤 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐚𝐩𝐚.. 𝐡𝐞𝐫𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐧𝐲𝐚
Anna Khairurr
Lumayan
Aidil Kenzie Zie
mampir
74 Jameela
ayra terlalu aneh sikapnya iya kali jaman dlu arsal nyakitin dia yo wajar kl ayra mrh..lhaa disini kn yg ngecewain arsal justru ayra..hhm gedeg heran dg modelan org mcm ayra..🥴
Yeni Yeni
aaammiiinnn yg kenceng...
mobile legend
suami istri goblok
mobile legend
bodoh dan terlalu baik beda tipis
mobile legend
aku agk g sreg dgn keras kapala a ayra
mobile legend
ayra ku rasa mmg ada oon oon a dkt...
Khoerun Nisa
allhmdllh aku bc Ampe tamat cm peran utamanya semuanya ngeselin alias GK tegas suami istri itu bikin kesel yg satu lakinya GK tegas ma pelakor trus bininya trlalu sabodoan
Khoerun Nisa
tor LG GK salt ko BS keramas
Shinta Malik Syahn
baguss
SUPRI YATMI
Helen ganggu ajah nih, udah temenin si kalya ajah gih🤣🤣
SUPRI YATMI
akhirnya pecah duren juga mas Arsal🤣🤣
SUPRI YATMI
waduhh Amanda mau jadi pelakor ya kamu terus terang banget kamu itu manda
SUPRI YATMI
semakin menarik ceritanya, lanjut...bacanya
SUPRI YATMI
sama sama gengsinya tinggi itu nama jodoh 🤣🤣
SUPRI YATMI
khilaf sama istri sendiri gpp bang udah halal kok tinggal ijin dulu lah,,,lanjuut bacanya
Edelweis Namira: Dia tu emang mau tapi gengsi karena pernah ditolak🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!